Baginya, Batuk ditempat umum menyalai tata etika saat mengobrol. Apalagi batuk tersedak asap rokok yang di hisap, tentu itu sangat tidak baik.
Mereka semua senyum kecil, begitu juga gadis berjilbab yang mempunyai rasa di hati Iyan, ketika Iyan selesai meminta maaf karena batuk tersedak asap rokok yang dihisapnya.
"Gak apa-apa, Pak. Mungkin Bapak lagi grogi"
Sahutan Vio yang merasakan gestur grogi dari tubuh Iyan. Namun dia tak tahu grogi karena apa!?.
Sony yang sedang minum, malah tersedak air teh sebab bagi Sony, sahutan Vio itu bukti yang tak kan bisa Iyan elak sehingga dia menertawainya saat minum.
"Ngeledek!"
Ucapan Iyan yang tahu jika Sony menertawai karena Vio sudah memergokinya tengah grogi.
Sony tak membalas justru kembali tertawa kecil, begitu juga Vio dan teman berjilbabnya. Akan tetapi saat usai tertawa, Sony spontan langsung berceletuk "Pak Iyan ini!, grogi karena mau kenal kalian".
Wajah Iyan memerah muda, tersenyum meringis yang menandakan sedang menahan malu akan tebukanya rahasia kejujuran rasa penasaran.
Bak gayung bersambut, celetukan Sony tadi membuat Vio yang selesai makan, mengulurkan tangan, berkenalan dengan Iyan "Vio, Pak!".
Iyan menerima tangan itu, menjabatnya dengan berucap "Iyan, tapi jangan panggil Pak, cukup Mas".