Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis and pebisnis

Saya suka menulis apapun itu. Sekarang mencoba untuk memulainya dari nol. Mohon bimbingnya para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Segitiga Cinta Iyan

28 Oktober 2023   19:00 Diperbarui: 28 Oktober 2023   19:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

RASA BARU DI HATI IYAN

Wajahnya berubah, Iyan nampak kesal atas balasan sikap Sony yang tak menjawab sesuai harapan. Dia hanya berucap "Gak apa-apa Son".

"Oh, aku ngerti sekarang" ucap Sony setelah melihat wajah Iyan yang kesal dan menjawab dengan ala kadarnya.

Baca juga: Segitiga Cinta Iyan

"Ngerti apa kamu, Son?" Tanya Iyan penasaran.

Sony hanya tersenyum, menghentikan langkahnya tepat di pintu masuk ruangan kerja mereka, menoleh dengan menjawab "Pasti, kamu mau tahu gadis sales sepeda motor di tenda tadi kan?".

Seketika itu, langkahnya terhenti saat akan membuka pintu ruangan kerjanya, matanya melotot, terhentak akan ucapan Sony yang benar.

"Pantes, tadi kamu berdiri diam mematung, menatap ke arah tenda saat di depan Pintu kantor".

Sahutan Sony yang merangkai tingkah aneh Iyan berujung pada kesimpulan jawaban akan kebenaran maksud yang di tuju.

Membuat tawa manis Iyan tersungging dari bibirnya, menutupi akan rasa malu yang menggelayutinya, sebab sahutan itu bukti kebenaran yang membuat Iyan ketangkap basah.

"Inget, sudah ada Fida"

Sony mengingatkan rasa hati Iyan yang sudah ada nama Fida, seorang bidan cantik yang memberikan rasa dihati Iyan dan menemaninya. Bukan sebagai kekasih juga teman tapi lebih ke rasa cinta yang satu tanpa ikatan utuh.

Iyan paham akan peringatan Sony sebab baginya cinta tak kan pernah terbiaskan tapi rasa baru ini membuatnya masih terbayang akan keingintahuan tentang gadis berjilbab tadi.

"Sudah Son, Ayok kita kerja dulu" ajak Iyan untuk kembali ke ruangan melanjutkan pekerjaan hari ini sembari menunda obrolan untuk nanti.

Mereka sudah di dalam ruangan, duduk di mejanya masing-masing untuk memulai pekerjaan hari ini.

Sony nampak serius dengan monitor komputer di depan, mengetik teliti sebuah laporan penjualan.

Sedangkan Iyan juga menatap monitor, tidak untuk mengerjakan laporan. Dia menatap kosong monitor dengan hanya diam tanpa mengetik meski kedua tangannya melekat pada keyboard.

Rasa dihatinya membuatnya penasaran akan nama. Sebuah nama itu, tempat rasa baru baginya. Rasa berbeda nama tapi sama seperti saat awal mengenal Fida, seorang bidan jilbab cantik namun tak bisa Iyan miliki.

Bahkan Lamunannya sekarang membuat sebuah monitor komputer tak menampilkan tulisan melainkan wajah penuh senyum gadis berjilbab, sales sepeda motor tadi, saat menawarkan sepeda motor kepada pembeli melalui brosur.

"Siapa nama gadis itu?"

Kalimat tanya yang terniang-niang dalam benaknya beriring wajah gadis berjilbab tadi terpampang jelas dalam pikiran.

Namun dibalik rasa itu, Iyan mengerti jika rasanya salah sebab konsekuensi rasa itu berat baginya kelak.

Sebuah rasa yang tak seharusnya ada ketika hatinya sudah dipenuhi rasa kebahagiaan dari seorang gadis baik, Fida.

Hatinya melirih "Untuk siapa sesungguhnya rasaku ini, ku berikan!?".

Hatinya terbagi sekarang, dua gadis berjilbab dengan nama berbeda tapi memiliki rasa yang sama.

Membagi ruang hatinya seimbang bagi kedua rasa dari gadis yang sudah jelas karakter dan namanya serta dari gadis misterius yang belum dia kenal apapun, hanya dari tatapan sekejap mata.

"Ayok, makan!"

Tiba-tiba terdengar Suara ajakan yang membuyarkan angan rasa penasaran Iyan. Tubuhnya kaget, tergopoh-gopoh melanjutkan ketikan saat Sony yang mengajaknya makan, mendekati mejanya.

"Sebentar, Son" jawab Iyan ketika Sony sudah berdiri di mejanya.

Sony melihat monitor komputer Iyan, nampak sebuah kolom laporan yang terisi sedikit. Lantas bertanya "Daritadi cuman dapat itu!?, Ngapain aja kamu ini, Yan".

Iyan menatap Sony, dia tak menanggapi pertanyaan Sony, namun menghentikan kerjaan, mengiyakan ajakan Sony untuk makan.

Mengingat sekarang waktunya jam istirahat kantor dan perutnya sudah berbunyi tanda ingin di isi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun