Iyan tertawa "ha,ha,ha" saat dilihatnya sebuah sisa kulit cabai nempel di gigi Soni. Lantas, berceloteh "Kalau habis makan, gosok gigi dulu, Son. Biar cabai di mulut, tak tumbuh subur".
Sony tersenyum, meringis, segera membersihkan kulit cabai yang menempel di giginya.
"Kamu ini, Yan!, jawab lah pertanyaanku tadi" Ujar Sony dengan perasaan malunya.
Iyan tak menjawab, menyembunyikan rasa kekaguman akan gadis berjilbab itu dari Sony. Dia hanya mengajak Sony "Sudah!. Kita masuk, rapat segera di mulai" sembari tangan merangkul Sony, berjalan masuk gedung kantor menuju ruang rapat di lantai tiga.
Alangkah kagetnya mereka berdua, saat di depan lift terdapat tulisan "Mohon maaf lift sedang rusak".
Dengan kompaknya mereka berumpat "Cok", sebuah umpatan yang biasa dilontarkan anak Jawa timuran, bentuk kekecawan atau kekesalan semata pada keadaan.
Terpaksa mereka berdua menaiki tangga menuju ruang rapat membuat baju mereka yang kering sedikit basah, bau wangi parfum menjadi apek keringat.
Rapat di mulai, Iyan dan Sony yang sudah sampai dan duduk, nafasnya tersengal-sengal. Mereka kurang nyaman dengan baju yang basah dan bau keringat.
"Baumu, Son" canda Iyan dengan tangan menutupi hidungnya.
"Sama" sahut Sony yang juga menutup hidungnya.
Mereka berdua tertawa lepas di tengah rapat bulanan perusahaan hingga membuat para pekerja lain menoleh ke arah mereka dengan pandangan keheranan.