Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writers and socio entrepreneur

Tingkatkan literasi untuk anak indonesia lebih cerdas karena indonesia minim literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Khodam Putut dan Firasat Ayah

28 April 2023   12:16 Diperbarui: 28 April 2023   12:30 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku ingat, aku belum izin ayahku di rumah, beliau pasti menunggguku pulang. Aku mengambil ponselku, ku hubungi ayahku. Hanya berdering tanpa diangkat.  Sedikit lama aku tunggu akhirnya ada jawaban di ujung telpon sana.


"Yah, aku gak pulang Lamongan. Aku minta izin main ke rumah Putut di Madiun karena minggu depan mau ndaki ke Gunung Lawu" ucapku di telpon.


"Madiun??, Gunung Lawu??, Sama siapa??" Tanya ayahku yang cerocos bertanya tanpa jeda seperti ada firasat sesuatu di Madiun dan Gunung Lawu.


"Banyak banget pertanyaan ayah!. Sama teman-teman kampus, ada Putut, Bayu, Raguk dan Bella. Memang ada apa, Yah?" Tanyaku balik ke ayah yang seperti menyimpan firasat.


"Apa gak bisa dibatalin dan pulang ke rumah langsung?, perasaan ayah gak enak daritadi menunggu kamu pulang ke Lamongan. Dua hari lagi suroan, mesti di Madiun ramai dan Ingat loh Gunung Lawu itu sarang demit bahkan ada mitosnya" tanya ayahku, yang mencegahku berangkat ndaki ke gunung Lawu dan menyuruh untuk segera pulang.


"Gak enak sama teman-teman, soalnya sudah janji pergi buat ndaki. Insyahallah, aman, lancar dan selamat, Yah. Minta doanya saja, Yah" jawabku meminta doa ayahku.


"Ya sudah, ayah izinin dan doakan tapi inget jaga tata krama baik lisan maupin perilaku di rumah Putut ataupun nanti di gunung. Sholatnya juga di jaga. Kalau ada apa-apa telpon ayah" pinta ayah mengingatkanku.

Aku menutup telponnya, menunggu Putut datang yang keluar kamar sebentar mengambil makanan untukku dan dirinya. Melihat sekeliling kamar Putut yang besar, merasa kagum, sedikit iri karena memang kamarku kecil. Manusiawi merasa iri akan dunia karena aku hanya manusia biasa.

Saat melihat sekeliling kamar Putut,  pandangan bola mataku berhenti, tertuju pada sebuah foto yang menempel pas di balik pintu kamarnya.

Foto keluarga besar Putut, nampak ia sedang memakai baju kebesaran salah satu perguruan silat yang terkenal di Jawa Timur bahkan Indonesia. Gak usah aku sebut nama perguruannya karena sensitif. Namun bukan itu yang menjadikan foto itu aneh tapi jumlahnya ada lima saudara kandung Putut dengan salah satunya saudara, mohon maaf sedikit cacat fisik.

Penasaran akan fotonya, aku berdiri mendekati Foto itu, tiba-tiba Putut datang membuka pintu kamar untuk masuk ke dalam. Kaget aku!, melihat Putut datang, dengan gelagat tubuh yang menunjukkan salah tingkah kepada Putut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun