"Terima kasih doanya, Vid" sahut Vian.
Obrolan mereka terus berlanjut, satu jam, dua jam bahkan sampai tiga jam sambil mereka menunggu operasinya selesai.
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore itu tandanya sudah tiga jam lebih mereka menunggu, tapi operasinya juga belum selesai. Rasa khawatir dan cemas mehinggapi hati Vian, takut terjadi apa-apa kepada ayahnya.
Perasaan lega dengan sedikit cemas, ditambah bingung bagaimana ia mencari biaya operasi ayahnya masih ada di pikirannya. Vida yang sedari tadi menemaninya terus memotivasi Vian agar tidak putus asa dan mencoba membantu mencari jalan keluar dari kesulitan yang di alami Vian.
"Mas, bukannya lebih baik mas pulang dulu ke rumah. Bersih-bersih rumah dan menyiapkan segala sesuatunya yang dibawa untuk mas menjaga ayah" ucap Vida.
"Kalau aku pulang siapa yang jaga ayah, Vid?" tanya Vian.
"Biar aku dulu mas yang jaga, sambil nunggu kamu datang kesini lagi" Jawab Vida.
"Kamu tidak apa-apa tah? Sementara jaga ayah. Kamu kan juga capek habis kerja sejak kemarin malam, sekarang sampai malam lagi belum pulang" tanya Vian.
"Tidak apa-apa, mas. Kan cuman nunggu sebentar sampek kamu balik ke sini" jawab Vida.
"Kamu kok baik banget, Vid. Apa aku boleh tanya?" Ucap Vian.