Sahabat Karib
Alif sendiri merupakan anak seorang pengusaha kontraktor sukses dan kaya di Lamongan, ia sekarang kuliah di perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya mengambil jurusan teknik sipil.
Waktu cepat berlalu, semuanya telah terpasang, oli motor juga sudah diganti. Motor sudah selesai dan bisa untuk di kendarai.
"Sabar yan, kalau nanti aku bisa bantu, tak bantu angsur," ucap Alif yang sudah mendengar cerita Vian.
"Terima kasih Lif, aku sudah banyak merepotkanmu selama ini," jawab Vian sedikit malu kepada Alif.
"Tidak merepotkan, yan. Nanti malam ikut aku, aku mau kenalkan kamu ke sepupuku," pinta Alif sembari memberikan uang jasa membetulkan motor kepada Vian.
"Aku malu, Lif. Ini terlalu banyak uangmu," jawabnya dengan mengembalikan uang yang lebih tadi.
"Tenang nanti sama aku. Simpen uang ini, anggap itu tip dariku," jawab Alif.
Matahari sudah berada di atas, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas, Alif pun pamit pulang karena siang ini, ia ada janji temu dengan rekan kuliah di Lamongan untuk membahas tugas kelompoknya. Selepas Alif pergi, Vian membereskan semua peralatan bengkelnya. Terlihat senyum di wajah Vian karena hari ini ia mendapatkan uang yang cukup banyak dari sahabatnya untuk membeli beras dan membayar lauk yang tadi. Lantas sebagian uang, bisa ia tabung untuk membayar angsuran ayahnya nanti.
"Terima kasih, Lif. Kamu memang sahabat terbaikku," ucap Vian dalam hati sembari masuk ke dalam rumah.