"Ayah, ayo makan. Semuanya telah siap," ajak vian kepada ayahnya.
Mereka berdua makan dengan lahap meski lauk sederhana yang dimakan. Saat menikmati makanan, sesuap demi sesuap, terdengar suara motor di depan rumah memangil namanya. Vian bergegas keluar, menghentikan makannya untuk melihat siapa yang datang, ternyata Alif yang datang sesuai dengan janjinya untuk membetulkan motor kemarin.
"Masuk, Lif. Duduk dulu, aku sedang makan", pinta Vian kepada Alif.
Alif pun duduk di teras rumah menunggu Vian selesai makan. Selesai makan, ia langsung keluar menemui Alif yang sedari tadi menunggu di teras, menanyakan kerusakkan motornya.
"Motorku tidak rusak, hanya aku mau mengganti lampu depan motor dan oli mesinnya," jawab, Alif
"Udah bawa oli dan lampunya?," tanya Vian.
"Ini yan," jawab Alif sembari memberikan lampu dan oli motor.
Vian mulai mengerjakan, dari melepas body motor sampai membongkar mesin sembari bercerita kepada Alif tentang kondisinya yang harus membayar angsuran di akhir bulan ini. Vian dan Alif sudah menjadi sahabat dekat sejak mereka di SMK, Alif sering membantu Vian baik secara materi maupun moril. Bahkan Alif pernah membayar biaya sekolah Vian saat ayahnya sakit dan sudah tidak bisa bekerja lagi mengelola toko. Karena itu Vian tak canggung lagi menceritakan kondisi yang harus menanggung hutang ayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H