Kota Surabaya, yang dikenal dengan julukan "Kota Metropolitan", adalah kota terbesar kedua di Indonesia. Dengan luas sekitar 335,28 km dan populasi lebih dari 3 juta jiwa pada malam hari, serta lebih dari 5 juta jiwa saat jam kerja, Surabaya berfungsi sebagai pusat ekonomi, perdagangan, dan pendidikan di wilayah timur Pulau Jawa. Surabaya telah ramai diserbu wisatawan dari seluruh penjuru untuk datang dan mengunjungi kota ini. Sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, Surabaya menghadapi tantangan signifikan terkait dengan meningkatnya frekuensi banjir. Banjir di kota ini sering kali dipicu oleh hujan lebat yang berlangsung dalam jangka waktu lama, seperti yang terjadi pada 24 Desember 2024, ketika hujan deras selama empat jam menyebabkan beberapa area terendam air hingga ketinggian mencapai 40 cm.
Dampak Lingkungan
Salah satu dampak yang paling mencolok dari fenomena banjir di Surabaya adalah kerusakan lingkungan. Banjir di Surabaya tidak hanya merusak infrastruktur dan mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, tetapi juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan lokal. Salah satu faktor utama yang menyebabkan banjir di kota ini adalah penumpukan sampah yang menyumbat saluran air, serta penyempitan saluran akibat pembangunan infrastruktur yang tidak terencana dengan baik. Kerusakan lingkungan akibat banjir di Surabaya meliputi pencemaran air dan penurunan kualitas tanah, di mana air yang tercemar limbah dan bahan berbahaya dapat merusak ekosistem perairan dan mengancam kesehatan masyarakat.
Dampak Sosial
Banjir di Kota Surabaya memiliki dampak sosial yang serius bagi masyarakat. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal akibat genangan air yang merusak rumah mereka, hal itu juga memaksa mereka untuk mencari lokasi yang lebih aman. Selain itu, banjir mengganggu aktivitas sehari-hari mereka, termasuk pendidikan dan pekerjaan. Pekerja juga menghadapi kesulitan dalam mencapai tempat kerja karena jalan-jalan yang tergenang air. Ketidakpastian dan stres akibat kehilangan harta benda serta kesulitan dalam menjalani aktivitas normal dapat berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa kelompok rentan, seperti anak-anak, perempuan, dan lanjut usia, sangat terpengaruh oleh situasi ini dan memerlukan perhatian khusus dari pemerintah serta organisasi masyarakat.
Dampak Ekonomi
Meskipun Surabaya merupakan pusat perekonomian, fenomena banjir membawa dampak negatif juga dalam sektor ini. Banjir di Surabaya mengganggu aktivitas ekonomi, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), yang mengalami kesulitan dalam berjualan akibat jalan-jalan yang terendam air. Selain itu, banjir menyebabkan kemacetan di jalan raya, yang selanjutnya menghambat distribusi barang dan jasa. Secara keseluruhan, dampak ekonomi dari banjir di kota ini tidak hanya bersifat sementara, kerugian yang dialami dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.Â
Untuk mengatasi dampak negatif dari fenomena banjir, diperlukan pendekatan yang terencana serta kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Beberapa langkah strategis yang dapat diambil meliputi:
Pertama, Pemkot Surabaya harus menangani banjir dengan pendekatan terintegrasi yang melibatkan semua elemen masyarakat dan pemerintah. Pendekatan ini penting untuk memastikan bahwa semua faktor penyebab banjir ditangani secara bersamaan, sehingga solusi yang diterapkan menjadi lebih efektif dan berkelanjutan. Koordinasi antarinstansi seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan sangat diperlukan untuk menciptakan sinergi dalam pengelolaan air hujan dan normalisasi saluran. Keterlibatan masyarakat juga krusial, edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mencegah penumpukan sampah yang sering menjadi penyebab banjir. Dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan, diharapkan akan tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan. Oleh karena itu, penanganan banjir di Surabaya merupakan upaya kolektif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan kota yang lebih aman dari ancaman banjir di masa depan.
Kedua, Meningkatkan infrastruktur drainase adalah langkah penting untuk mengatasi banjir di Surabaya. Salah satu cara adalah dengan memperlebar saluran air dan menghubungkannya dengan rumah pompa di daerah rawan banjir. Ini akan meningkatkan kapasitas aliran air, memungkinkan penampungan lebih banyak air hujan saat hujan deras, serta mempercepat pengeringan area yang terendam. Perbaikan ini tidak hanya mengurangi risiko genangan, tetapi juga meningkatkan keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Dengan saluran drainase yang lebih baik, aktivitas sehari-hari tidak akan terganggu, dan pencemaran akibat genangan air dapat diminimalkan. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan infrastruktur drainase harus menjadi prioritas pemerintah kota untuk memastikan Surabaya siap menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi warganya.
Fenomena banjir di Surabaya adalah masalah yang harus segera ditangani karena mempengaruhi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat secara bersamaan. Sementara Surabaya tetap menjadi pusat kegiatan ekonomi yang penting, perlu ada upaya bersama antara pemerintah, sektor industri, dan masyarakat lokal untuk mengelola dampak negatifnya. Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan langkah-langkah yang telah dijabarkan, Surabaya dapat terus menjadi kota yang menarik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang serta tetap menjadi pusat aktivitas yang vital di Indonesia.
