Mohon tunggu...
Vira Yuliani
Vira Yuliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Potensi Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu Menggunakan Teknik Perhitungan Location Quotient dan Shift Share

23 Oktober 2024   17:53 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Batas-batas administratif berikut: Sebelah utara, Kabupaten Tanah Bumbu berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Banjar. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, yang memisahkan Kalimantan dengan pulau Sulawesi. Sebelah selatan, berbatasan dengan Laut Jawa, memberikan akses langsung ke perairan yang strategis. Sementara itu, Ssebelah barat, Kabupaten Tanah Bumbu berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Banjar. Posisi geografisnya memberikan Kabupaten Tanah Bumbu keuntungan strategis dengan akses daratan dan laut yang berpotensi mendukung berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan. Batas-batas administratif mencerminkan keragaman lanskap kabupaten yang mencakup wilayah pesisir, dataran rendah, dan area perbukitan, dengan potensi sumber daya alam dan tantangan pembangunan yang unik.

Kabupaten Tanah Bumbu, terletak di Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki luas wilayah sebesar 5.066,96 km. Kabupaten Tanah Bumbu terbagi menjadi beberapa, dengan kecamatan terluas adalah Kusan Hulu mencakup sekitar 31,76% total wilayah kabupaten. Sebaliknya, Kecamatan Kuranji adalah yang terkecil dengan luas 110,42 km atau 2,18% dari total luas. Pada tahun 2023, jumlah penduduk di Tanah Bumbu mencapai 343.741 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk tahunan sebesar 0,76%. Kecamatan Simpang Empat dan Batulicin merupakan kawasan dengan tingkat kepadatan penduduk relatif tinggi.

Perekonomian Tanah Bumbu ditopang berbagai sektor yang memanfaatkan sumber daya alam dan potensi besar dimiliki. Sektor pertambangan khususnya batubara merupakan kontributor utama perekonomian lokal dan beberapa perusahaan pertambangan besar beroperasi di wilayah tersebut. Pertanian dan perkebunan, seperti minyak sawit, karet dan berbagai bahan makanan. Sektor perikanan, perburuan, dan budidaya perikanan berkembang pesat berdasarkan garis pantai panjang dan sumber daya laut melimpah. Industri pengolahan Tanah bumbu yang dikembangkan adalah sektor primer yang menunjang nilai tambah produk lokal. Sektor jasa dan perdagangan berkembang seiring dengan peningkatan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk, terutama Batulicin. Pariwisata berkembang seiring pertumbuhan jumlah penduduk sehingga memerlukan destinasi wisata yang banyak. Infrastruktur pelabuhan Batulicin berperan penting dalam mendukung distribusi barang dan jasa. Namun, Tanah Bumbu menghadapi tantangan dalam hal diversifikasi ekonomi, pengembangan industri hilir, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.

Infrastruktur Kabupaten Tanah Bumbu dalam aksesibilitas memiliki jaringan jalan darat terhubung dengan kabupaten/kota, pelabuhan laut di Muara Teluk Kecamatan Sungai Loban yang menyediakan angkutan barang dan penumpang. Kabupaten Tanah Bumbu telah dilengkapi sinyal telepon seluler dan akses internet yang menjangkau sebagian besar wilayah. Memiliki jangkauan listrik hampir seluruh wilayah termasuk desa. Tersedianya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan posyandu di berbagai kecamatan dan memiliki sarana pendidikan tingkat dasar hingga menengah atas serta beberapa perguruan tinggi. Secara keseluruhan, infrastruktur Tanah Bumbu cukup memadai untuk mendukung aktivitas perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya.

Location Quotient (LQ) adalah metode analisis ekonomi dengan mengukur konsentrasi atau tingkat spesialisasi suatu kegiatan ekonomi suatu wilayah dibandingkan wilayah cakupan besar (biasanya negara). Metode membandingkan pangsa lokasi usaha di suatu wilayah tingkat nasional untuk mengidentifikasi sektor atau basis ekonomi dominan. Nilai Location Quotient lebih besar >1 menunjukkan sektor tersebut lebih terkonsentrasi pada wilayah tersebut dibandingkan rata-rata nasional dan berpotensi menjadi sektor unggulan sedangkan nilai LQ yang kurang <1 menunjukkan bahwa sektor tersebut tidak dapat dikembangkan. Daerah analisis Location Quotient berguna dalam pengambilan keputusan dan perencana ekonomi untuk mengidentifikasi potensi ekonomi daerah, merumuskan strategi pembangunan dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.

Shift Share adalah teknik analisis ekonomi regional yang digunakan untuk mengukur dan memahami perubahan struktur ekonomi suatu wilayah relatif terhadap perekonomian lebih besar (biasanya tingkat nasional) selama periode waktu tertentu. Metode memecah masalah pertumbuhan ekonomi regional menjadi tiga komponen utama seperti komponen pertumbuhan nasional (national growth effect) menunjukkan seberapa besar pertumbuhan regional mengikuti tren nasional, komponen industri (industry mix effect) mengukur kinerja sektor-sektor tertentu di wilayah tersebut dibandingkan dengan tingkat nasional, dan komponen keunggulan kompetitif (competitive effect) menggambarkan seberapa baik suatu sektor di wilayah tersebut berkinerja dibandingkan dengan sektor ama di tingkat nasional. Analisis Shift Share membantu para pembuat kebijakan dan perencana ekonomi dalam mengidentifikasi sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif, memahami dinamika pertumbuhan ekonomi regional, merumuskan strategi pengembangan ekonomi lebih efektif berdasarkan karakteristik dan potensi unik yang mampu dikembangkan.

Potensi wilayah merujuk terhadap keseluruhan sumber daya, kapasitas, dan peluang yang dimiliki dan mampu dimanfaatkan untuk dikembangkan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Konsep potensi wilayah mencakup berbagai aspek, termasuk sumber daya alam (seperti tanah, air, mineral, dan keanekaragaman hayati), sumber daya manusia (keterampilan, pengetahuan, dan budaya masyarakat setempat), infrastruktur (transportasi, komunikasi, dan fasilitas publik), potensi ekonomi (sektor-sektor unggulan, industri, dan peluang investasi), kondisi geografis serta cuaca iklim yang secara unik berubah-ubah. Pemahaman mendalam mengenai potensi wilayah sangat penting bagi pemerintah daerah, perencana pembangunan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan kebijakan strategi pembangunan yang tepat sasaran, berkelanjutan, serta mampu mengoptimalkan keunggulan komparatif daerah tersebut. Analisis potensi wilayah mampu mengidentifikasi peluang pengembangan ekonomi baru, meningkatkan daya saing daerah, menciptakan sinergi antar sektor untuk mendorong pembangunan lebih terintegrasi dan inklusif.

Analisis Perhitungan LQ dan Shift Share digunakan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi wilayah Tanah Bumbu dalam sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Location Quotient menunjukkan sektor-sektor ekonomi yang memiliki konsentrasi tinggi dibandingkan tingkat nasional sementara Shift Share mengukur perubahan ekonomi relatif terhadap perekonomian nasional. Hasil perhitungan Location Quotient menunjukkan sektor hortikultura dan beberapa komoditas seperti cabai rawit, terong, dan semangka memiliki nilai lebih besar >1 yang menandakan sektor lebih terkonsentrasi dan berpotensi menjadi unggulan ekonomi di Kabupaten Tanah Bumbu. Komoditas seperti biofarmaka, tanaman hias, dan beberapa sektor pertanian tidak menunjukkan potensi cukup kuat untuk dikembangkan berdasarkan jumlah nilainya <1. Beberapa komoditas pada sektor perkebunan menunjukkan sektor unggulan karet dan kopi, Adapun komoditas lain menunjukkan komoditas andalan, prosfektif dan tertinggal. Shift Share menganalisis perubahan struktur ekonomi sektor-sektor seperti peternakan (terutama ayam kampung dan itik manila), perikanan tangkap menunjukkan pertumbuhan yang kompetitif berdasarkan data dan perhitungan yang telah dilakukan. Analisis digunakan untuk menentukan sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal lebih cepat dibandingkan tren nasional. Secara keseluruhan potensi unggulan memiliki basis kuat dalam prioritas pengembangan ekonomi dengan memperhatikan pengalokasian sumber daya yang lebih efektif dan perencanaan strategis untuk meningkatkan daya saing regional di Kabupaten Tanah Bumbu.

Berdasarkan hasil analisis dalam saran dan rekomendasi dapat diberikan untuk pengembangan sektor ekonomi Kabupaten Tanah Bumbu, Prioritas komoditas unggulan seperti Pemerintah daerah perlu berfokus terhadap pengembangan sektor-sektor yang memiliki nilai Location Quotient (LQ) >1, seperti hortikultura (Cabai Rawit, Terong, dan Semangka), sektor peternakan (Ayam Kampung dan Itik Manila). Sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi lokal, sehingga perlu ditingkatkan melalui program pelatihan, dukungan infrastruktur, dan akses pasar. Melakukan optimalisasi sektor perkebunan dan perikanan terhadap komoditas seperti karet, kelapa sawit, dan perikanan tangkap yang menunjukkan potensi tinggi berdasarkan analisis Location Quotient dan Shift Share memberikan dampak insentif kepada petani dan nelayan. Peningkatan teknologi pertanian, perikanan, pengelolaan lingkungan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan komoditas prospektif dan andalan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu sektor sehingga perekonomian lebih tangguh terhadap perubahan eksternal. Pengembangan infrastruktur, seperti jaringan irigasi, fasilitas pelabuhan, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan maupun pelatihan sangat penting untuk mendukung pengembangan sektor unggulan dan prospektif. Perhatian terhadap komoditas tertinggal yang tidak menunjukkan potensi pengembangan, seperti beberapa komoditas biofarmaka dan tanaman hias, pemerintah perlu melakukan evaluasi dalam mempertimbangkan konversi lahan ataumenggantinya dengan komoditas lebih prospektif, dan memperkenalkan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas komoditas tertinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun