Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Es Teh di Tengah Malam

15 Desember 2024   06:13 Diperbarui: 15 Desember 2024   06:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang dilisankan akan hilang, yang dituliskan akan abadi. Maka tulislah dan karyamu melawati umurmu. Dokumen SZ

Es teh
Tiba-tiba melakukan gerak tak terduga
Gerakan yang begitu melesat
Bukan di hanya di bumi
Tapi juga di langit yang tinggi.

Es teh yang diteriaki penjualnya
Bukan hanya terdengar
Di telinga ummat manusia
Namun malaikat pun mendengar
Dan ketika kata Goblok itu keluar
Dari si sombong yang tak tahu diri
Manusia dan malaikat menyambut
Dengan doa yang tak terucap
Langsung di jawab olehNya
Yang Maha Kaya
Yang Maha Kuasa
Yang Maha Agung
Yang Maha dari segalanya
Dan terjadilan apa yang terjadi.

Es teh telah mengukir sejarah manusia
Dengan tinta emas yang tak akan luntur dalam hitungan waktu
Terus mengabadi dalam jejak digital
Digigit yang gatal
Dicubit yang bintal
Diclurit yang nakal
Dihabisi yang binal
Es teh
Es teh
Es teh
Tiba-tiba air mataku mengalir.

Jakarta, 15 Desember 2024.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun