Lalu hubungannya demo demo-demo yang dilukakan di Tanah air kita Indonesai kita untuk apa? Kan tidak berkiatan langsung, letaknya juga sangat berjauhan secara geografi. Nah disinilah urgensinya, okelah, kita tidak bica sesama agama, sesama muslim, misalnya, tapi kita kan manusia, masa manusia tidak punya empati pada sesama manusia yang sedang ditindas, dijajah, dihabis, dibom, dihancurkan dan berbagai kekejaman lainnya, yang diperlihatkan secara blak-blakan, tanpa tendeng aling-aling. Esrael benar-benar bajet, sebejatnya. Kejam, sekajam-kejamnya, brutal habis. Lalu kita sebagai sesama manusia berdiam diri gitu, hanya jadi penonton, tak mau bergerak, tak mendokan, tak membela negara yang sedang ditindas itu? Terlalu!
Sementara dalam pembukaan Undang_Undang Dasar 45 jelas-jelas dikatakan " Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dari sinilah titik tolak bangsa Indonesia selalu mendukung perjuangan kemerdekaan Bangsa Palestina.
Esrael itu pejajah, itu tanah  milik bangsa Palestina, bukan tanah mereka. Apapun alasannya Esrael harus keluar dari tanah Palestina, bukan mencaplok tanah-tanah Palestina sedikit-demi sedikit, dan sekarang wilayah Palestina semakin kecil, di tanah kelahirannya sendiri. Sementara wilayah Esrael, semakin luas. Tembok-tembok tinggi yang dibangun zionis Esrael telah membatasi ruang gerak bangsa Palestina, lalu kita berdiam diri gitu?
Apa kata dunia? Perjuangan fisik bagi bangsa Palestina yang sedang dijajah adalah kewajiban bangsa tersebut dan bagi negar sekitarnya wajib membantu kemerdekaan Palestina. Sedangkan negara-negara lain berjuang dengan cara masing-masing, termasuk Indonesai yang jauh dari Palestina, paling tidak menyuarakan  bahwa Penjajahan di manapun dan oleh negara manapun harus dihapuskan, dilawan, karna memang tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan.
Jadi paling tidak, kita bangsa Indonesia berdemo, terus menerus berdemo, sampai Palestina merdeka. Itu cara kita mendukung Palastina. Ikut bersuara pada Amerika serikat yang selalu mendukung Zionis Esrael, tanya kenapa Amerika Serikat mendukung Esrael? Katanya Amerika negara paling demokrasi, tapi ada penjajahan di dunia, malah yang menjajah yang didukung, aneh bin ajaib. Â Kita mendoakan bangsa Palestina untuk kemerdekaan mereka!
Sekecil apapun usaha kita berdemo, di Monas, Â atau di tempat-tempat lain, itu sudah menunjukan dukungan yang kuat untuk bangsa Paletina. Jika pun tidak sampai ke Palestina, paling tidak ketika berdemo, kita bisa membantu sesama anak bangsa, yang sedang mencari rezeki di tempat-tempat demo. Jangan lupa saat demo itu juga terjadi perputaran ekeonomi yang tidak keci. Ibu-ibu dengan jajanan gorengannya, nasi pecel, nasi rames, lontong sayur, ketupat, teh hangat, kopi panas, es teh, jamu-jamuan, topi, embelem, bendera Merah Putih dan bendara Palestina, sorban, peci dan berbagai astribut meramaikan acara tersebut.
Bukankah itu sudah membantu saudara kita sendiri, dengan membeli barang dagangan mereka. Pagi-pagi sarapan di tempat demo, rasanya beda dibandingkan kita sarapan di rumahn sendiri. Ada rasa perjuangan kecil, merasakan orang-orang yang mencari nafkah. Luar biasa. Jadi jangan dibilang, akh demo hanya bikin kemacetan, demo hanya bikin keributan, demo sia-sia dan sebagainya.
Ngapain demo, seperti ga ada kerjaan aja? Â Lah demo itu bekerja, bekerja untuk manusiaan. Itu bukan kerjaan kaleng-keleng. Karena ketika akan demo, keorgasiasian itu bergerak, Aqso Working Group( AWG ) menata panggung, sound sstem, menata bendera, mengatur orang dan sebagainya. Agar para pendemo nyaman dan aman. Jangan lupa, menusia yang terbaik adalah manusia yang mau membela sesamanya, yang berguna bagi sesamanya, yang paling bermanfaat bagi sesamanya dan tentu yang berdoa untuk sesamanya. Jelas dalam setiap kejadian ada hikmah dibaliknya, termasuk demo for Palestina. Pertanyaan sekarang, siapa takut? Demo aja takut, ke laut aja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H