Ini judul bikin serem kali ya? Sementara ini hari ada "lebaran" Anak Yatim atau dengan lebih luas, ada peritiwa besar pada tanggal 10 Muharram, terbunuhnya Husein Ra, Cucunya Rosulullah SAW di Padang Karbala. Di Iran acara tersebut diperingati besar-besaran untuk memperingati sahidnya Husean. Bahkan dengan cara " menyiksa diri", biasanya anak-anak muda, dengan memecut diri sendiri di hadapan khalayak ramai sampai punggung berdarah-darah. Konon semakin sakit, semakin menghayati sakitnya Husein RA. Untuk lebih jelas bisa anda cari di mbah Google atau di Youtube peristiwa tersebut.
Lah lalu hubungnya dengan tulisan ini apa? Ya itu tadi lihat judulnya kok bicara tentang setan. Apa hubunganya setan dengan peristiwa Karbala. Apa hubungnnya setan dengan adanya "lebaran" anak yatim? Tentu banyak pertanyaan yang diajukan. Lagian ngapain sih nulis tentang setan, seperti ga ada bahan tulisan lain aja?
Nah ini asiknya. Kenapa setan? Kok seperti ahli persetanan aja, he he he, jangan-jangan temannya setan, ya teman sesama makhluk Tuhan, tapi musuh nyata bagi keimanan. Padahal setan secara wujud termasuk hal ghaib, tidak kasat mata, tidak nampak dan juga tidak jelas fisiknya, kenapa dibahas? Yang jelas-jelas nyata dan itu fakta saja membuat rumit, pusing, apa lagi yang ghaib, ga percaya?
Coba lihat kasus IKN? Loh kok IKN sih, lah apa hubungannya dengan setan? Semakin ngelantur aja nih. Jangan jangan setan sedang bermain-main dengan IKN? Kok bisa? Kenapa tidak? Setan adalah makhluk paling bisa menggoda manusia dalam segala bidang. Apa lagi kalau soal kekuasaan dan rakus tentang kekuasaan. Maka dengan segala cara setan menggoga para penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya, agar tetap suatu negara dikuasai oleh kroninya, keluarganya atau orang di sekelilingnya. Yang sering disebut KKN.
Tak peduli melanggar UU, aturan, konstitusi dan lain-lainnya. Bila segala macam aturan tidak cocok dengam ambisinya, maka peraturan, UU, konstituisnya dilabraknya, ga peduli. Nah bukankah itu setan namanya, wujudnya manusia, tapi setan ada di dalamnnya. Sepertinya negara itu milik neneknya moyangnya sendiri, sehingga pihak lain tidak diberikan kesempatan untuk berkuasa. Padahal orang lain juga banyak yang pinter, cerdas, amanah, berintegritas yang tinggi, dan tidak ujug-ujug jadi ketua partai dalam hitungan hari, benar-benar karbitan, tanpa berproses.
Kalau bukan anak penguasa mana bisa, kalau bukan karena ambisi yang menggebu-gebu, mana ada di dunia manapun bapaknya sedang berkuasa aktif eh anak-anak jadi-jadian dikarbit sedemikian rupa, sehingga kalangan terkaget-kaget dibuatnya, kok bisa? Kok kenapa jadi begini ini negara? Siapa dia? Ga usah ditanya. Kekuasaanlah yang menjadi manusia yang tadinya lurus-lurus aja, sekarang berbalik seperti setan. Loh kok setan sih? Ya apa lagi? Setan jadi tertuduh, lah biarin aja, kan setannya ga kelihatan alias ghaib.
Walau ada yang kasihan pada setan, setan ga tahu apa-apa tentang mempertahankan kekuasaan, eh dibawa-bawa. Ya ga apa-apa, kan gampang membalikan tuduhan pada setan, tak terbukti, ga ada buktinya menuduh setan. Setan yang awalnya makhluk syurgawi, kemudian terusir karena melakukan kesalahan fatal, melanggar perintah Tuhan, untuk sujud atau hormat pada Adam AS. Mengapa setan menolak sujud pada Adam AS? Karena setan beranggapan bahwa dirinya lebih mulia ketimbang Adam AS. Adam AS terbuat dari tanah, setan dari api. Jadi Api menurut versi setan lebih mulia ketimbang tanah. Padahal dalam empat unsur kehidupan, Api, Tanah, Air dan Udara adalah sama pentingnya, tanpa salah satu unsure kehidupan ini, maka tak ada kehidupan di dunia atau di Bumi.
Nah bukankah banyak orang seperti setan? Merasa diri lebih mulia ketimbang orang lain dan tidak mau menerima kebenaran dari pihak lain, mungkin karena ilmu, wawasannya, pangkatnya, jabatannya, kekayaan, pengikutnya dan lain sebagainya. Makanya bicara tentang setan itu asik juga. Lah jadi panjang nih pengantarnya.
Tadinya kan saya mau bicara singkat tentang setan yang juga berdoa pada Tuhan, dan uniknya walaupun setan terkutuk atau dikutuk Tuhan, tapi doa setan minta dipanjangkan umur sampai kiamat, dikabulkan Tuhan. Kan luar biasa, nah masa manusia yang beriman kok malah takut berdoa atau enggan berdoa, karena takut doanya tak dikabulkan. Padahal Tuhan sudah berjanji " Berdoalah padaKu, niscaya akan Aku kabulkan doamu".
Kembali ke setan, setan saja percaya pada Tuhan, jika ada manusia tidak percaya pada Tuhan, " Terlalu! " Pinjam kata Rhoma Irama. Setan terkutuk saja percaya adanya Tuhan, lah ini manusia yang tidak dikutuk Tuhan, diberikan rezeki oleh Tuhan, hidup di Bumi milik Tuhan, eh Tuhannya ga dipercaya, dianggap ga ada, karena tidak bisa diraba, dirasa oleh penca indera, kan terlalu! Nah orang Aties yang tidak percaya pada Tuha, tentu saja tak akan meminta atau berdoa pada Tuhan, lah Tuhan saja tidak percaya, gimana mau minta atau berdoa pada Tuhan yang tidak dipercayainya?