Oke, lanjut ke perjalanan setapak, bayangkan orangnya ada sepuluh, motornya hanya ada dua, kemudian baru ada tambahan satu motor, jadi tiga, berapa kali balak balik tuh? Hitung sendiri, he  he he. Hujan-hujan, naik motor di jalan setapak di daerah perbukitan, sebelah kiri jurang, jalanannya licin. Saya sampai berkali-kali bilang "hati-hati!" pada pemotor yang saya tupangi. Sambil terus berteriak..." astagfirullah...astagfirullah!" Motor terus aja melaju dijalanan licin tersebut, benar-benar dibuat sport jantung.
Rangsel dipunggu harus dijaga, bila tak ingin terlempar, tangan kiri pegang perut pemotor, tangan kanan jagain rangsel, mulut terus komat-komit antara " astagfirullah dan hati-hati". Bener-benar nih hati mpot-mpotan, maklum, baru pertama kali salama seumur hidup, dan usia sekarang sudah tidak lagi muda, naik motor di jalan setapak, di tengan jalan licin, di perbukitan turun naik, di kampung orang, ya bisa Anda bayangkan sendiri.
Pas motor berhenti, hati sudah girang, eh ternyata belum selesai, masih harus jalan kaki menurun ke posko markas GAZA. Wah bahaya nih, untung masih ingat jaman Pramuka dulu, puluhan tahun yang lalu, langsung inisitif cari kayu untuk dijadikan pegangan atau tongkat. Kalau yang sudah pengalaman di derah sini, mungkin santai aja menghadapinya. Lah ini baru pertama kali sudah di hadapi dengan tantangan luar biasa. Jadi benar Kang Dicky, kalau bukan karena niat berjuang di jalan Allah ngapain repot-repot uzlah?
Harta sudah berlimpah, kok malah ditinggalin untuk membangun markas GAZA seluas kurang lebih 50 Ha, luar biasa! Sekali lagi, Anda bayangkan, dari yang semula jalan setapak semak belukar, sekarang lumayan. Dan hebatnya lagi di tengah hutan ada listrik , bukan dari PLN, tapi dari tenaga Matahari, jadi dlam di posko dan sekitar tenda-tenda tempta tamu menginap tidak kekurang cahaya atau lampu. Jadi di dalam hutan, Anda tidur di tenda , ada cahaya dan aman dari nyamuk, hangat di dalam tanda. Asik bukan?
Lalu untuk apa semua itu? Ya untuk menghadapi akhir zaman. Benarkah akan kiamat? Benarkah kiamat akan tiba? Ya benar, tapi waktunya hanya Allah SWT yang tahu. Perkara mimpi-mimpi Muhammad Qosim dari Pakistan yang menjadi sumber rujukan Kang Dicky, biarlah itu urusan Kang Dicky. Bagi saya pribadi ini adalah pembelajaran, nambah ilmu, pengetahuan, wawasan dan teman. Mengapa tidak? Kalau ga ada GAZA, saya dan teman-teman dari PJMI tak mungkin ke sini, masuk hutan dan tidur di dalam hutan, yang jauh dari mana-mana.
Jadi pengalaman dua hari satu malam, Sabtu dan Minggu tagl 11-12 Maret 2023  yang lalu, benar-benar pengalaman luar biasa. Mengapa? Yaitu tadi, untuk Uzlah, menyendiri jauh dari keramaian untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Ini bukan uzlah biasa, uzlah menghadapi akhir zaman, yang konon menurut Muhammad Qosim dalam mimpinya tidak akan  lama lagi. Bahkan menurut Kang Dicky, nyerempet pemilu 2024 mendatang yang sensitive, saya gak tulis " ramalan" dari Kang Dicky, ba ha ha ha ya. Bisa kontroversi, bisa ada yang marah. Apa lagi yang sudah ga sabar akan pergantian Presiden.  Bagi Kang Dicky sendiri tak ada masalah!
Sudah dulu, karena berita GAZA ini semakin menarik untuk dikaji, karena akan melebar kemana-mana. Di agama, akan ribut tentang aliran sesat dan menyesatkan. Di politik, akan menyangkut Pilpres yang bisa saja timbul gonjang ganjing kalau ramalan disebarkan secara luas. Di ekonomi, akan menjadi semacam wisata religi yang akan membangun perekonomian masyarakat di sekitarnya. Bagi social, di daerah ini akan berkembang kehidupan yang lebih ramai, karena hutan-hutan akan dibuka, dibuat jalan-jalan, padepokan, listrik masuk desa dan seterusnya.
Tentu melihat hasilnya bukan sekarang, puluhan tahun yang akan datang. Jika pun kiamat tidak datang dalam waktu dekat, dan itu jaminan Allah SWT, selama ada yang masih berdzikir, masih menyebut asma Allah, masih banyak orang beribadah, membaca Al Quran, apa lagi menjelang bulan ramadhan, yang balasan orang beribadah berlipat ganda dari Allah SWT, tentu kiamat masih jauh. Namun jangan lupa ada kiamat Sugro, kiamat kecil, yang bisa menimpa siapa saja, yaitu kematian!
Oke GAZA, gerakan akhir zaman, kita lihat dari kaca mata yang positif saja, jangan dari kacamata melihat aliran-aliran yang macam-macam, biarkan itu urusan orang lain, urusan lembaga lain, yang memang urusannya mengawasi berbagai macam aliran, yang tujuan menjaga ummat dari kesesatan aqidah Islam. Kalau saya, sederhana saja, makan ikan asin, sambel terasi, nasi hangat dan lalapan di posko GAZA, nikmat luar biasa. Ada kopi dan jahe instan... rasanya gimana gitu, di tengah hutan, malam-malam masih ketemu pop mie menjelang Subuh, sebuah kenikmantan luar biasa, ternyata syurga ga jauh-jauh amat. Terima kasih.
