Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gegara Belum Booster Tak Bisa Masuk Acara Kompasianival 14

13 Desember 2022   19:02 Diperbarui: 13 Desember 2022   19:14 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hajatan Kompasianival ke 14 di Gedung Bentara Budaya, Sabtu 3 Desember 2022, yang lalu masih teringat selalu, kenapa? Ya karena proses mau sampai ke tempat acara dan mau masuk saja sudah membuat cerita sendiri. Ini kantornya juga lumayan unik tempatnya, adanya di belakang Pasar Palmerah. 

Jika yang tahu bisa langsung nerobos lewat pasar Palmerah di tengah dari arah Utara. Namun yang belum tahu, ya bisa berputar beberapa kali. Bisa lewat tukang buah-buahan, tapi di ujung jalan harus melawan arus sedikit, Ya emoh lah, ngajarin disiplin, terpaksa muter muter lagi.

Sudah tiba di acara, eh ada lagi persyaratan, harus menunjukkan vaksin ke tiga, Booster. Nah loh, ternyata ada beberapa teman yang kebetulan tertahan oleh Satpam karena tidak boleh masuk, sebab belum Booster! 

Vaksin yang ketiga ini menyebabkan beberpa teman kopmasioner  yang kebetulan baru datang sekitar jam 02.00 WIB juga tertahan alias tidak boleh masuk ke acara Konpasianival. Ya kita maklum Pak Satpam, ada beberapa orang, hanya menjalankan tugas, ga boleh masuk ,ya ga boleh masuk, titik.

Nah saya dan teman-teman yang baru datang dan tidak boleh masuk jadi penasaran, dan tanggung, sudah datang jauh-jauh masa ga boleh masuk? Lucunya lagi, ada yang sama dengan saya, sempat muter-mutar juga nyari tempat acara. 

Teman yang datang dari Tangsel dan dan saya dari  Jaktim ketemu, dan sama-sama belum Booster, alasanya juga sama, buat apa lagi? Kan covid sudah mereda? Bahkan ada teman kompasioner yang tidak sama sekali disuntik vaksin, tidak saya sebut namanya.

Dengan teman-teman kompasioner yang sama-sama tak boleh masuk  acara Kompasianival 14 gegara belum vaksin Booster/Dokpri
Dengan teman-teman kompasioner yang sama-sama tak boleh masuk  acara Kompasianival 14 gegara belum vaksin Booster/Dokpri

"Toh saya sehat-sehat saja" Katanya. Teman yang tidak pernah vaksin ini akhirnya pulang lagi, tidak jadi masuk ke dalam acara dan tidak mau " dicolok hidungnya" VCR , Antigen, untuk mengetahui negatif atau positif covid! Nah saya , karena paling senior diantara teman-teman berinisiatif, cari panitia dengan kaos hitam-hitam dengan tanda pengenal yang tergantung di lehernya, ketemu, dan langsung tanpa basa basi diarahkan ke tempat yang ada Antigen.

Seperti kerbau dicocok hidung, kami, beberapa teman kompasioner yang penasaran ikut aja dengan seorang panitia yang membawa ke sebrang jalan dari Gedung Bentara Budaya, ternyata Gedung " mbahnya" Kompasiana, Kompas Gramedia. Ya maklum baru pertama kali ke Gedung ini, persis seperti  orang keder menemukan sesuatu. Tak banyak cincong, ada dokter jaga di sana, langsung saya daftar untuk anti gen dan bayarrRp 75.000, boleh cast, boleh pakai kartu kredit  dll, pokoknya dimudahkan.

Jadi, masuk ke acara Kompasinalnya gratis, namun kena di Antigen, bayar! Sama aja bohong dong. Ya  Tak apa-apa, lah dari pada pulang lagi, sudah jauh-jauh," sikat bleh", kata anak Betawi. Nunggu berapa menit, sekitar kurang lebih 30 menitan, hasil antigen saya keluar via HP, Alhamdulillah negative covid. Coba kalau positif, bisa nangis darah, sudah datang jauh-jauh, sempat muter-muter, lalu positif covid misalnya, itukan sama juga " sudah jatuh ketimpa tangga, eh benjol lagi".

Ya sudah nunggu beberapa teman, yang sudah kompak, padahal baru ketemu saat itu, tapi seperti teman lama yang baru ketemu , langsung akrab! Alhamdulillah, sesama kompasioner sudah sehati. 

Jadi teman-teman baru saya itu, ada yang baru beberpa tahun jadi kompasioner, ada yang belum lama, ya rata-rata generesi melinial, loh saya generasi sebelah sonoan, dan sudah menjadi kompasioner selama 12 tahun, sejak 2010!, sejak masih di Moskow dan sekarang sudah kembali dari Moskow, luar biasa, muji diri sendiri. Padahal nulis di kompasina, ga ada yang bayar. 

Nulis sendiri, edit sendiri, tayang sendiri, eh bila ada apa-apa, ya tanggung jawab sendiri, redaksi kompasiana tidak bertanggung jawab terhadap tuisan yang kita tayang, tapi kok mau ya? Aneh bin ajaib. Nah itulah kompasiana dan kompasioner.

Ini karangan bunga dari kompasioner yang jauh di sana, Australia, tak bisa hadir. Pak Tjip kompasioner paling Ok. Dok. SZ
Ini karangan bunga dari kompasioner yang jauh di sana, Australia, tak bisa hadir. Pak Tjip kompasioner paling Ok. Dok. SZ

Kembali ke kompasianival,  singkat cerita saya dan teman-teman yang tadinya ditolak masuk oleh Satpam, eh bisa langusng masuk, setelah saya tunjukan hasil Antigen yang negative covid, dan teman-teman yang masih nunggu hasil Antigen juga diperbolehkan masuk. Akh dari tadi aja, satu orang yang sudah oke, eh beberapa orang  bisa ikut masuk juga. Siplah.  

Nah karena sudah muter-muter ini perut keroncongan, nyari Bakso ga ada, yang ada di booth,Tekwan, sikaaat!  Asik, panas-panas dan pedas, saya ambil posisi yang  nyaman di taman Bentara Budaya.

Selesai bertekwan, saya baru masuk ke acara di Aula Bentar Budaya, suasana di dalam remang-remang, saya cari tempat duduk, yang suasananya seperti di pantai, selonjoran, sambil tiduran dan menyaksikan panggung yang lagi tampal acara quist. Sebelumnya music live, dan sesudah itu acara dengan Infomo  yang dengan antuisias menjelaskan tentang usaha, baik yang kecil menengah atau besar. Baik yang punya omset ratusan ribu, jutaan dan bahkan yang milyaran, yang ini mungkin berlebihan.

Ternyata banyak juga kompasioner yang bergerak di bidang usaha, yang omsetnya ratusan ribu perhari dan ada juga yang jutaan perhari. Wah keren juga ya kompasioner, masih mau berbagi tulisan padahal sudah punya usaha sendiri dan tidak dibayar.  Nah setelah menyaksikan beberpa sesi, dan sebelumnya saya mendengar acara dari taman, karena sambil makan Tekwan. Kemudian saya undur diri sebelum acara selesai, padahal acara masih jauh sampai malam Minggu. Nah sebelum Magrib saya harus sudah sampai di rumah, kalau tidak, pulangnya bisa muter-muter lagi , ya maklum.

Sebelum diakhiri, ada usulan untuk Kompasianival selanjutnya, agar tempatnya mudah di jangkau, walau itu relatif. Entah di mana, yang penting mudah dijangkau oleh kompasioner yang jauh. Kasihan kan sudah jauh-jauh, eh ga ketemu. Syarat Vaksin/Boosternya di infokan jauh-jauh hari atau dihilangkan, loh acara kawinan anak  Babeh aja bebas tuh? 

Oya usul, gmn kalau kompasiana mengeluarkan kartu anggota dengan kriteria tertentu, tidak semuanya, bisa jebol, misalnya yang paling aktif, yang sudah lama menulis di kompasiana, min 5 tahun dst, kartu anggota tersebut sangat bermanfaat untuk digunakan, dan saya sudah merasakanya, dengan hanya menyebut dari kopasiana, diakui acara resmi, apa lagi kalau punya kartu anggota, wah keren habis! Sekian dulu ceritanya, lain kali bisa disambung lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun