Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Muncul KAMI, Lalu Kita Siapa?

7 September 2020   14:47 Diperbarui: 7 September 2020   15:04 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KAMI yang dideklarasikan pada tanggal yang juga penting dalam sejarah Indonesia, karena di tanggal 18 Agustus 1945, 75 tahun yang lalu PPKI ( Panita Persiapan KemerdekaaIndosia) berhasil memutuskan hal yang sangat penting untuk negara kesatuan republik Indonesia yaitu mengesahkan UUD 1945, mengangkat Ir Sukarno dan Drs Muhammad Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, dan membentuk KNPI, Komite Nasional Indonesia Pusat.

Dengan diambilnya momentum tanggal 18 Agustus oleh KAMI, berarti KAMI memang tak main-main, dan para deklaratornya bukan tokoh sembarangan juga, mereka adalah  tokoh-tokoh nasional yang pernah menjabat semasa aktif di pemerintahan,  dan juga malang melintang dalam perpolitikan.

Lalu kalau ada pertanyaan nakal " Kemarin ketika menjabat, kemana aja ente? " Makanya ada yang bilang ini barisan sakit hati. Biarkan para ahli menilainya. Kalau tulisan ini hanya sekedar dari orang yang awam politik, bukan tokoh, bukan siapa-siapa.

Namun ikut tergugah juga, ini tangan gatel juga melihat munculnya KAMI. Semula akh biarkan saja, toh nanti ujung-ujungnya berdiri partai baru, KAMI, partai KAMI, tapi sudah dibantah oleh salah seorang deklalatornya, "KAMI tak akan menjadi partai!" begitu yang terbaca diberita.

Kalau Kami menjadi partai baru, mungkin, ini kemungkinan loh, akan kalah di awal. Karena apa? Selain baru, pasti kurang pengalaman dibandingkan dengan partai-partai yang sudah lama berdiri, dan membuat partai baru tidak semudah membalik telapak tangan.

Lagi pula jumlah partai di Indonesia sudah begitu banyak, tentu akan lebih sulit bagi pertai baru untuk bergerak ke seluruh Indonesia, bukankah lebih baik gabung dengan partai yang sudah ada? Tapi repotnya bila gabung dengan partai yang sudah ada, paling-paling jadi anggota, susah jadi pengurus inti.

Kembali ke KAMI. Ya siapa yang mau ikut KAMI? Mereka, jelas tak mau ikut, kita apa lagi, yang jangkaunya lebih luas, tentu tak akan mau ikut. Mengapa? Ya karena Kita sudah bukan bagian dari KAMi, bukankah Kita mencangkup kami dan mereka. Kita adalah satu, sedangkan kami bagian dari kita. Nah pusing bukan?

Coba lihat ini, ada KAMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, ada KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, ada kami, bagian dari kita. KAMI, KAMI dan kami.

Sekali lagi, jangan ketukar penggunaannya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, KAMI dalam tulisan ini adalah Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, karena memang ada KAMI, Kau Aku Mereka Indonesia juga. Bukankah Kau, Aku dan Mereka kita juga, Indonesia? Mengapa perlu ada KAMI lagi, lalu Kita ini siapa? Au akh, gelap!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun