Dan hebatnya setelah direnovasi, seperti di Park Kultur atau Gorky Park, VDNH dll, yang tadinya berbayar, sekarang di gratiskan, bayangkan rakyat membayar saja mau, tapi oleh pemerntah Rusia digratiskan dengan fasiliatas lebih bagus, lebih baik. Lebih nyaman. Makanya tak heran ketika referendum 1 Juli 2020, lagi-lagi Putin menang telak.
Buktinya taman-taman yang mulanya masuk harus membayar perkepala 100 rubel, sekarang digratiskan, seperti di Park Kultur, Musium On, Taman Soklniki dan lain lain. Coba saja hitung, perkepala 100 rubel, setiap hari ribuan orang masuk, terutama hari libur, tarulah seminggu, sebulan, setahun, coba berapa pemasukannya, dan itu digratiskan, bahkan ditambah disetiap taman, ada wifi, grastis juga, coba itu. Termasuk di kereta bawah tanah, wifi disediakan, luar biasa.
Kembali ke metro, ini benar-benar menjadi inspirasi buat kita di Indonesia, coba dibuat kereta atau bus yang membuat rakyat terpaksa membacanya, entah itu kata mutiara tokoh, seperti "Jas Merahnya" Bung Karno atau "Tut Wuri Handayani"nya Ki Hajar Dewantara dan lain sebagainya.
Jadi, jangan hanya dibiarkan dinding kosong saja di dalam Bus atau di dalam gerbong kereta, tapi dibuat berbagai macam kutipan kata-kata dari buku-buku yang menjadi Best Selller, misalnya.
Bahkan di pintu bagian dalam pun dibuat kata-kata mutiara tersebut. Ayo siapa yang memulai, AnisBaswedan di DKI Jakarta, Ridwan Kamil di Jabar, Bu Risma di Surabaya atau Gubernur, Wali Kota lainnya?
Ayo mari mencerdaskan bangsa dengan memaksa rakyat membaca di manapun, di Kereta bawah tanah, di kereta antar kota, di Bus Kota dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H