Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa Salah Pohon Sengon Sehingga Menjadi "Kambing Hitam"?

8 Agustus 2019   21:27 Diperbarui: 9 Agustus 2019   07:41 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gila baca orang Rusia tetap bisa membaca di stasiun kereta api bawah tanah, berkat listrik yang tak pernah padam. Foto; Syaripudin Zuhri.

Tiba-tiba pohon Sengon menjadi "primadona" setelah PLN Blackout, mati total se-Jawa dan Bali. Dunia sekitar Jawa dan Bali seperti kiamat, gelap gulita, tanpa warna, hanya hitam kelam kelam yang legam. 

Sampai-sampai orang nomor satu di Indonesia terjun langsung ke kantor PLN dan marah pada Dewan Direkasi PLN. Terjadi dialog singkat antara Presiden Jokowi dengan PLTnya Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani. PLT arisan, dalam berapa bulan terakhir sudah terjadi pergantian PLT 3 kali.

Kasihan memang, baru menjabat menjadi PLT  Dirut sudah kena batunya, tapi apa boleh buat., nasi sudah menjadi bubur, jangan dibuang, mari cari kecap, sambel, bawang, irisan ayam dan sebagainya. 

Jadikan nasi yang sudah menjadi bubur itu, menjadi bubur ayam yang nikmat. Para dewan direksi PLN tak usah mundur, perbaiki saja masalah yang sedang dihadapi, selesaikan, dan cari solusi yang terbaik, sehingga Blackout tidak terjadi lagi.

Memang sih dampaknya luar biasa. Silahkan dihitung saja kerugian yang ditimbulkan, dari mulai kereta bawah tanah yang mati, mati total. Belum lagi yang lainnya, dari perusahaan yang tak bisa bekerja, rumah dengan jutaan pelanggan PLN yang menggunakan internet online, mati total. 

Belum lagi hal-hal yang sepele seperti yang ditampilakan di acara ILC, sampai-sampai acara yang begitu bagus untuk menambah wawasan, yang dibicarakan adalah Ikan Koi....Sejarawan diajak biacara, tapi yang dimunculkan skala begitu kecil, hanya ikan koinya yang mati, lucu habis!

Sudah gitu pohon Sengong jadi kambing hitam dan di ILC, Karny Ilyas becanda, agar pohon sengonnya dihadirkan dalam acara ILC. Ini bener-benar negara menjadi lucu habis. Dulu ada masalah kecedot tiang listrik, yang jadi kembing hitam, benjol seperti bakpau, sekarang ada pohon sengong yang jadi kambing hitam. 

Ini negara kok jadi lucu habis. Listrik yang mati pohon sengong yang jadi kambing hitam? Apa pula ini? Bukankah pohon itu hanya pohon yang tak berpikir. Pohon Sengong ya hanya sebuah pohon yang tombuh dan berkembang, bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Sengaja atau tidak sengaja, itu error karena manusia atau bukan tetap saja sudah terjadi PLN Blackout. Mengapa tidak ditebang? Itulah bangsa ini, seringkali menjadi bangsa yang reaksi, bukan mengantisifasi yang akan terjadi. 

Salah siapa? Kalau mencari tentu saja mudah, loh yang dicari kesalahan, mengapa tidak sebelumnya diantisifasi agar tidak terjadi. Kok bisa ya? Keteledoran manusia? Kesalahan manusia? Biarkan itu pekerjaannya para investigator. Hutang yang banyak, tentu saja punya masalah sendiri.

Di atas kertas PLN untung, tapi karena ada hutang yang belum dibayarkan bisa saja dana tersebut belum masuk ke PLN. Akh sudahlah itu urusan PLN, bagi rakyat tak usah muluk-muluk, yang penting lsitrik menyala dan tarifnya relative murah. Bukan seperti yang sekarang, yang konon mahal, walaupun kemalahan tarif PLN itu juga relative, tergantung persepsi masing-masing.

Gila baca orang Rusia tetap bisa membaca di stasiun kereta api bawah tanah, berkat listrik yang tak pernah padam. Foto; Syaripudin Zuhri.
Gila baca orang Rusia tetap bisa membaca di stasiun kereta api bawah tanah, berkat listrik yang tak pernah padam. Foto; Syaripudin Zuhri.
Bagi golongan menengah ke atas tarif listrik bukan masalah, tapi tarif listrik  itu mencekik bagi rakyat kecil. Makanya untuk menghemat litrik sampai menggunakana lampu-lampu yang super hemat, 5 watt. 

Prihatin memang. Sudah begitu lstriknya byar pret-byer pret, mati hidup mati hidup lagi. Nasib rakyat kecil memang begitu. Namun mau apa lagi yang mau dicari, kecuali selain kambing hitam. Team Direksi PLN memang jadi serba salah, kasihan sya melihatnya. dari atas ditekan, dari bawah dihujat, gara-gara PLN black out.

Lalu bagaimana solusinya? Banyak yang menyarankan agar nuklir harus jadi pilihan PLN, bukan hanya uap, batuybara, air, panas bumi dan lain-lain. Berapa tahun lalu pernah mau dibikin tenaga nuklir di sekitar Gunung Muria, tapi konon juga didemo, karena kwatir akan terjadi seperti yang di Bhopal, India atau seperti di Chernobil, Rusia. Memang kalau terjadi kebocoran radiasi nuklir, bahaya luar biasa, dan menimbulkan penyakit dan kematian perlahan dari ribuan atau jutaan orang yang terkena radiasi tersebut.

Juga kekawatiran yang terjadi seperti nuklir yang sedang dikembangkan oleh Iran, yang sampai saat ini tetap saja ditentang oleh Amerika, walau sudah berkali-kali dibantah oleh pemerintah Iran, bahwa Nuklir yang mereka bangun untuk perdamaian, bukan untuk perang!  

Bahkan mantan Presiden Iran. Ahmad Dinejad,  bilang tentang nuklir  dengan cerdiknya" Bila Nuklir baik, mengapa kami tak boleh memilikinya, dan kalau nuklir itu buruk, kenapa kalian memilikinya?" Padahal Nuklir sudah digunakan oleh Amerika Serikat, Inggri, Perancis, India, Pakistan  dan Esrael, baik itu untuk senjata mapun untuk tujuan damai. Lalu bagaimana dengan Indonesia setelah kejadi PLN Black out Minggu lalu 4-5 Agustus 2019?

Skema stasiun kereta bawah tanah Moskow, disebut Metro. Ada ratusan stasiun di di bawah tanah. Dokumen prbadi.
Skema stasiun kereta bawah tanah Moskow, disebut Metro. Ada ratusan stasiun di di bawah tanah. Dokumen prbadi.
Sebagai rakyat yang bukan siapa-siapa, hanya bisa menunggu dan syukur-syukur pemerintah mulai berani untuk menuju PLN dengan tenaga nuklir. Resikonya memang berat, tapi kalau takut terus menerus, kapan negara ini mau maju? 

Bukankah Negara berkembang seperti India, Pakistan dan Iran sudah mempunyai nuklir? Dengan PLN bertenaga nuklir seperti di Rusia, misalnya, listrik menyala  24 jam, dan tak pernah terdengar ada listrik di Rusia Blackout. 

Hebatnya lagi tariff lsitriknyanya relative murah juga. Sehingga stasiun kereta api di bawah tanah yang jumlahnya sudah lebih dari 200an  stasiun tetap menyala, tetap berjalan dari sejak dibuat sampai saat ini.

Sekedar info, kereta bawah tanah di Rusia sudah dibangun sejak tahun 1935, itu tertulis di salah satu stasiun kereta api bawah tanah Kroposkinkaya, jalur merah, atau jalur nomor1 ( lihat skema Metro). Di bawah tanah itu sudah sampai 15 jalur atau line, dimana setiap jalurnya lebih dari puluhan stasiun di bawah  tanah. 

Hebatnya lagi sampai saat sekarang ini di Moskow masih saja terus membangun stasiun bawah tanah, sambil merenovasi stasiun kereta bawah tanah yang lama, sehingga kesan yang ada setelah direnovasi manjadi lebih modern, dan nuklirnya sudah sampai ke zero aksiden. Keren habis.

Baik, kita kembali ke negeri yang lucu habis, listrik mati pohon sengon menjadi kambing hitam. Solusinya sudah banyak disampaikan, seperti usulan di atas. Kembalikan PLN menjadi salah satu BUMN yang menguasai hajat orang banyak yang sesuai dengan UUD 45 pasal 33 dikuasai Negara full. Semoga saja PLN benar-benar berani menuju ke era PLN yang bertenaga nuklir. 

Mulai dari sekarang dirintis, mumpung pemerintahan baru belum terbentuk, bila tidak sekarang, kapan lagi? Jangan menunggu sampai pohon-pohon sengong lainnya menjadi kambing hitam berikutnya. Saya kasihan dengan pohon sengong, salah apa hingga menjadi kambing hitam? Demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun