Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang Sukses "Pelit"?

9 Juli 2019   15:22 Diperbarui: 9 Juli 2019   15:44 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu contohorang sukses, Najwa Shihab. sumber: radarcirebon.com

Yang ketiga "L" legowo. Legowo kira-kira berarti sikap bisa menerima keputusan, tidak dendam, tidak suudzon, dan tidak curiga. Legowo adalah menerima kondisi yang terjadi sebagai ketetapan Tuhan. (www.tribunjogya.com).

Nah orang yang sukses adalah bukan orang yang mau menang sendiri, tapi juga orang yang mau mengakui kemenangan orang lain dan menyambut baik atas orang yang menang, terlepas dari orang-orang di sekitarnya, yang mungkin saja mendorongnya untuk tidak mengakui kemenangan orang lain. Orang sukses juga orang yang legowo bila mendapatkan sesuatu yang mungkin saja tidak diharapkannya, tapi terjadi padanya.

Keempat "I" Inisiatif. Orang yang sukses biasanya orang yang inistiatif banyak. Banyak sekali inisitif yang timbul dari pikiran atau ide-idenya. Karena orang sukses ketika mendapat tugas atau perintah A, bukan hanya A yang dikerjakan, tapi bagaimana A itu menjadi nilai lebih, bahkan bisa menjadi B, C, D, E dan seterusnya. Hanya dengan satu kata perintah, orang yang sukses akan bergerak ke berbagai arah. Orang sukses bukan robot, yang hanya berjalan ketika mendapat perintah.

Dengan inistif yang dimilikinya, semua pekerjaannya akan menjadi lebih efektif, lebih efesien. Inisitifnya terus menerus bertambah. Ibarat pisau yang diasah, semakin diasah semakin tajam. Atau seperti ketika menulis. Semakin rajin menulis, semakin banyak ide-ide yang muncul dengan sendirinya. Orang yang punya inisiatif tak kehabisan akal, selalu saja ada jalan atau solusi yang dimiliknya.

Terakhir "T" taat. Orang yang sukses biasanya adalah orang yang taat. Taat pada aturan, taat pada asas, taat pada ketetapan yang dilakukannya, taat pada prinsif-prinsif yang dipegangnya. Dan berbagai macam ketaatannya yang dimilikinya. Dan di atas itu semua adalah taat kepada Sang Penciptanya, Allah SWT, Tuhan YME.

Dengan bekal ketaatan yang dimilikinya, orang sukses tidak akan pernah kehilangan arah dan tujuan hidupanya. Orang sukses akan selalu berada dijalan yang lurus, jalan yang sesuai dengan aturan yang berlaku atau sesuai dengan perundang-undangan yang telah disepakati berasama. Dengan demikian orang yang sukses bukan hanya di dunia, tapi juga di akherat, itulah kesuksesan yang sesungguhnya.

Salah satu contohorang sukses, Najwa Shihab. sumber: radarcirebon.com
Salah satu contohorang sukses, Najwa Shihab. sumber: radarcirebon.com
Sebagai tambahan atau bonus dari kata Pelit. Ternyata kata pelitpun bisa dijadikan kata yang bijak, lihat: jagokata.com
  • Karakter umum manusia adalah pelit, termasuk hal yang menjadi kebiasaannya adalah apabila ada orang yang mendekatinya, maka ia akan menjauhinya, dan apabila ada orang yang menjauh darinya, iapun akan mendekati orang itu. - Imam Syafi'i
  • Tidak perlu pelit ilmu. Semua orang bisa memegang gitar yang sama, tidak semuanya akan memainkan lagu yang sama. - Fiersa Besari
  • Kadang, cinta memang menggoreskan luka. Orang-orang yang punya sifat pelit termasuk golongan yang pantas dikasihani dan disantuni. - Netty Virgiantini
  • Jangan pelit buat berbagi ilmu, karena itu nggak akan bikin rugi atau bikin ilmu kita berkurang. Sebaliknya, ilmu kita bakal makin nempel di kepala. Apabila kita membantu. orang lain maka suatu hari nanti saat kita butuh bantuan, yakin deh ada seseorang yang akan membantu kita. - Riawani Elyta

Itulah lima hal tentang mengapa tidak bersedih ketika dibilang P E L I T? Kata itu sudah berubah menjadi positif. Anda bisa menambahnya dengan berbagai kata, sesuai dengan keinginan Anda, tapi dari saya cukup sekian. Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun