Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berkah Demokrasi di Era Reformasi, Pemenang Pilpres Tak Terduga

5 April 2019   21:32 Diperbarui: 6 April 2019   04:36 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa Presiden untuk 2019-2024 masih gelap, tak terduga. Sumber: tribunnews.com

Kedua , Prabowo pun demikian adanya, sama-sama punya kekurangan, yang menurut lawan politiknya, agar tak lupa pada HAM, kasus penculikan, temperamental, serangan yang kurang santun dan lain sebagainya. Dan kalau di dalam keluarga, yang ini mungkin tak penting dan tak akan diangkat, karena itu masalah pribadi, tak ada hubungannya dengan negara dan bangsa. Dan lagi-lagi bila ada Pilpres hal tersebut, diungkit-ungkit lagi, padahal Prabowo sudah tiga kali maju,  baik sebagai cawapres atau capres, dan lancar-lancar saja.

Prabowo memang terlihat emosi, itu terlihat pada debat terakhir yang lalu, sehingga menjadi bahan amunisi pihak lawan untuk menggempur Prabowo, belum lagi serangan gegara ada wanita yang operasi plastic, tapi berbohong mengaku dianiaya, yang sampai sekarang masih "digoreng" habis-habisan. Bisa begitu ya, " hanya" gegera bohong, yang berhubungan dengan masalah pribadi, manjadi begitu luar biasa digorengnya, benar-benar santapan empuk bagi lawan Probowo untuk menyantapnya. Itulah politik.

Jadi memang menarik, dan betul-betul ada tarik menarik dari kedua kubu tersebut, kekuatan gaya tarik menarik ini tak da satupun yang bilang final, semuanya masih bisa cair! Dan disinilah kecerdikan setiap kubu untuk mampu bertahan atau merebut pemerintahan mendatang.

Padahal kalau mau menang gampang, sejahterakan rakyat, buat harga terjangkau oleh rakyat, pendidikan murah, dekat dengan rakyat atau blusukan, dan blusukannya jangan hanya menjelang Pemilu saja. Rakyat sudah bosen dibohongi oleh pendekatan seperti ini, dekat dengan rakyat hanya pada saat pemilu, pemilunya selesai, rakyatpun dijauh lagi.

Lalu apa dan siapa yang layak dipilih rakyat, apakah Jokowi sebagai Petahana akan berlanjut sampai ke 2024 mendatang atau Prabowo akan menang setelah tiga kali maju, baik sebagai cawapresnya Megawati waktu itu atau menjadi Capres 2014 dan 2019 sekarang? Kita lihat saja, pertarungan belum selesai, masih banyak kemungkinan yang terjadi, menariknya sampai saat ini  masih belum ketahuan siapa pemenang Pilpres 2019 mendatang?

Loh kan memang belum nyoblos? Mungkin begitu ada yang bertanya. Inilah hebatanya demokrasi di era reformasi., beda sekali jika dibandingkan demokrasi ala Orde Baru. Di Era Orba, pemilunya masih proses, pemenang sudah dikantongi sang petahana.

Namun disukai atau tidak oleh kedua pendukung, pemilu sekarang ini menjadi lebih menarik untuk terus diamati. Karena klaim kemenangan hanya di atas kertas atau pada survey-survey. Yang jelas rakyat sekarang sudah cerdas, tak mudah dibohongi oleh pencitraan, oleh siapapun dan apapun.

Jadi Pilpres kali ini benar-benar asik, pemenangnya tak terduga! Apakah Jokowi atau Prabowo akan menjadi pemenang, masih belum jelas. Kalau klaim kemenangan siapa pun boleh, tapi faktanya masih ada di kotak suara tanggal 17 April 2019 mendatang. Dan itupun harus tetap bersabar, sampai tanggal 20 Oktober 2019, saat pemenang benar-benar dilantik, itupun kalau tak ada gugatan dari yang kalah.

Nah benarkan, susah diduga siapa pemenangnya dan siapa Presiden kita pada 2019-2024 mendatang? Coba lihat kemunculan dua cawapres 2019, siapa yang menduga Ma'ruf Amin Dan Sandiago Uno yang muncul, bukannya yang lain. Silahkan boleh percaya atau tidak, anda punya analisa sendiri. Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun