Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Takut Dibilang Dungu?

13 Februari 2019   20:15 Diperbarui: 13 Februari 2019   20:40 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada fenomena menarik di saat tahun kampanye 2019 ini, selain istilah kecebong, kampret, gandaruwo, kuntilanak, propaganda Rusia, berseliweran diarena media social dan publik, tak kalah santernya istilah yang dikeluarkan oleh seorang pengamat politik yang wajahnya tak asing lagi di acara Indonesia Lawyer Club ( ILC). 

Tokoh yang satu ini tak kalah gamblangnya dalam debat atau diskusi di ILC, bahkan dengan otak dan gagasannya yang cemerlang, seringkali lawan bicaranya sampai terdiam, terpaku bahkan terpojok, tak bisa berkata-kata apa-apa, diam seribu bahasa, melongo!

Anda tahu tokoh yang saya maksudkan, dan istilah yang dikeluarkannya juga bukan main-main, dungu alias bodoh, repotnya kata dungu tersebut bukan hanya  ditujukan pada lawan bicaranya, tapi juga termasuk orang paling atas di negeri  ini, bahkan system pemerintahan yang ada pun tak kalah pedasnya dihantam dengan kata D U N G U! Sebuah keberanian yang tak tertandingi, ini bukan sumpah serapah kotor, tapi benar-benar kata yang digunkan dengan nalar yang tinggi dan matang.

Apa sih dungu itu? Mari kita lihat artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  ( KBBI): "  du.ngu Adjektiva (kata sifat) sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh" Bayangkan kata yang digunakan oleh tokoh kita yang satu ini. 

Benar-benar kata yang bisa menyinggung perasaan bagi siapa saja yang terkena atau kuping panas mendengarnya. Bahkan bisa sampai perang mulut di acara ILC,  saking jengkelnya pada tokoh kita yang satu ini, sampai-sampai dibilang sombong! Padahal tidak demikian, karena  dengan santai sang tokoh kita memberikan waktu untuk membantah, dengan hitungan menit, luar biasa.

Tapi saya tak mau membicarakan tentang sepak terjang sang tokoh, biarkan sang tokoh ini berjalan di relnya sendiri, yang mau tak mau, diakui atau tidak, tokoh kita ini sudah mencerdaskan bangsa dengan mantiq, permainan logika yang asik. 

Tokoh ini telah mencerdaskan bangsa secara langsung maupun tidak langsung, karena setiap kata atau kalimat yang keluar benar-benar mengejutkan, dan itu masuk logika, logika yang cerdas, yang bernas, mantap!

Loh jadi apa yang mau ditulis? Dungu, sesuai dengan judulnya, mengapa takut dibilang dungu? Kalau arti yang sebenarnya, ya tentu saja sayapun tak mau, tapi kata dungu ini saya mau preteli perhurup, agar kata dungunya menjadi bernilai positif, bukan negatif seperti pegertian menurut KBBI di atas. Jadi apa itu D U N G U? Mari kita bahas satu demi satu.

Pertama hurup " D" artinya Doa. Mari kita mulai sesuatu dengan doa atau berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang telah menciptakan seluruh alam semesta beserta isinya, termasuk di dalamnya. 

Doa itu adalah permintaan atau pengharapan kepada Tuhan. Tuhan senang bila hambaNya minta atau berdoa kepadaNya, setiap doa dijanjikan akan dikabulkan" Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan doamu"

Begitu janjinya, walau doa tersebut tidak mesti dikabulkan saat itu juga, tapi tergantung bagaimana Tuhan memenuhinya, bukan maunya kita manusia. Manusia yang tak mau berdoa, dianggap sombong! Minta saja tak mau, apa lagi memberi. Dan doa juga adalah  salah satu kunci orang yang sukses, karena orang yang sukses biasanya selain berikhtiar dia banyak berdoa kepada Tuhan.

Kedua hurup " U " artinya Usaha. Bagaimana mau sukses bila tak mau usaha, bagaimana berhasil kalau hanya bertopang dagu, bermalasan di kursi santai? Tak ada hujan uang yang turun dari langit. 

Orang yang sudah usaha keras saja belum tentu berhasil, apa lagi orang yang bermalas-malasan, tidur sepanjang hari, jauh dari rezeki. Usaha itu penting, namun jangan lupa berdoa. Doa dan  Usaha, atau perpaduan bagian pertama dan kedua adalah kuncinya orang sukses.

Usaha di segala bidang, usaha yang tak kenal kalah dan menyerah, usaha yang akan bertemu dengan onak dan duri di sepanjang perjalanan, usaha yang bisa saja berdarah-darah bahkan bisa saja nyawa melayang, seperti para pekerja tambang di dasar jurang atau di goa-goa yang dalam, yang menembus ratusan meter ke dalam tanah, penambang emas yang belepotan lumpur, penambang mimyak dan gas adalah contoh-contoh usaha atau kerja yang  bukan hanya darah, tapi nyawa juga bisa melayang.

Ketiga hurup "N" artinya Niat. Niat ini penting dalam kegiatan atau perbuatan apapun, bahkan sagala sesuatu kegiatan ibadah tergantung pada niatnya. Jika niatnya semata karena mencari ridho Allah SWT, maka perbuatan ibadah tersebut diterimaNya, namun jika niatnya tidak ikhlas, karena ria, ingin mendapat pujian dari manusia, yakinlah amal perbuatannya menjadi sia-sia, alias tak mendapat balasan alias nol.

Karena begitu pentingnya niat, maka seseorang harus pasang niat sejak mengawali perbuatannya, termasuk menulis di ruang kompasiana ini, kalau niatnya sudah salah, apa lagi mencari keuntungan matrial semata, wah bisa kecewa nantinya, karena menulis di kompasiana ini selain memang free, bebas tanpa bayaran, walau ada yang mendapat kejutan dibayar, selebihnya adalah  free.

Bahkan saking bebasnya, ratusan artikel  yang tak bernilai akan berlalu begitu saja. Yang repotnya sudah tak dibayar, kadang bila tulisan sedikit rawan, bisa-bisa malah menghilangkan rezeki yang sudah ada, alias diblok. Jadi memang harus punya niat yang baik untuk berbagi, jangan sesekali berniat nulis untuk mengubar kebencian atau sakit hati, kompasiana bukan tempatnya.

Keempat hurup " G" artinya Giat. Nah kesuksesan apapun yang harus dengan usaha yang giat, fokus dan tidak asal-asalan. Contoh kecil saja, bila Anda menulis, misalnya di kompasiana ini, tanpa niat yang benar dan tidak giat atau terus menerus berlatih. Yakinlah tulisan Anda akan menjadi angin lalu, tak ada yang membaca dan hanya sekedar pelengkap penderita.

Jangankan masuk HL, masuk list saja sudah bagus, repot bukan. Loh kok bisa tulisan tak berbayar kok bisa dilewati begitu saja, jangan lupa anggota kompasiona itu sudah bukan ratusan orang tapi ribuan, jadi tulisan Anda bersaingan dengan tulisan kompasioner lainnya. Jadi jangankan usaha yang lain, menulis saja perlu giat berlatih, rajin menulis dan tak kenal putus asa dan menyerah kelah, KO.

Kelima, hurup terakhir " U" kebetulan sama dengan hurup kedua  dari kata "dungu". U yang kedua artinya Untung. Mengapa untung? Bila langkah-lakah pertama sampai keempat dilakukan oleh seseorang yang ingin sukses, maka yakinlah bahwa kebertungan akan diperolehnya, baik jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Untung adalah sukses, keberuntungan adalah tanda kesuksesan seseorang dalam kehidupannya.

Nah, setelah diuraikan kata dungu diatas, masihkah Anda takut dibilang dungu? Katakan; tidak, saya tidak dungu, Anda tidak dungu, Kita semua tidak dungu, jika pun memang dungu juga mau ditembakan, silahkan, tapi saya tak takut dibilang dungu, karena pengertian dungu sudah saya rubah dari negatif menjadi positif. Anda setuju atau tidak, kembali ke Anda. Demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun