Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Sebatang Pensil

2 Februari 2018   21:00 Diperbarui: 2 Februari 2018   21:05 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi jangan berharap melihat orang sukses tanpa adanya rintangan tadi, lihat pensil itu, agar tajam di raut, digerus atau dibuang ampas-ampasnya yang tak berguna. Jadi jangan heran bila orang dinyatakan pasti gagal kalau mau enaknya dewe, ongkang-ongkang kaki sambil berleha-leha di kursi goyang lantas kesuksusen itu datang menghadap di bawah telapak kaki, itu tidak akan terjadi.

Keempat, dengan gif sebagai bahan dasar kedua, pensil menjadi sempurna, karena jika hanya dengan batang kayu saja pensil tak berarti apa-apa, ini semacam benda komplementer, dalam ilmu ekonomi. Benda yang penggunaannya saling melengkapi, bukan saling merasa paling hebat sendiri, karena tanpa adanya yang lain, kita tak berarti apa-apa.

Hidup pun demikian, tak ada manusia yang bisa sukses tanpa adanya bantuan atau kerjasama dengan orang lain, sepinter apapun orang tersebut. Dengan belajar dari pensil kita bisa saling menghargai satu sama lain, karena  bisa saling melengkapi atas kekurangan masing-masing, karena memang manusia itu tak sempurna. Kerjasama atau saling melengkapi, begitulah kita belajar dari pensil.

Kelima atau terakhir, ini yang paling penting dari fungsi sepotong pensil yaitu membekas! Ada bekas yang ditinggalkan berupa tulisan atau lukisan. Seperti Motto hidup saya: " Jika kau mati nanti tidak meninggalkan bekas apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?". Nah begitulah dengan pensil, ada bekas yang ditinggalkan, dan ini bukan omong kosong. Saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri, karya dua abad  yang  lalu di sebuah galeri pada saat dipamerkan, sebuah tulisan masih ada, dan itu ditulis pensil. Padahal usia tulisan tersebut sudah 200 tahun, luar biasa!

Nah itulah lima hal yang bisa kita pelajari dari sepotong pensil,  Anda bisa menambahkan sendiri apa yang bisa dipelajari dari sepotong pensil. Dan kalau lihat fungsi pensil atau fungsi yang kelima ada bekasnya, kata pensil bisa diganti dengan computer, notebook dan lain sebagainya. Seperti tulisan ini, ini adalah bekas dari sebuah "pensil".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun