Anda pernah nonton “ Captain America: Civil War”? Tapi ini bukan resensi film tersebut, hanya ada yang menarik di sana, kurang lebih dua belas tokoh super power, bisa baku hantam dan saling mematikan, mulai dari Capain America, Iron Man, Spider Man, Fanther Black, Ant Man dan lain sebagainya. Bayangkan, kurang lebih dua belah tokoh super power yang biasanya saling bekerjasama membela kebenaran dan memberantas kebatilan atau kejahatan yang membahayakan ummat manusia, di film ini saling membunuh, saling menghancurkan, saling baku hantam dan saling bermusuhan satu sam lainnya.
Mengapa bisa begitu? Aha ternyata hanya satu penyebabnya, ada dendam dari seorang manusia, ada kebencian dari seorang manusia, yang keluarganya mati terbunuh atau tepatnya dibunuh, dengan cara ditabrakan mobilnya ke sebuah pohon, tidak langsung meninggal, tapi dibunuh oleh manusia yang sudah dikendalikan sebagai mesin pembunuh, dengan mantera-mantera yang mampu membuat otaknya dicuci, dan kosong, sehingga hanya tinggal diperintah.
Harusnya kalau perintahnya positif, tokoh ini akan bagus, namun pengendalinya adalah tokoh antagonis, yang memang membawa dendam, dan dendam itu terlampiaskan dengan memiliki mantera, dan lucunya manteranya pakai bahasa Rusia, aha lagi-lagi Rusia tetap dijadikan “musuh” oleh Hollywood.
Bahkan tokoh ini juga asalnya dari daerah Siberia, yang lagi-lagi wilyah yang paling mematikan untuk sebuah kehidupan. Suhunya saja bisa minus 60 derajat C, 60 derajat di bawah titik beku, anda bisa bayangkan itu, dan hal tersebut bukan main-main, saya merasakan sendiri kebekuan itu, padahal itu baru minus 30 derajat di bawah titik beku, di Moskow. Di Siberia lebih extrem lagi, dan itu muncul dalam film ini.
Kembali ke film tersebut, baku hantam mencapai klimaknya adalah antara Captain Amerika ( CA) VS Iron Man ( IA), sama-sama pemimpin dalam dua kelompok yang berbeda “penafsiran” ala Nusron Wahid. CA dan IM sama-sama punya karakter yang kuat, sama-sama punya keyakinan yang kuat dan pengaruh yang kuat, sehingga dua belas tokoh super power buatan Marvel ini, saling baku hantam, saling berusaha membunuh satu sama lain, dari dua kelompok pengikut CA dan pengikut IM, untungnya tak ada yang sampai mati diantara para tokoh super power tersebut, jika mati semuanya Marvel kehilangan dua belas tokohnya dan susah untuk menciptakan tokoh baru, sementara tokoh tersebut sudah melekat di hati para pecintanya.
Lalu apa hubungannya dengan Pilkda DKI Jakarta? Aha… saya langsung teringat dengan Pilkada DKI ini, yang maju di Pilkada adalah pion dalam percaturan politik, di belakangnya ada pemain, ada mesin politik yang kuat, yang kalau diisi dendam kesumat, maka akan terjadi saling bunuh, saling mematikan atau saling menghancurkan satu sama lain. Tentu saja tidak terjadi secara fisik, karena Pilkda DKI Jakarta adalah riil, sedangkan dalam film tersebut, Civil War, adalah khayalan saja. Namun sangat mengena dengan situasi sekarang ini, apa it? adu domba.
Waduh kalau sampai para tokoh riil diadu domba atau ummat Islam sampai termakan hasutan, maka akan terjadi seperti di film, saling menyalahkan, saling membawa klaim masing-masing dan saling merasa benar sendirian. Dan itu sudah terlihat di acara ILC pada tanggal 11 Okotober 2016 yang lalu. Repotnya itu gara-gara Ahok. Setelah Ahok minta maaf, apa selanjutnya? Jadilah sebuah ajang mempertotonkan argument masing-masing, dengan membawa ayat-ayat dan hadist-hadist, ayat dan hadistnya tentu saja benar. Waduh ini bahaya, jangan-jangan nanti ummat tak percaya lagi pada lembaga MUI, Majelis Ulama Indonesia, jangan-jangan ini sasaran antara.
Namun yang dipertontonkan adalah klaim kebenaran sendiri, pihak lain salah, dan repotnya itu yang bicara adalah para ulama, para professor, doctor, lawyer dan lain-lain, yang punya keahlian masing-masing, sehingga seperti sebuah tontonan yang menarik, mereka jadi saling menyalahkan, untungnya masih ada moderatornya, bila tidak, acara tersebut tidak selesai semalaman, karena yang bertarung adalah orang-orang ahli dibidangnya masing-masing. Dan persis seperti kata pepatah” menepuk air di dulang” yang kecipratan muka semua ummat Islam yang menyaksikannya. Ironis memang, bukan Iron man.
Semoga apa yang terjadi film Captain America, Civil War, tidak terjadi Pilkada nanti, semoga juga tidak terjadi Pilpres mendatang. Sebagai tontonan film, Captain America, asik untuk dinikmati, namun sungguh membahayakan kalau kejadian tersebut benar adanya atau terjadi di dunia riil, seperti yang ada di Pilkada DKI Jakarta sekarang ini. Semoga ummat Islam Indonesia tidak termakan aksi adu domba dari siapapun dan dari manapun. Semoga warga bangsa tetap bersatu padu di bawah NKRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H