Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Mario Teguh?

11 September 2016   13:34 Diperbarui: 11 September 2016   13:41 2955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada apa dengan Mario Teguh (MT)? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul, setelah membaca berita tentang Mario dan anaknya. Oh rupanya masalah rumah tangga, namun karena ditulis di media dan diekspos media, jadilah “aib keluarga” tersebar ke mana-mana. Apa lagi dengan gamblang segamblangnya sang anak bercerita tentang bapaknya di acara “hitam putih” ( HP).

Sayapun ikut menjadi penasaran, ada apa sih? Maka meluncur saya ke acara HP, tentu saja lewat youtube, karena acara tersebut sudah berlangsung sebelumnya. Bahkan menurut Ario Kiswinar( AK), ini sudah cerita basi banget, karena memang sudah berlangsung sejak lama, namun baru-baru saat ini begitu membooming, karena menyangkut nama besar Mario Teguh, sang motivator yang beken, namun yang terjadi ini, sesuatu yang di luar dugaan banyak orang.

Agar seimbang, maka ada klarifikasi dari Mario Teguh melalui Kompas TV, dan acara inipun  saya lihat juga di Youtube. Maka yang terjadi sebaliknya. Siapa yang mentelantarkan dan siapa yang ditelantarkan menjadi abu-abu, tak jelas lagi mana yang benar? Klarifikasi dari Mario Teguh, diklarifikasi lagi oleh adik kandung Mario Teguh di STV. Makin menjadi ramai, padahal ini masalah keluarga. Dan keluar lagi bantahan Mario Teguh di TV lainnya. Wah…. wah gayung bersambut, repot memang menjadi orang terkenal, masalah keluarga menjadi masalah umum.

Itu persis ketika terjadi kasus Dai kondang yang menikah lagi beberapa tahun lalu, ibu-ibu sampai marah besar, bahkan memboikot ceramah sang Dai muda. Padahal bila bicara tentang kebenaran, “ jangan melihat siapa yang mengatakan, tapi lihatlah apa yang dikatakannya” itu yang dikatakan Sang Imam, Ali bin Abi Tholib. Bila benar ambillah, bila buruk buang jauh-jauh. Jadi kebenaran itu dari siapapun datangnya, entah dari Dai yang menikah lagi atau dari Mario Teguh, yang menantang Ario Kiswinar untuk tes DNA dengan tujuan membuktikan bahwa Kiswinar itu memang anak kandungnya,  darah dagingnya sendiri, ambillah.

Masalah keluarga dari seorang selebritis sekaliber MT memang “makanan empuk” untuk sebuah berita, apa lagi ini berita yang kelihatannya “ agak miring”, mana mungkin seorang MT sampai tak mengakui anaknya sendiri? Mana mungkin MT menikah lagi? Mana mungkin dari MT yang biasanya bersuara bijak dan penuh motivasi, kok bisa? Inilah kehidupan, ini kembali mengingatkan bahwa manusia memang tak sempurna, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk MT. Jadi normalah kalau ada yang sampai langsung mencap macam-macam pada MT, karena mereka melihat tak sesuai dengan dengan kenyataan yang ada.

Lalu siapa yang benar dan siapa yang salah? apakah yang benar MT atau AK? Ini bukan masalah benar dan salah, ini masalah keluarga, biarkan MT menyelesaikannya sendiri dengan keluarganya sendiri, baik dengan istrinya yang pertama, maupun dengan istrinya yang kedua. Semoga saja semua selesai dengan damai, dengan bijak dari masing-masing, baik dari MT dengan AT. Semoga menjadi pembelajaran bagi semua keluarga, untuk kembali merawat keluarga dengan penuh kasih sayang, jangan sampai ada ada dusta diantara keluarga.

Terlepas dari motivasi apa yang disampaikan AK dan bukti-bukti yang telah disampaikan, dan terlepas dari klarifikasi MT, mari semua kembalikan pada posisi awal, ini masalah keluarga, jadi lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan. Dan MT tetap dengan kata-kata motivasinya yang kuat, karena hal tersebut bermanfaat buat orang banyak. Sekali lagi, "jangan melihat siapa yang mengatakan, tapi lihatlah apa yang dikatakannya".

Yang lainnya tidak membuah keruh suasana, mari tetap kita ambil sisi yang positif dari MT, yang buruknya ya kita buang jauh-jauh. Kita hindari menghakimi MT, karena kita tak tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga MT. Bercerai dan menikah, lagi-lagi itu urusan pribadi MT, bukan konsumsi untuk umum, biarkan diselesaikan sendiri MT dengan keluarganya, termasuk dengan AK, walau sudah terpendam lama sekali, hampir 30 tahunan, semoga saja selesai dengan baik, lancar dan damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun