Buktinya menteri ESDM yang baru, Archandra Tahar, yang mengurus minyak ini, belum genap sebulan menjadi menteri sudah menjadi sasaran “tembak” mafia migas, dengan mengisukan menteri ESDM sekarang mempunyai kewarganegaraan ganda. Bahkan mantan wakil menhukam di era SBY, ikut-ikut berkomentar, “ kalau benar Archandar punya Paspor Ganda, ya harus turun menjadi menteri, karena bertentangan dengan UU”. Tapi sekali lagi, isu tersebut sudah dibantah oleh menteri ESDM yang baru dilantik 27 Juli 2016 lalu .
Lalu apa hubungannya dengan politik sekarang? Ya bisa saja Archandra menjadi sasaran “tembak” antara, sasaran “tembak” utama tetap Jokowi, seperti sudah saya kemukakan di atas, ujung-ujungnya tentu pilpres 2019 mendatang. Melihatnya kejauhan? Tidak kawan, jangan lupa menjadi capres itu butuh persiapan panjang, bukan "ujug-ujug", bukan seperti mudahnya membalik telapak tangan. Anda tak percaya? Lihat saja dengan perebutan gubernur di Pilakada 2017 mendatang, banyak isu yang beredar, bahwa bila menjadi gubernur 2017 sukses mempunyai kans terbesar untuk menjadi capres 2019 mendatang, minimal cawapreslah.
Maka wajarlah kalau menteri ESDM yang baru kena isu “miring” ini, karena sasaran utamanya adalah Jokowi, Jokowi akan terus “digoyang”, dan hal tersebut memang resiko jabatan, apa lagi jabatan publik. Jadi Jokowi dan Archandra Tahar tetap akan menerima isu-isu tersebut, bukankah pepatah sudah bilang” makin tinggi pohon, semakin besar angin menerpanya” lalu mengapa takut? Ayo terus “sikat habis” mapia migas, rakyat jelas akan mendukung siapapun presiden atau menteri yang berpihak pada rakyat.
Sebagai penutup, Archandra Tahar harus tetap bertahan menjadi menteri ESDM, apa lagi belum genap sebulan, bila memang berpihak pada rakyat dan mau ikut membangun Indonesia menjadi lebih baik, inilah saatnya, saat ini, sekarang juga. Sudah berani menerima jabatan politik, apa lagi menjadi menteri ESDM, pantang mundur, tak ada kata menyerah, selama niatnya untuk kepentingan rakyat banyak. Demikian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H