Bagi orang biasa, dibully mestinya biasa-biasa saja, toh ketika dibully tak berpengaruh apa-apa, seandainya sakit, sakitny tuh di sini, sambil menunjuk dada sendiri, jangan dada orang lain. Akh… itu biasa saja kok, mengapa? Karena ketika dibully, tidak menyebabkan seseorang masuk neraka, dan ketika di puji tidak menyebabkan seseorang masuk syurga. Masuk syurga dan neraka tergantung pada amalan dan keimanan masing-masing orang, bukan karena dipuji atau di bully orang lain.
Apa lagi bila anda bukan tokoh apapun, loh siapa yang membully, orang lain kenal pun tidak dengan anda, jadi mengapa takut? Orang yang kena bully adalah orang yang memang sedang dipuncak kekuasaan, baik itu di pemerintahan dari tingkat pusat sampai tingkat paling rendah, juga di perusahaan atau di manapun, seperti kata-kata bijak” semakin tinggi pohon, semakin tinggi angin menghepaskannya.” Jadi tokoh model Jokowi, Ahok, Ridwan Kamil, Risma, Ganjar dan lainnya, akan kena bullyan, apapun yang mereka kerjakan, karena banyak orang yang menilainya, dan semakin banyak yang menilai tentu saja ada yang baik dan yang buruk. Lalu mengapa takut?
Lalu apa hubungannya dengan anda? Ya itu tadi, bila anda bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, kenapa takut dengan bullyan, kenapa takut dengan hinaan, caci maki, sumpah serapah dan sebagainya? Contoh tuh Ahok, terlepas dari apa yang dia kerjakan, Ahok sudah kebal dengan semua hinaan, caci maki, sumpah serapah, mengapa? Karena itulah yang sering Ahok katakan kepada bawahannya, yang bandel tentunya, lalu dikutip media dan masukan ke Youtube. Jadi ketika Ahok sedang mencaci maki orang, siapapun orang itu, sebenarnya sedang mencaci maki dirinya sendiri, dan itu biasa. Lalu mengapa takut dibully? Ahok saja tidak takut, mengapa anda harus takut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H