Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Diuntungkan dalam Kasus Setya Novanto?

8 Desember 2015   12:18 Diperbarui: 8 Desember 2015   15:23 3058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi jangan heran bila SN, tidak akan jatuh segera, masih banyak faktot-faktor pendukungnya, apa lagi diakui atau tidak SN itu dari partai Golkar, partai yang boleh dibilang sudah jatuh bangun dan sudah makan asam garamnya perpolitikan di Indonesia. Diakui atau tidak, Partai Golkar akan terus bermain dalam kancah perpolitikan Indonesia. Lihat saja dengan naiknya kasus SN menjadi berita nasional, kisah perpecahan Golkar tertutup.

Golkar yang terpecah menjadi dua kubu, kubunya ARB VS kubunya Agung L, tertutup berita besar kasus NS, sekaligus menarik berita yang gegap gempita di tengah-tengah akan adanya Pilkada serentak, 9 Desember 2015. Pilkada yang serentak tertutup beritanya, dan mereka yang bermain pada Pilkada sedang lenggang kangkung menuju kursinya masing-masing.

Keempat, tentu saja Partai Golkar untung besar. Mengapa? Karena secara gratis Partai Golkar mendapat pemberitaan yang besar pula, ditengah-tengah seakan-akan ada komplik di DPR, dibalik itu semua, jangan-jangan mereka sedang tertawa dan tersenyum kemenangan di balik layar, yang tidak diketahui rakyat banyak, mengapa? Bukankah berita itu didapat bila para pencari berita mampu atau bisa mewawancarai sumber berita. Dengan adanya kasus NS ini anggota atau para tokoh penting Partai Golkar akan menjadi nara sumber, dan dengan demikian ini adalah “panggung” untuk mereka bicara, dan tentu saja mereka bukan bicara atas nama pribadi, tapi membawa nama Partai Golkar.

Jangan lupa ketua umum Partai Golkar punya stasiun TV yang acaranya telah membuat mau tak mau, diakui atau tidak menarik iklan yang besar untuk stasiun TV milikinya, milik ARB. Ini bisa saja menambah pundi-pundi bagi Partai Golkar menyongsong Pilpres 2019 mendatang. Jangan dilupakan juga, Partai Golkar pada Pilpres 2014 lalu termasuk 5 besar. Jadi jangan heran mereka terus menerus menyusun kekuatan untuk menuju ke Pilpres 2019, dan memang itu tujuan para politikus untuk menguasai pemerintahan dan kemudian duduk menjadi orang nomor satu di Republik Indonesia.

Kelima, yang terakhir tentu saja lawan-lawan politiknya SN, entah lawan politiknya di partainya sendiri, lawan partai di koalisi yang berbeda atau dengan partai yang berbeda. Jangan lupa menjadi ketua DPR RI itu adalah kedudukan terhormat, yang bila bisa memenegnya dengan baik, akan membawa nama harum dirinya sendiri, keluarganya, partainya, koalisi partainya bahkan membawa nama baik Indonesia di dunia, khususnya di perkumpulan parlemen sedunia.

Dengan SN menjadi “pesakitan” para politikus yang haus kekuasaan akan segera menerkam dan dengan cepat mengambil alih kekuasaan tersebut. Ini jangan dilupakan, karena yang namanya politik adalah bagaimana mencapai kedudukan tertinggi di lembaga manapun, setelah kedudukan tertinggi didapat berusaha mempertahankannya selama mungkin. Jadi bila SN jatuh, pihak lawan bukan sedih, tapi tertawa bahagia, karena berhasil menjatuhkan lawan politiknya. Kejam bukan? Tapi itu realitanya politik.

Demikianlah lima kelompok yang diuntungkan dalam kasus SN ini, anda bisa menambahkan atau membantahnya, monggo. Namun sebagai penutup tulisan ini, jangan lupakan pesan orang bijak ketika melihat orang lain: “ Dia selalu lebih baik dari saya!” Atau “ Saya bisa belajar dari orang lain, siapapun orangnya, apapun kedudukannya dan apapun masalahnya”.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun