Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tetaplah Berbuat Baik Walau Dibully

31 Agustus 2015   09:33 Diperbarui: 31 Agustus 2015   09:33 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang yang gelisah, resah, galau dan mungkin saja sampai tak bisa tidur, karena mendapat hinaan, caci maki, cemooh atau yang sekarang lebih dikenal dengan dibully. Seperti langit mau runtuh bila dibully orang atau dunia mau kiamat bila dibully orang.

Apa lagi di dunia media social, dibully atau bully membully seperti hal biasa, lumrah saja. Bahkan begitu bebasnya membully, sang pembully bisa saja seenak “udelnya” membully orang lain dengan kata-kata yang bukan saja tidak sopan, tapi sudah diluar batas.

Bodoh, bahlul, idiot dan kata lain yang sejenisnya seperti sarapan pagi saja. Bahkan nama-nama binatang, maaf, babi, anjing, monyet dan yang sejenisnya keluar dengan entengnya, padahal hanya beda pendapat atau tidak setuju terhadapa pemikiran orang lain.

Mungkin yang membuly merasa orang paling baik, paling pinter sedunia, dan lupa saat jari telunjuk si pembully ke arah orang lain, keempatnya jarinya sedang menunjuk dirinya sendiri. Artinya saat si pembully membodohi orang lain, yang terkena adalah dirinya sendiri, seperti menepuk air di dulang, ke percik muka sendiri.

Itulah dunia maya, yang memang sukar dimintai pertanggungjawaban, loh siapa yang menutut dan buat apa menuntut, apa lagi membawa sampai pengadilan, seperti kurang kerjaan saja. Bahkan yang repotnya, yang kena bully bukan orang biasa, tapi sampai tingkat Presiden! Sampai-sampai mau ada RUU tentang penghinaan terhadap Presiden dan diangkat dalam acara ILC.

Lalu bagaimana bila kena bully? Tetaplah berbuat baik, walaupun mungkin kita dihina, dimaki ataupun disakiti. Tetaplah memaafkan, walau mungkin kita yang disalahkan! Yakinlah setiap kebaikan akan mendapat balasan dariNya, walau hanya setetes air, walau hanya sebutir kurma, walau hanya sepotong roti atau hanya nasehat seayat saja!

Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan amal baik hambaNya, Allah tidak pernah menganiaya hambanya. Setiap kebaikan, walau hanya sebutir biji sawi atas seberat atom, akan tetap bernilai dan akan mendapat balasan dariNya, bukan setimpal tapi bisa berkali-kali lipat, bahkan tak terhitung banyaknya balasan amal baik tersebut.

Ikhlaslah, karenaNya semata. Dia akan memperhitungkan amal perbuatan kita, dengan caranya sendiri dan membalasnya dengan perhitunganNya sendiri. Jangan pernah mengatur Allah, setiap kebaikan pasti ada balasannya, asal karena Allah semata, bukan karena ria.

Balasan dari Allah terkadang tak terduga, banyaknya juga diluar perkiraan kita. Maha Suci Allah dari perbuatan sia-sia. Dia tidak main-main menciptakan alam ini, Dia tidak main-main dalam memerintahkan untuk berbuat baik, Dia akan memberikan ganjaran bagi orang yang beriman dan beramal sholeh.

Jangan lupa, setiap pembawa risalahNya Akan selalu mendapat caci maki, fitnah dan penolakan.Yang datang bukan saja dari orang lain atau umat Tapi juga dari orang-orang yang terdekat dengan mereka.

Sejarah Islam mencatat antara lain. Nabi Nuh dan Nabi Luth oleh istri dan anak serta umatnya. Nabi Ibrohim oleh bapak dan umatnya. Nabi Yusuf oleh saudara-saudara tirinya. Nabi Musa oleh ummatnya di usir dari tanah kelahirannya. Nabi Muhammad SAW oleh pamannya dan umatnya.

Dan perlu dicatat, mereka pembawa risalah adalah jiwa-jiwa yang tabah, sabar dan tawakal, dan tidak mundur hanya karena caci maki, fitnah, ditolak, bahkan nyawa taruhannya, seperti Umar Mukhtar yang digantung dan tasbih tetap dalam genggamannya. Muhammad Qutub, Ali Audah juga digantung. Tiga sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW Umar, Usman dan Ali, ketiganya mati terbunuh.

Ingat, caci maki manusia,tidak menyebabkan kamu neraka. Jadi jangan takut pada hinaan dan caci maki tersebut? Pujian dan sanjungan manusia, tidak menyebabkan kamu masuk syurga, maka jangan angkuh dan sombong. Jadi caci maki dan pujian pada hakekatnya sama, bagi orang yang beriman tak merubah apa-apa, biasa saja.

Caci maki dan pujian manusia, tak penting dan bukan masalah, yang penting dan bermasalah, jika amarah atau kutukan datangnya dari Allah SWT, nah ini yang berbahaya, karena akibatnya bukan hanya di dunia, tapi juga di akherat. Jadi mengapa takut dibully? Santai saja dan jikapun masih galau, obat pamungkasnya, ya EGP saja, Emangnya Gue Pikirin, beres. Dan jikapun masih tetap dibully, tetaplah berbuat baik kepada si pembully, siapa tahu si pembully dapat hidayah, dan berubah menjadi teman yang sangat baik, asikan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun