Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Artikel Ke 1000 dan Mimpinya Obama

1 Mei 2015   07:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_363780" align="aligncenter" width="561" caption="Ini tokoh yang menginpirasi dunia, anak menteng yang menjadi Presiden AS. Sumber:memecenter.com "][/caption]

Sebagai tanda terima kasih pada teman-teman semua dan admin, saya persembahkan tulisan atau artikel saya ke 1000( seribu)! Bukan untuk apa-apa, sekedar berbagi, tentunya yang bermanfaat bagi kita semua, termasuk buat diri sendiri, karena ternyata tulisan diri sendiri bila dibaca oleh diri sendiri juga punya manfaat, walau untuk saya pribadi tak akan menilai tulisan diri sendiri, dengan kata menarik, bermafaat, actual, inspiritif dan lain sebagainya.

Saya sangat menghindari hal tersebut, walau kata orang sah-sah saja menilai diri sendiri, dengan menyebut tulisannya sendiri itu menarik, bermanfaat , actual, inspiratif dan lain sebagainya. Silahkan saja, setiap orang punya pendapat masing-masing, dan beda pendapat di ruang ini sah, tidak ada yang dilanggar bila beda pendapat, hanya saja sekeras apapun perbedaan pendapat tersebut, bagi saya tak akan menggunakan kata-kata yang kasar, apa lagi sampai menyebut lawan debat atau lawan diskusi dengan kata yang membawa-bawa nama binatang atau bahasa kasar lainnya.

Lalu apa yang mau ditampilkan dalam artikel ke 1000 ini? Paling tidak rasa syukur kepada Tuhan YME, Karena masih memberikan napas atau kehidupan, sehingga jari-jemari ini masih bisa mengetik dan otak masih bisa diajak untuk berpikir dan kemauan masih terus terpompa untuk menulis, dan waktu masih tersedia, walau tak dibayar.

Mungkin sepakat dengan teman-teman yang lainya, bahwa uang bukan segala-galanya untuk meraih kebahagiaan. Ternyata menulis pun sudah menjadi sarana untuk meraih kebahagiaan itu sendiri. Unikan, tak di bayar, padahal sudah mengeluarkan energy, tenaga, pikiran dan dana untuk langganana internet dan bayar telepon bulanan, tapi semua itu seakan terbayar lunas dan lega rasanya, ketika tulisan tersebut diposting.

Lalu ada yang bilang, “akh.. itu tulisan ecek-ecek, tulisan kelas bawah atau bahkan bisa saja ada yang menyebutnya tulisan, maaf, sampah”, karena mungkin ditulis oleh orang yang bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Bukan tokoh nasional yang popular, yang kalau nulis sudah jelas dicari dan dibaca orang.

Kalau itu ukurannya, tentu saja banyak yang sudah menarik diri dari ruangan ini, tapi nyatanya penulis, kalau boleh disebut penulis, di ruang ini semakin banyak, dan hitungan puluhan, ribuan bahkan ratusan ribu orang dan kalau dilihat jumlah hasil tulisannnya sudah tak sanggup untuk menghitungnya, karena begitu banyaknya.

Lalu mengapa tetap bertahan dan sampai tulisan ke 1000 ini, tak lain karena ternyata nulis di kompasiana asik dan banyak manfaatnya. Sembilan manfaat menulis di kompasiana pernah saya tulis ketika 5 tahun saya bergabung di kompasiana, sejak 10 Februari 2010 – 10 Februari 2015. Nah sekarang momen tulisan ke 1000 artikel membuat saya tetap semangat dan tetap berniat untuk berbagi, sekecil apapun potensi yang dimiliki.

Yang jelas dengan bergabung di kompasiana banyak hikmah yang saya dapatkan, yangkalau mau disingkat sebagai berikut:

1.Menambah banyak teman.

2.Wawasan bertambah luas.

3.Pikiran tidak membeku.

4.Ada sesuatu yang ditinggalkan jika sudah tiada nanti.

5.Berjalanya sang waktu,  ada sesuatu hal dibagikan.

6.Melahirkan buku ontology bersama-sama teman kompasioner: “ Jokowi(bukan) untuk presiden”. “ Ahok untuk Indonesia” dan “ kami ( tak )lupa Indonesia”.

7.Melahirkan 5 ebook dan epub buat pribadi.

Wah pokoknya asik dan tidak rugi, karena apapun yang sudah diposting, baik pembacanya sedikit atau banyak, itu bukan masalah. Niat berbaginya sudah berjalan dan telah menjadi sejarah sendiri. Buktinya tanpa terasa tulisan saya sampai 1000 artikel selama 5 tahun, jadi bila dirata-ratakan setiap tahun 200 artikel dihasilkan. Alhamdulillah.

Mungkin ada yang bertanya, bagaimana kalau tulisan sudah diposting, tapi tak ada yang baca? Kalau tak ada yang baca,  ini mustahil, karena setiap tulisan pasti ada yang baca, paling tidak oleh diri sendiri dan admin. Lalu bagaimana kalau tulisan pembacanya sedikit? Ini juga bukan masalah, karena setiap tulisan yang sudah diposting, akan tetap tersimpan dengan baik, dan ketika ada sesesorang yang sedang mencari reperensi bacaan, bisa saja tulisan tersebut termasuk di dalamnya, jika kata kuncinya sama. Jadi setiap tulisan pasti ada yang baca.

Lalu bagaimana kalau tulisan tersebut kurang dari 1000 pembaca, iya biarkan saja, toh tidak semua tulisan itu menarik orang untuk dibaca. Jangankan penulis biasa, yang sudah namanya terkenal dan dengan gelar yang berderet di depan atau di belakang namanya, tulisannya pun belum tentu di baca orang? Mengapa, karena di era dunia internet sekarang, begitu banyak informasi yang didapat dan itu gratis! Jadi tak usah heran, bila tulisan sedikit pembacanya, biasa saja, dan hal itu tak membuat kiamat!

Jadi bagaimana solusinya? Yang paling tidak tulisan tersebut aktual, lagi hangat-hangatnya, namun resikonya juga ada, karena juga sudah banyak ditulis orang. Cara yang lain dengan membuat judul yang menarik perhatian, atau kalau di kompasiana biasanya yang diminati adalah tulisan politik dan yang "begituan" juga laku, yang satu ini selalu saya hindari untuk menulisnya. Kalau yang lain menulisnya, ya silahkan saja, tapi bagi saya tetap tidak akan menulisnya.

Apa lagi? Banyak sekali sebetulnya bahan tulisan, buktikanya, seorang Gunawan Muhammad yang terkenal dengan tulisannya "Catatan Pinggir" di majalah Tempo, juga di web Tempo, dengan hanya modal satu hurup "O" ( Nol atau kosong ) bisa dijadikan judul dan terbuat sebuah artikel yang menarik, ya maklum saja, sebelum kompasiana ini lahir, Gunawan sudah jatuh bangun di dunia tulis menulis. Bukti yang lain, Obama, sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat telah menulis buku hanya dari sebuah kata: "harapan"  atau " mimpi" dari sang Bapak, dan kemudian menjadi kenyataan. bayangkan dari "Anak Menteng" menjadi Presiden Amerika Serikat dalam dua kali masa jabatan, sampai saat ini, di tengah gempuran politik yang begitu keras.

Jadi sebenarnya tak ada alasan untuk berhenti menulis, hanya karena pembacanya sedikit. Kalau memang niat menulis sudah ada, maka ide itu akan datang dengan sendirinya. Tak percaya? Silahkan anda tulis satu kata saja" semut" dan anda bisa menulisnya dengan puluhan, ratusan bahkan ribuan kata, hanya dari kata "semut" itu. Sedikit atau banyak bukan masalah, itu bukan hanya dialami oleh anda, tapi juga semua penulis, baik yang sudah terkenal ataupun yang tak dikenal. Ayo terus bergerak untuk menulis dan berbagi,sekecil apapun potensi yang dimiliki. Kalau kata orang bijak, "jangan segan berbagi walau hanya dengan sepotong roti, segelas air atau sepotong kalimat".

Sekian dan terima kasih, karena anda telah membaca artikel saya di kompasiana yang ke 1000, artikel lainnya ada di www.eramuslim.com di bagian oase iman, itu tidak termasuk kedalam 1000 artikel ini. Jadi siapa bilang untuk mencapai seribu artikel susah? Ayo tetap menulis dan berbagi, sebelum menulis dilarang, ditangkap dan dikriminalisasi.

Moskow, 1 Mei 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun