Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Manfaat Tahun ke 4 di Kompasiana

7 Februari 2014   09:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_294225" align="aligncenter" width="480" caption="Keong jualan kopi, teh dan berbagai jenis minuman ringan lainnya. Belum saya tulis tentang keong tersebut, sekedar bocoran pada ultah ke 4 di kompasiana. Foto; Syaripudin Zuhri."][/caption] Aha... saya dibuat  terkejut sendiri, setelah melihat tanggal hari ini, 7 Februari 2014, apa pasalnya? Ini bukan ulang tahun saya, juga bukan ulang tahun orang-orang yang terdekat dengan saya, namun hari ini adalah tepat 4 tahun saya bergabung di kompasiana. Kebetulan hari ini saya baru saja menulis buat web lain, yang sudah lama tidak saya kirimkan tulisan, jadi fokus membuat tulisan tersebut. Nah ketika mengetik di akhir tulisan  Moskow, 7 Februari 2014, seperti ada gaya tarik dan saya langsung lihat dasboard www.kompasiana.com/virays, lapak saya di kompasiana, nah terlihat di sana kompasioner: sejak 7 Februari 2010. Jadi yang semula saya mau istirahat setelah menulis artikel untuk www.eramuslim.com, wah batal deh istirahatnya. Untuk moment ini saya harus nulis, dan berarti ini artikel saya yang ke 882 ( delapan ratus delapan puluh dua) ada angka doble 8, dengan jumlah koment yang unik pula 5544( lima ribu lima ratus empat puluh empat) dengan angka doble 5 dan doble 4! Apa yang mau ditulis untuk ulang tahun ke 4 menjadi kompasioner, yang ibarat anak balita sedang latihan berjalan, yang tentu saja sering jatuh bangun! Begitu juga dengan tulisan-tulisan saya, yang "jatuh bangun" jumlah pembacanya, yang puncaknya ketika menulis tentang PKS dengan judul" PKS bagai Bergerak di atas Gelombang" bisa dibaca di sini dengan pembacanya 11644( sebelas ribu enam ratus empat puluh empat) ada lagi yang unik dalam jumlah pembacanya, ada doble angka 1 dan doble angka 4, mengapit angka 6. Dan yang paling sedikit pembaca pada tulisan saya yang berjudul "Mari tetap menyalakan cahaya" pembacanya hanya 27 orang. Maksud tulisan sebenarnya mengajak untuk tetap menulis, mungkin karena judulnya tidak menarik dan saat itu juga kompasiana sedang berbanah, maka hasilnya demikian. Namun di atas itu semua ada beberapa yang dapat saya petik ketika menulis di kompasiana, anatar lain: 1. Melahirkan buku ontologi bersama teman-teman kompasioner yang lainya, pada buku" Jokowi(bukan) untuk Presiden. Saya menyumbangkan 3 artikel pada buku tersebut dengan judul:" Jokowi Sang Gubernur Fenomenal" halaman: 149, "Dicari Capres Blusukan " halaman: 243 dan " Jokowi, Gubernur Langkah!" halaman: 247. 2. Dalam proses percetakan, juga buku ontologi bersama kompasioner tentang Ahok. 3. Dalam proses percetakan juga tulisan"keroyokan" dengan judul " Kami(tak) lupa Indonesia" Buku yang kedua dan yang ketiga tersebut artikel saya masuk, masing-masing satu artikel.  Dan untuk tulisan yang lain sudah saya "abadikan" menjadi ebook dan epub, dengan judul sebagai berikut: 1. Bua Apa Sakit Hati? 202 halaman. 2. Ketika Tuhan diprotes, Dia Tetap Menyangi HambaNya, 243 halaman. 3. Menulis dengan hati, 330 halaman. 4. Obat Penawar bagi hati yang gelisah, 54 halaman. 5. Pelangi di langit Moskow,  204 halaman. 6.  Rusia selayang pandang, 509 halaman. 7. Poros Jakarta Moskow, 630 halaman. Saya sempat "terkejut" juga setelah melihat itu semua, tulisan-tulisan yang boleh dibilang" iseng" karena sambil mengisi waktu, eh... ada hasilnya juga, walau itu ebook dan epub itu buat diri sendiri dan keluarga, dan tersimpan di tab, laptop, USB external dan sebagian besar tersimpan dengan rapih di kompasiana.com dan di eramuslim.com. Dengan demikian saya haru mengucapkan terima kasih pada kompasiana.com yang telah memberikan ruang gerak yang bebas untuk menulis.  Ya di kompasiana kita bisa menulis apa saja yang kita maui, tentu saja yang sipatnya bukan merusak, adu domba, fitnah, hasut dan lain sebagainya. Dan alhamdulillah selama 4 tahun ini, saya mendapat begitu banyak pembelajaran dari teman-teman sesama kompasioner. Dan semuanya tentu saat berbalas koment atau dikusi, saking asiknya saya sering mendapat "semprotan" yang "bukan-bukan!" Untungnya saya sudah punya jurus pamungkas, EGP, emang gue pikirin! Dan tentu saja diiringi dengan kesabaran dan keikhlasan, karena tanpa dua hal tersebut, bisa-bisa menulis di komasiana bukannya tambah teman, tapi nambah musuh, loh kan repot! Hidup hanya sekali, buat apa mencari musuh? Satu musuh sudah terlalu banyak buat saya, seribu orang teman terlalu sedikit! Jatuh bangun ketika menulis, itu hal biasa. Pro dan kontra dalam tulisan juga hal yang lumrah. Karena manusia memang diciptakan beragam, tidak sama. Jadi sangat wajar kalau tulisan saya pun banyak yang pro, dan tak sedikit yang kontra, normal dan itu biasa saja. Oke, saya akhiri tulisan ini, dengan kutipan dari Muhammad Iqbal,seorang penyair dari Pakistan, yang bunyinya kira-kira demikian" Setetes embun yang dihasilkan tangan sendiri terasa manis."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun