Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Cara Melawan Kemalasan dan Tudingan

7 Mei 2014   02:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:47 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399379166189075456

Apa lagi kalau sudah nulis, sudah diposting, eh kena "keroyokan" akun bodong, akun yang entah berantah, tiba-tiba komen yang tak berujung pangkal, asal jeplak, asal bunyi. Komen yang muncul:

" Tulisan tak bermutu"

" Tulisan begini sih masuk HL"

" Tulisan  tak bergizi dan tak bergigi"

" Apaan nih, tulisan sampah!"

" Lucu nih tulisan, ga berbobot"

Dan banyak lagi jenis komen yang datang dari akun-akun bodong, kalau akun resmi atau terverifikasi biasanya komennya santun, walaupun tak sependapat, tetap diskusinya enak dan tak membuat orang sakit hati atau tak membuat penulisnya patah hati lantas menjadi "kapok" untuk menulis lagi. Itu memang resiko menulis, baik penulis "beneran" maupun penulis amatiran, atau para bloger.

Lalu gimana mengobati rasa males itu, rasa "dibanting" dengan komen-komen yang tak beretika, banyak caranya, antara lain:

Pertama, cara Jokowi. Loh memang ada? Ada! Lihat aja gaya Jokowi yang santai aja tak membelas komen atau sindirin dengan berbagai cara, ada pantun, puisi dan lain sebagainya. Jokowi menghadapinya dengan santai, biarin aja! Bahkan pernah Jokowi ketika didemo dikatakan "Gubernur Monyat". Jokowi diam aja, senyum aja, tak membalas. Juga terhadap lawan-lawan politiknya, Jokowi yang diserang dengan berbagai cara, dihadapainya dengan senyum saja, tak membalas kata-kata  kasar dengan kata yang sama pula, tak membalas api dengan api, inilah cara Jokowi.

Kedua, cara Betawi, " Lu Jual, Gue Beli( LJGB)". Ini tantangan yang di jawab dengan tantangan. Kata singkatnya, diejek, dihina, dicaci maki dan lain sebagainya, tidak didiamkan, tapi dijawab dengan tantangan yang sama, siapa takut? Cara ini digunakan untuk menghadapi orang yang "ngedableg", orang yang merasa paling benar sendirian, orang sombong, orang angkuh dan orang yang merasa dirinya paling hebat! Orang semacam ini tak bisa dilawan dengan diam, tapi dengan gaya yang sama! Ya itu tadi" Lu Jual, Gue Beli!" Memangnya yang berani lu doang!

Ketiga, cara cermin, ini paling asik, ya seperti menghapi sebuah cermin, orang lain dekat maka dia dekat, orang lain jauh dia ikut jauh. Dengan cara ini orang yang mendapat serangan, tak perlu mengeluarkan tenaga yang sia-sia, cukup mengembalikan apa yang dituduhkan atau diserang kepadanya. Kalau dibilang atau ditunjuk hidung, tinggal mengembalikan, empat jari yang lainnya sedang menuju ke tempat awal, ke yang menunjuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun