[caption id="attachment_324988" align="aligncenter" width="346" caption="MTQ Internasional ke XV di Moskow Rusia, gebrakan tahunan dunia Muslim Rusia untuk dunia. Foto: Syaripudin Zuhri"][/caption]
Masih dalam suasana konflik Rusia dengan Ukraina, dan berita tersebut terus saja mendunia via media elektronik (TV dan internet) maupun lewat media cetak (majalah, koran dan lain sebagainya). Apa boleh buat berita buruk adalah "makanan" empuk bagi pers di mana pun adanya, dengan sebuah alasan yang mungkin saja bisa dipertanyakan, hak informasi bagi masyarakat luas, walaupun seringkali banyak kita temukan informasi yang tidak akurat, bohong dan tak dapat dipertanggungjawabkan.
Itu yang Saya sering sebut, " Jangan mudah percaya pada berita". Apa lagi berita dari negara yang sedang terkenal dengan kebohongannya, ingat kasus Irak yang dibilang punya senjata kimia, tapi ujung-ujungnya adalah alat pembenaran untuk menghancurkan negara tersebut! Itu pentingnya membaca di balik berita, tak mudah"termakan" berita, mengecek kembali sebuah berita apapun namanya, agar tidak menyesal akhirnya.
Begitupun yang terjadi sekarang ini di Rusia, di tengah-tengah berita buruk yang beredar, Saya yakin berita baik yang Saya tulis ini tak akan pernah masuk ke dalam berita dunia, padahal menyangkut dunia, tapi memang dunia Muslim. Apa itu? Telah diselenggrakannya MTQI( Musabaqoh Tilawatil Qur'an Internasional) ke XV di Moskow Rusia, pada hari Sabtu, 20 September 2014.
[caption id="attachment_324989" align="aligncenter" width="346" caption="Lukisan pasir yang ditampilkan saat MTQI ke XV, sebuah kolaborasi antara surat Ar Rahman yang dibaca khusus oleh seorang Syekh dari Saudi Arabia, Fabiaya Ilaa irobbikuma tukajibaan, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. Foto: Syaripudin Zuhri"]
Bisa Anda bayangkan, sebuah acara tingkat dunia, yang menghadirkan puluhan penghapal (Hafidz) dan pembaca (Qori) Al Qur'an dari berbagai negara di dunia, dari mulai Aljazair, Afganistan, Jerman, Mesir, Iran, Kazastan, Tartar, Kyrgistan, Saudi Arabia, Quwait, Lybia, Inggris, Mauirtania, Malaysia, Uni Emirat, Oman, Palestina, Slowakia, Sudan, Tajikistan, Tanzania, Tunia, Turky, Uzbekistan, Croasia, Estonia, Pakistan, dan Indonesia serta Rusia sebagai penyelenggara. Jadi MTQI ke XV telah menyatukan dunia yang sedang konflik atau MTQI ke XV telah menyatukan dunia yang terbelah, karena alasan politik dan alasan lainnya.
Ini berita baik, dan MTQI ke XV ini telah berjalan konsisten, terus menerus diselenggarakan pada setiap tahunnnya, yang tentu saja selalu tak mendapat perhatian media Internasional, ya Saya maklumi saja, seperti sudah Saya tulis di atas, berita baik sering kali "tak menarik", namun berita buruk menjadi semacam hidangan yang siap saji apapun resikonya, termasuk nyawa. Nah MTQI ke XV yang diselenggarakan di Conser Hall Crocus yang terletak menyatu dengan Metro (Stasiun kereta bawah tanah) Maykinino , bukan tempat main-main, karena tempat ini sering dijadikan untuk konser-konser musik yang juga tingkat dunia Internasional.
Dan ini mungkin ini juga salah satu MTQ yang menyedot perhatian warga muslim di Rusia, karena walaupun tiketnya relatif mahal, rata-rata 2500 rubel atau sekitar $.66 yang jika dikurskan sekarang kurang lebih Rp 789.000! Dan ini menonton orang yang membaca atau menghapal Al Qur'an, bukan tontonan hiburan. Mungkin kalau tontonan hiburan berapapun biasanya orang mau bayar, tapi menonton orang menghapal atau membaca Al Qur'an, mikir dulu. Itu bedanya menonton hiburan dengan menonton MTQ.
Memang harga tiketnya cenderung terus naik, hal tersebut dapat dimaklumi, karena selain mengikuti kurs yang sedang berjalan, namun juga disesuaikan dengan tempatnya, ya maklum panitia juga harus menyewa tempat, karena tak mungkin dilakukan di dalam masjid! Karena membutuhkan sound system yang menggelegar dan video dengan layar yang membahana di atas panggung. Lagipula jika dilakukan di dalam masjid untuk ukuran masjid-masjid di Moskow, jelas tidak akan mampu menampung penonton yang ribuan, lagi pula akan aneh, karena di dalam masjid tak boleh ada tepuk tangan!
[caption id="attachment_324991" align="aligncenter" width="346" caption="Ini dia Qori dari Brunai Darussalam yang menyabet kemenngan pada MTQI XV di Moskow. Kapan giliran Indonesia. Foto: Syaripudin Zuhri."]
Loh apa hubungannya dengan tepuk tangan? Karena ini tontonan, mau tak mau biasanya dengan spontanitas tepuk tangan bila penghapal atau pembaca yang sudah menjadi finalis disebutkan oleh pembawa acara, yang menggunakan dua bahasa, Arab dan Rusia. Pembaca acara laki-laki menggunakan bahasa Arab dan pembawa acara wanita meggunakan bahasa Rusia, jangan lupa nasionalismenya Rusia, dalam acara-acara formal tak akan menggunakan bahasa Inggris, termasuk menteri luar negeri, apa lagi Presidennya! Rusia dengan bangganya menggunakan bahasanya sendiri di forum-forum internasional, bukan bahasa Inggris, walaupun mereka bisa menggunakannya.
Kembali ke MTQI ke XV, dengan finalis tiga orang dari tiga  negara untuk penghapal Al Qur'an atau Hafidz Al Qur'an dan tiga orang dari tiga negara pembaca Al Qur'an. Dan untuk Hafidz Al Qur'an finalis kali ini adalah datang dari  Saudi Arabia, Yaman dan Libya, sedangkan finalis pembaca Al Quran datang dari Brunai Darussalam, Iran dan Turky. Yang menarik adalah Brunai Darussalam, yang dapat finalis yang mengalahkan peserta dari Indonesia yang sudah berkali-kali tampil, masih tetap saja tak pernah menggondol juara, baik untuk pengahapal Al Qur'an atau pembaca Al Qur'an!
Sedih juga rasanya, Indonesia kok ga pernah menang, hanya semacam "penggembira" saja, kalau dari negara Eropa atak menang mungkin masih dimaklumi, loh ini negara yang terbesar muslimnya di dunia, tapi tak pernah menang atau menjadi juara di tingkat dunia, baik sebagai penghapal atau pembaca Al Qur'an yang diselenggarakan di Rusia! Ya sudah, hanya "gigit jari saja" mau dibilang apa?
Lalu siapa yang berhasil menjadi juara dari tiga negara yang masuk finalis? Ini yang ditunggu-tunggu penonton. Maka ketika pembawa acara menyebutkan para juaranya satu demi satu dari nomor urut ketiga, kedua dan juara pertama, maka tepuk tanganpun membahana di seluruh ruang Hall Crocus ini. Siapa mereka? Pemenang pertama dari Saudi Arabia, kedua dari Lybia dan ketika dari Yaman untuk Hafidz Al Qur'an. Sedangkan untuk pembaca atau Qori Al Qur'an juara pertama diraih oleh Turky, Iran dan Brunai Darussalam. Untuk Indonesia sementara hanya baru dalam mimpi, padahal ini sudah MTQI ke XV dimana hampir tiap tahunnya Indonesia ikut serta, kapan Indonesia juara MTQI di Rusia? Atau ini senasib dengan sepak bola, kapan Indonesia bisa tampil di Piala Dunia?
[caption id="attachment_324992" align="aligncenter" width="346" caption="Mufti Rusia, Rafael Gainutdin, sedang memberikan piagam penghargaan bagi Dewan Juri, para pemenang dan peserta pada MTQ ke XV di Moskow Rusia. Foto: Syaripudin Zuhri"]
Oya ada acara undian yang menarik untuk tiket yang nomornya disebutkan oleh dua anak kecil, Aisah dan Karim, anak Rusia, yang mengambil nomor tiket yang dimasukan ke dalam sebuah tabung kecil transfaran yang diputar untuk diacak, maka keluar nomor tiket yang beruntung, yaitu orang Saudi Arabia, Rusia seorang Pilot dan seorang Mahasiswi dari Malaysia yang sedang kuliah di Rusia, mereka dapat Umroh gratis!
Dan biasa setelah acara ditutup, setelah para peserta tampil di atas panggung dengan mendapat piagam penghargaan dari panitia, dalam hal ini Mufti Rusia dengan jajarannya, juga pemberian lukisan masjid, kepada Dewa Juri. Masjid yang sedang tarap akhir pembangunannnya di Prospek Mira, sebuah masjid yang akan menjadi kebanggaan bagi Rusia, karena masjid ini akan menjadi masjid terbesar di seluruh Eropa dan Saya sedang menanti penyelesaiannya, agar dapat sholat di masjid tersebut, Insya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H