Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

MTQI ke XV Menyatukan Dunia yang Terbelah

22 September 2014   17:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:57 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_324988" align="aligncenter" width="346" caption="MTQ Internasional ke XV di Moskow Rusia, gebrakan tahunan dunia Muslim Rusia untuk dunia. Foto: Syaripudin Zuhri"][/caption]

Masih dalam suasana konflik Rusia dengan Ukraina, dan berita tersebut terus saja mendunia via media elektronik (TV dan internet) maupun lewat media cetak (majalah, koran dan lain sebagainya). Apa boleh buat berita buruk adalah "makanan" empuk bagi pers di mana pun adanya, dengan sebuah alasan yang mungkin saja bisa dipertanyakan, hak informasi bagi masyarakat luas, walaupun seringkali banyak kita temukan informasi yang tidak akurat, bohong dan tak dapat dipertanggungjawabkan.

Itu yang Saya sering sebut, " Jangan mudah percaya pada berita". Apa lagi berita dari negara yang sedang terkenal dengan kebohongannya, ingat kasus Irak yang dibilang punya senjata kimia, tapi ujung-ujungnya adalah alat pembenaran untuk menghancurkan negara tersebut! Itu pentingnya membaca di balik berita, tak mudah"termakan" berita, mengecek kembali sebuah berita apapun namanya, agar tidak menyesal akhirnya.

Begitupun yang terjadi sekarang ini di Rusia, di tengah-tengah berita buruk yang beredar, Saya yakin berita baik yang Saya tulis ini tak akan pernah masuk ke dalam berita dunia, padahal menyangkut dunia, tapi memang dunia Muslim. Apa itu? Telah diselenggrakannya MTQI( Musabaqoh Tilawatil Qur'an Internasional) ke XV di Moskow Rusia, pada hari Sabtu, 20 September 2014.

[caption id="attachment_324989" align="aligncenter" width="346" caption="Lukisan pasir yang ditampilkan saat MTQI ke XV, sebuah kolaborasi antara surat Ar Rahman yang dibaca khusus oleh seorang Syekh dari Saudi Arabia, Fabiaya Ilaa irobbikuma tukajibaan, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan. Foto: Syaripudin Zuhri"]

14113565361952243003
14113565361952243003
[/caption]

Bisa Anda bayangkan, sebuah acara tingkat dunia, yang menghadirkan puluhan penghapal (Hafidz) dan pembaca (Qori) Al Qur'an dari berbagai negara di dunia, dari mulai Aljazair, Afganistan, Jerman, Mesir, Iran, Kazastan, Tartar, Kyrgistan, Saudi Arabia, Quwait, Lybia, Inggris, Mauirtania, Malaysia, Uni Emirat, Oman, Palestina, Slowakia, Sudan, Tajikistan, Tanzania, Tunia, Turky, Uzbekistan, Croasia, Estonia, Pakistan, dan Indonesia serta Rusia sebagai penyelenggara. Jadi MTQI ke XV telah menyatukan dunia yang sedang konflik atau MTQI ke XV telah menyatukan dunia yang terbelah, karena alasan politik dan alasan lainnya.

Ini berita baik, dan MTQI ke XV ini telah berjalan konsisten, terus menerus diselenggarakan pada setiap tahunnnya, yang tentu saja selalu tak mendapat perhatian media Internasional, ya Saya maklumi saja, seperti sudah Saya tulis di atas, berita baik sering kali "tak menarik", namun berita buruk menjadi semacam hidangan yang siap saji apapun resikonya, termasuk nyawa. Nah MTQI ke XV yang diselenggarakan di Conser Hall Crocus yang terletak menyatu dengan Metro (Stasiun kereta bawah tanah) Maykinino , bukan tempat main-main, karena tempat ini sering dijadikan untuk konser-konser musik yang juga tingkat dunia Internasional.

Dan ini mungkin ini juga salah satu MTQ yang menyedot perhatian warga muslim di Rusia, karena walaupun tiketnya relatif mahal, rata-rata 2500 rubel atau sekitar $.66 yang jika dikurskan sekarang kurang lebih Rp 789.000! Dan ini menonton orang yang membaca atau menghapal Al Qur'an, bukan tontonan hiburan. Mungkin kalau tontonan hiburan berapapun biasanya orang mau bayar, tapi menonton orang menghapal atau membaca Al Qur'an, mikir dulu. Itu bedanya menonton hiburan dengan menonton MTQ.

Memang harga tiketnya cenderung terus naik, hal tersebut dapat dimaklumi, karena selain mengikuti kurs yang sedang berjalan, namun juga disesuaikan dengan tempatnya, ya maklum panitia juga harus menyewa tempat, karena tak mungkin dilakukan di dalam masjid! Karena membutuhkan sound system yang menggelegar dan video dengan layar yang membahana di atas panggung. Lagipula jika dilakukan di dalam masjid untuk ukuran masjid-masjid di Moskow, jelas tidak akan mampu menampung penonton yang ribuan, lagi pula akan aneh, karena di dalam masjid tak boleh ada tepuk tangan!

[caption id="attachment_324991" align="aligncenter" width="346" caption="Ini dia Qori dari Brunai Darussalam yang menyabet kemenngan pada MTQI XV di Moskow. Kapan giliran Indonesia. Foto: Syaripudin Zuhri."]

1411356986396129528
1411356986396129528
[/caption]

Loh apa hubungannya dengan tepuk tangan? Karena ini tontonan, mau tak mau biasanya dengan spontanitas tepuk tangan bila penghapal atau pembaca yang sudah menjadi finalis disebutkan oleh pembawa acara, yang menggunakan dua bahasa, Arab dan Rusia. Pembaca acara laki-laki menggunakan bahasa Arab dan pembawa acara wanita meggunakan bahasa Rusia, jangan lupa nasionalismenya Rusia, dalam acara-acara formal tak akan menggunakan bahasa Inggris, termasuk menteri luar negeri, apa lagi Presidennya! Rusia dengan bangganya menggunakan bahasanya sendiri di forum-forum internasional, bukan bahasa Inggris, walaupun mereka bisa menggunakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun