Keenam, sudah begitu banyak informasi pada bidang yang sama. Boleh dikatakan bisa mencapai titik jenuh. Nah ini yang repot, kalau pembaca sudah mencapai titik jenuh, susah obatnya. Apa lagi kita tahu, sekarang ini minat membaca di Indonesia begitu rendah, sehingga yang terjadi semacam ini: informasi bergerak semacam deret ukur, 1,2,4,8,16, 32, 64 dan seterusnya, sedangkan yang baca seperti deret hitung, 1,2,3,4,5,6 dan seterusnya. Maka dengan pola seperti itu, antara informasi dan pembaca, pembaca selalu teryinggal jauh di belakang dibandingkan informasi, maka jangan heran bila tulisan begitu banyak, tapi yang baca begitu sedikit.
Ketujuh, tulisan tersebut tak bermanfaat. Ini yang disebut tulisan sampah, repotkan? Sudah capek-capek menulis, kemudian hanya menjadi sampah di dunia internet, banyak tapi dibuang orang! Tulisan yang tak bermanfaat adalah tulisan yang tak membawa informasi, pengetahun, wawasan dan lain sebagainya. Dengan demikian tulisan tersebut menjadi tak berguna, karena tak bermanfaat atau tak menginsfirasi pembacanya, jadinya sia-sia.
Banyak faktor lain lainnya yang menyebabkan sebuah tulisan tak dibaca orang, misalnya lagi, tulisan tersebut bertel-tele, panjang tapi tak ada isinya, tulisan tersebut tak membawa pesan apa-apa, tulisan itu hanya semacam curhat tentang dirinya sendiri, bukan tentang masyarakat luas dan lain sebagainya. Jadi bila tulisan anda mau dibaca orang, ya jangan pesimis, terus saja menulis dengan niat berbagi, jikapun tidak dibaca saat ini, masih ada waktu di hari-hari mendatang. Jangan lupa, tulisan anda tak dibaca orang, tidak kiamat! Jadi teruslah menulis, selagi dunia belum kiamat.