[caption id="attachment_327893" align="aligncenter" width="320" caption="Tulis dulu, dibaca kemudian. Jangan menangis dulu, siapa tahu ada yang baca kemudian. Ilustrasi: pangeranmenulis.blogspot.com "][/caption]
Begitu derasnya arus informasi di internet, sehingga boleh dibilang informasi apa saja ada, dari satu sumber "embah" google saja anda bisa mencari jutaan bahkan milyaran info yang mau diketahui dari berbagai bahasa di dunia dan hebatnya gratis! Sekarang apa saja bisa dicari informasinya, bahkan konon google sedang menyiapkan data informasi yang mundur berabad-abad lalu, sebuah kerjaan yang bukan main-main.
Untuk itu tidak heran bila dari milyaran data yang ada di dunia internet, dengan modal HP cerdas di genggaman tangan bisa menjangkau ke ribuan kilo meter berita dan dapat berita mundur ke belakang yang tak terjangkau oleh masa dan waktu yang hanya sedikit dialami oleh manusia, berapa sih umur manusia? Kalau mau diambil rata-rata paling panjang ya 100 tahun atau seabad! Jadi dengan usia yang sangat terbatas, manusia bisa menjelajah dunia masa lalu, masa kini dan masa depan dengan mengakses informasi di internet, luar biasa!
Maka jangan heran, bila tulisan anda tidak semua orang membacanya, bukan orang tidak mau membaca, tapi memang begitu banyak arus informasi, sehingga dibutuhkan prioritas yang sangat tinggi untuk membaca sebuah artikel pendek, apa lagi artikel panjang yang berhalam-halaman, yang membutuhkan waktu panjang untuk membacanya. Dan jangan lupa, tulisan di media sosial ternyata membuat "alergi" pihak-pihak tertentu untuk membacanya, bahkan banyak yang sudah tak mau membaca koran atau majalah, karena dirinya atau lembaga tempatnya bekerja tak habis-habisnya mendapat kritikan dari masyarakat luas, akhirnya banyak yang "tutup kuping" alias "tutup mata" untuk berita, jadilah sebuah tulisan atau berita menjadi hampa, tanpa pembaca!
Bukan salah tulisan anda, bukan karena tulisan anda kurang menarik atau tulisan anda tak membawa informasi apa-apa, tapi memang begitu banyak informasi, sehingga lagi-lagi perlu skala prioritas, apa lagi kalau melihat tulisan yang asal tulis, ya sudah bablas! Jangan heran, bila sebuah tulisan seseorang tak ada yang baca, jangankan tulisan di media sosial, tulisan seorang pakar yang memang sudah ahli dibidangnyapun nyaris tak ada yang membaca, bukan karena tulisan itu tak menarik, tapi lagi-lagi arus informasi dunia internet begitu banyak, nyaris tak terbatas.
Jadi mengapa sebuah tulisan tak ada yang baca? Banyak faktornya, dan itu sudah banyak ditulis oleh teman-teman. Kalau mau diurut sebuah tulisan tak dibaca sebagai berikut:
Pertama, judulnya yang tidak menarik minat pembaca. Jadi memang sebuah judul tulisan ibarat tubuh adalah kepalanya, wajahnya, kalau wajahnya sudah tak menarik, apa boleh buat, maka sepanjang apapun tulisan tersebut tak akan dibaca orang. Jadi judul memang membuat orang paling tidak "melirik" sebuah tulisan. Makanya sampai-sampai banyak orang yang membuat judul aneh-aneh untuk menarik pembaca, repotnya yang laku judul yang berbau "gituan". Mau coba, silahkan aja tulis tentang" gituan" Â wah pasti diserbu pembaca.
Kedua, tidak aktual. Ini juga perkara yang tidak kecil, misalnya sekarang lagi ramai orang membicarakan tentang pemilihan ketua MPR, tapi yang ditulis tentang sesuatu yang jauh dari hal-hal yang aktual, ya sudah itu tulisan bisa hanya numpang lewat. Yang aktual saja belum tentu dilirik, apa lagi yang sudah out date, ya maaf saja, begitu mungkin di pikiran pembaca.
Ketiga, Â penulisnya tak dikenal. Nah inipun perlu perjuangan untuk memperkenalkan diri kepada pembaca luas. Penulis terkenal saja, Â tulisannya tidak serta merta dibaca orang, apa lagi penulis yang tak dikenal, bisa-bisa dikatakan oleh yang baca, buang-buang waktu, wah kan repot. Jadi mana dulu, terkenal dulu atau nulis dulu? Ya bisa salah satunya, bisa dua-duanya. Kalau sudah terkenal, biasanya kalau nulis akan diserbu pembaca, tapi biasanya yang terkenal justru tak sempat menulis, sepertinya dilema. Sedangkan yang sempat nulis, tapi tak dikenal, begitulah dunia.
Keempat, asal tulis. Nah yang inipun membuat sebuah tulisan menjadi kehilangan makna, lalu buat apa dibaca, kalau sebuah tulisan asal tulis, sehingga pembaca tidak mendapat informasi atau tidak mendapat tambahan pengetahuan apa-apa  dari apa yang dibacanya, kasihankan pembacanya. Maka dengan tulisan yang asal tulis membuat sebuah tulisan tak dibaca, loh yang benar-benar menulis saja belum tentu dibaca, apa lagi tulisan asal-asalan, ya mohon maaf saja, hanya numpang lewat.
Kelima, penulisnya tak disukai. Nah yang ini berhubungan dengan perasaan sipembaca, karena pembaca juga manusia, nah manusia punya perasaan. Maka bila melihat sebuah tulisan dan tulisan sudah dikenal penulisnya dan penulisnya tak disukai, ya biasanya tulisan itu juga tak dibaca, walaupun tulisan itu menarik dan penuh dengan informasi pengetahuan. Sama seperti sebuah koran atau majalah yang dikenal sangat anti pemerintah, maka yang menjadi pegawai pemerintahpun enggan membaca tulisan tersebut!