Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jempol Buat Prabowo dan Jokowi

18 Oktober 2014   18:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:33 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_329763" align="aligncenter" width="600" caption="Ini foto luar biasa. di tengah-tengah kegaduhan perpoltikan Indonesia, Prabowo mampu berjiwa besar dan menghormat pada Jokowi sebagai presiden terpilih 2014.  Sumber: detik.com"][/caption]

Sejarah kembali mencatat, tokoh yang selama ini dikenal dengan ambisinya yang terlihat sangat nyata di depan publik dan ambisi itu telah terjegal dengan kekalahan yang tipis pada tanggal 9 Juli 2014 pada Pilpres. Ironis memang, sudah bertahun sebelumnya ambisi ditanamkan, dan untuk mencapainya dibutuhkan dana, daya, waktu dan tenaga yang luar bisa besarnya. Kalau mau dihitung dengan uang, entah berapa besarnya, saya tak tahu. Namun kelau dilihat gambaran umum selama ini, jangankan untuk Pilpres, untuk pemilihan Bupati, wali kota, Gubernur  saja sudah ratusan juta sampai milyaran, bisa dibayangkan dengan Pilpres yang jangkaunya nasional!

Kita lewati urusan dana atau biaya menuju Pilpres, yang sudah berlalu, mari kita lihat tokoh yang meledak-ledak ini, mungkin karena pendidikan militer yang keras, maka terlihat sekali watak keras itu, yang mungkin kalau pakai bahasa keseharian" kepala batu", yang positifnya pantang menyerah sebelum kalah dan "bertempur" sampai tetes darah terakhir. Lakukan dulu upaya sekuat tenaga, bila tak berhasil, ya diterima dengan lapang dada. Sebuah pembelajaran yang sangat menarik.

Dan karena begitu kerasnya perjuangan mencapai titik yang diinginkan tak tercapai, wajarlah kalau kekalahan tersebut, tak diterima begitu saja, mesti ada sesuatu yang harus dilakukan, sebelum benar-benar dinyatakan kalah oleh pihak yang memang sebagai penyelenggara Pilpres, dalam hal ini KPU, komisi pemilihan umum dan dalam bidang konstitusi MK-lah lembaganya. Dua lembaga negara ini telah dengan telak menyatakan kemenangan di pihak "sebelah", di pihak "tetangga". Menyakitkan memang, dan itu wajar dalam sebuah "pertandingan" yang sipat, tingkat  atau skalanya secara nasional dan ini hajatan 5 tahunan.

Artinya bila seseorang kalah dalam Pilpres, bisa menebusnya  atau berjuang kembali untuk ikut lagi,dan itu juga bukan jaminan menang, ya 5 tahun lagi! Dan itu bukan hanya tiori, tapi sudah menjadi fakta, lihat saja ketika Megawati di tahun 2004 dan 2009, dua kali kalah dalam Pilpres, melawan tokoh yang sama, SBY! Kalah 2:0 bagi Megawati membuatnya "salah tingkah" karena yang mengalahkannya adalah mantan anak buahnya sendiri ketika Megawati menjadi Presiden. Ya normal saja, kalau orang kalah jadi luka, apa lagi kalahnya oleh anak buahnya sendiri yang menenatang di Pilpres 2004, dan konon Megawati tetap tak menerima kekalahan tersebut, karena marasa dicurangi, dan wujudnya dengan tidak menghadiri setiap undangan Presiden SBY dalam HUT RI di istana negara, terlalu!

Jadi antara Megawati dan Prabowo sama-sama kalah, lalu yang mana yang negarawan? Ini sebuah pertanyaan yang menarik yang perlu jawaban panjang. Kalau melihat batasan singkat dimana seorang negarawan adalah orang yang berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara, maka kedua tokoh ini sudah negarawan. Megawati menjadi negarawan saat, dia dengan "ikhlas" menyerahkan capres 2014 bukan pada trah Sukarno, tapi pada Jokowi yang bukan" siapa-siapanya". Dan Megawati benar pilihannya, Jokowi menang dalam Pilpres 2014 ini dan sekarang menjadi Presiden terpilih yang akan dilantik, 2 hari lagi, tepatnya Senin, 20 Oktober 2014.

Dan kapan Prabowo menunjukkan kenegarawanan? Kalau boleh dibilang adalah puncaknya kemarin, 17 Oktober 2014, tepat di hari ulang tahunnya yang 63! Di mana dalam berita yang saya baca, Prabowo sedang menghormat pada Jokowi dan Jokowi menundukan kepalanya sebagai balasan tanda penghormatan tersebut, luar biasa, jempol buat kedua tokoh ini!

Benar-benar jagat perpolitik Indonesia langsung terasa sejuk, seperti sejuknya salju yang pertama di Moskow tahun ini. Ya kebetulan saja, kemarin,  tanggal 17 Oktober 2014 di Moskow turun salju pertama untuk musim dingin tahun ini, yang disambut kegembiraan luar biasa menyambut musim dingin, yang memang punya kelebihan sendiri dibanding musim-muasim lainnya.

Jadi di Indonesia, di bidang politik, kemarin terasa disiram air dingin yang menyejukkan, yang meredam segala emosi marah yang meluap-luap dari pihak-pihak yang memang terpecah menjadi dua kubu yang berlawanan, antara KMP, Koalisi Merah Putih, dengan KIH, Koalisi Indonesia Hebat! Nah dengan bertemunya Prabowo dan Jokowi sebagai Presiden terpilih dan dengan hormatnya Prabowo pada Jokowi sebagai Presiden,terlihat apik, enak dipandang dan menyejukkan semua pihak. Terlepas dari hati-hati yang penuh dendan kesumat, terlepas dari analisa atau para pengamat yang pro dan kontra, terlepas dari orang-orang yang tak suka pada Probwo, saya pribadi tersenyum lega, alhamdulillah.

Saya bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa dari dua kubu tersebut, saya netral aja. Jadi bila dua tokoh yang selama pilpres seperti "dua musuh bebuyutan" telah hilang lenyap. Keduanya punya cita-cita yang sama, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonsia, NKRI. Dengan demikian Indonesia, insya Allah, menjadi negara yang tetap utuh, NKRI tetap jaya, tak terpecah belah seperti negara-negara di Timur Tengah, yang satu sama lain, sesama bangsa dan warga sendiri saling bantai, saling bunuh, sehingga mereka terpecah belah,  semoga hal tersebut tak terjadi Indonesia!

Lagi pula buat apa-apa ribut-ribut dan saling bermusuhan hanya gara-gara politik atau gara-gara adanya Pilpres?Pemilu ini hanya kegiatan rutin 5 tahunan untuk memilih presiden, sebagai negara yang menyatakan demokrasi, maka kegiatan tersebut biasa-biasa saja, seharusnya, wajar saja, rutin adanya, lalu mengapa harus sampai berdarah-darah atau sampai menumpah darah, buat apa?

Ayo kembali menyatu dan bersatu mempertahankan NKRI, Prabowo sudah mencontohkannya kemarin, kapan untuk anda? Pilpres sudah berlalu, Jokowi akan dilantik, suka atau tidak, hal itu sudah menjadi kemauan rakyat banyak, dan rakyat itu, ya bagian dari kita-kita juga, sama, saudara sebangsa dan setanah air. Buat apa-apa dendam, buat apa tetap bermusuhan? Sementara Prabowo dan Jokowi sudah saling menghormati, sudah masing-masing menujukkan kenegarawanannya.

Jayalah Indonesia, salut buat Prabowo dan salam hormat buat Jokowi yang akan dilantik menjadi Presiden RI ke 7  dan tetaplah bersatu wahai bangsa Indonesia, mari tersenyum untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik di bawah kepemimpinan yang baru, Jokowi! Sebagai penutup mari kita camkan yang satu ini: Jangan hilang harapan, jangan putus asa, jangan pesimis. Sesungguhnya di balik awan ada matahari, sesudah kesulitan ada kemudahan dan di balik derita ada kebahagiaan. Tersenyumlah, optimislah dan tetap berpikiran positif.

Dan jangan lupa, kalah itu soal biasa, kawan! Kekalahan tidak membuat dunia ini kiamat, masih ada hari esok dan perjuangan tak berhenti karena kekalahan. Yang jelas, bagi yang menang tidak sombong, yang kalah tidak rendah diri, dunia akan tetap berputar. Sekarang mari kita sambut Presiden RI ke 7, Jokowi, dan mari kita ucapkan salut buat Prabowo. Keduanya sedang berjuang untuk bangsa ini dengan potensi masing-masing, termasuk saya dan anda. Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun