Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Inilah 4 Pecinta Utama Jokowi

15 Desember 2014   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:16 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418634996496345423

[caption id="attachment_341404" align="aligncenter" width="299" caption="Jokowi sedang bekerja membenahi Indonesia, suka tak suka Jokowi sudah menjadi Presiden Ri ke 7. Sumber: davidsetiabudi.deviantart.com"][/caption]

Jokowi-JK sedang berkuasa sekarang, 2014-2019, untuk itu mari kita kawal sama-sama, agar Indonesia lebih cepat sejahtera. Untuk berikutnya tulisan ini hanya bicara tentang Jokowi, karena kunci utama pemecahan atau solusi masalah tanah air ada di Jokowi. Bukan mengecilkan JK, karena JK kita sudah tahu sepak terjangnya ketika menjadi wakilnya SBY di tahun 2004-2009, paling tidak pola JK akan sama dengan sebelumnya, walau mungkin JK tak segesit dulu, karena faktor usia.

Lalu mengapa Jokowi? Jokowi sama-sama diketahui adalah bintang baru Indonesia yang sedang bersinar seterang-terangnya, sampai-sampai menutup bintang-bintang lainnya, yang sebenarnya tak kalah juga dengan Jokowi. Ada Ridwan Kamil Wali Kota Bandung, Ibu Risma Wali Kota Surabaya, Ahok Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan lain sebagainya. Mereka adalah bintang-bintang yang sedang bersinar di tataran pemerintahan Indonesia Baru.

Jadi Indonesia punya pemimpin-pemimpin muda, pemimpin-pemimpin masa depan yang tersedia cukup banyak, tapi dari semua pemimpin tersebut itu, Jokowilah sekarang yang paling bersinar, apa lagi Jokowi sekarang telah menjadi Presiden RI ke tujuh untuk masa jabatan 2014-2019, apakah Jokowi akan sampai di ujung akhir perjalanan 2019 nanti? Kita lihat saja, tapi sebaiknya memang berjalan seperti biasa alias normal, tak perlu ada lagi semacam perebutan kekuasaan di tengah-tengah perjalanan, efeknya tak baik untuk bangsa dan negara. Lihat saja kasus Thailand, sebagai contoh negara yang sering terjadi kudeta.

SBY telah mencontohkan dengan baik, peralihan masa kekuasaan tersebut dengan elok, tanpa berdarah-darah, yang begini ini, tak disebut-sebut oleh mereka yang membenci SBY. Semoga ini terjadi pada masa-masa pemerintahan berikutnya. Jadi, bagi yang kalah atau tidak sedang berkuasa atau yang menjadi lawan politik Jokowi, silahkan mengkritik kinerja Jokowi sekeras-kerasnya, tapi tetap pada jalur yang sudah ada, pada garis-garis yang dibolehkan oleh konstitusi. Suka atau tak suka Jokowi telah menjadi Presiden RI ke 7, ini harus kita hormati, karena ini juga pilihan rakyat banyak, terlepas dari yang tidak memilih Jokowi. Lalu mengapa Jokowi yang sudah terpilih tetap tak disukai? Ya normal saja, namanya juga manusia, tak ada yang disukai 100% dan tak ada juga yang dibenci 100 %.

Sebelum tulisan ini, saya pernah menulis tentang Jokowi, tentang orang-orang yang "memusuhi" Jokowi, dan sekarang giliran orang-orang yang "menyintai" Jokowi atau orang-orang yang bisa saja sangat fanatik pada Jokowi, sehingga Jokowi "diangkat" sedemikian rupa, seakan Jokowi bukan lagi manusia biasa, yang punya salah dan kekhilapan. Jokowi oleh penyanjungnya sudah seperti orang suci, yang tak pernah punya salah. Wah ini bahaya bagi sebuah akidah,sudah saya tulis " Jokowi manusia biasa".  Jadi siapa kelompok orang-orang "menyintai" Jokowi? Mari kita bahas satu demi satu:

Pertama, tentu saja keluarganya Jokowi, dari mulai Ibu, Istri, anak-anaknya dan keluarga besar Jokowi di Solo. Mereka tentu pendukung utama Jokowi untuk menjadi Presiden. Ini manusiawi, secara naluriah manusia di manapun kalau bisa mencapai puncak kejayaan dan kekuasaan pada suatu negara, kenapa harus dilewati, ya diambil dong! Walau mungkin, kalau pakai bahasa Jokowi, waktu sebelum capres, masih pakai bahasa malu-malu, "ga mikir-ga mikir" ketika ditanya wartawan, apakah akan mencapreskan diri untuk Pilpres 2014?

Nah faktor utama inilah yang paling keras mendukung Jokowi untuk mencapai puncak pemerintahan di Indonesia, tentu dengan gayanya masing-masing. Makanya Jokowi, rela dikritik, ketika mengadakan tugas pertamanya sebagai Presiden pada pertemua APEC di Cina( saya tetap memakai istilah Cina, ketimbang Tiongkok,lebih praktis, hanya empat hurup saja dan lebih enak nyebutnya, seperti "Tuntutlah Ilmu walaupun sampai ke negeri Cina" sudah lebih akrab, ketimbang: " Tuntulah Ilmu ke negeri Tiongkok"). Jokowi membawa anaknya yang perempuan, kalau istri mungkin sudah wajar sebagai First Lady, yang memang ada pertemuan dengan First Lady lainnya di acar APEC. Kalau anak, apa hubungannya di bawa-bawa pada pertemuan tingkat tinggi kepala negara?  Tak ada pertemuan anak-anak kepala negara di sana, ngapain? Kalau kata JK dengan jenaka" ngurus bapaknya!" Beres, bungkam semuanya.

Kedua, orang-orang yang mendukung Jokowi adalah orang-orang yang memang "asli" mengharapkan adanya perubahan bagi pemerintahan di Indonesia. Terutama setelah partai pemerintah yang sedang berkuasa saat itu, Partai Demokrat, para kadernya di pusat lingkaran tersangkut korupsi dan ditangkap KPK, dari mulai Nazaruddin, Angelina, Andi Malarangeng dan Anas Urbaningrum.

Nah mereka sudah pada geregetan melihat pemerintahan SBY, maka SBY pun mendapat kritikan yang tak habis-habisnya, tapi SBY tetap dengan gayanya yang santun dan tetap tersenyum, walau sesekali mengeluh di arena publik, namun hal itu semua tak membuat SBY diturunkan di tengah jalan, semua berjalan dengan koridor yang ada, tapi telah membuat "luka" bagi rakyat banyak. Nah yang "terluka" pada masa pemerintahan SBY inilah yang mendukung Jokowi sekarang ini.

Ketiga, kelompok yang menyintai Jokowi tentu saja PDIP, walau tidak semua anggotanya. Untuk yang satu ini, saya harus berterima kasih pada Megawati, dan saya acungkan jempol buat Megawati!Megawati untuk masalah ini telah menjadi negarawan yang tidak haus kekuasaan, karena Megawati tidak mencalonkan dirinya sendiri untuk menjadi Presiden RI lagi.Walaupun belum tentu kalau Megawati yang maju akan terpilih menjadi Presiden RI kembali. Cerita akan berbeda kalau Megawati yang maju menjadi capres pada Pilpres 2014 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun