Jadijangan pernah bilang, bahwa iklan rokok tak mempengaruhi anak-anak tanggung, justru pengaruh iklan -iklan di TV tersebut membuat anak-anak tanggung tertantang untuk mencoba dan menirunya. Dan bila tak ada uang jajan, terjadi lah kriminalisasi kecil-kecilan, minta kepada teman-teman sebaya, bila tak ada pada teman sebaya, mulai berani "mengompas" anak-anak lain yang lemah,rokok pada awalnya dan narkoba pada akhirnya. Butuh penelitian yang dalam untuk membahas hubungan rokok dengan narkoba. Jadisiapa bilang iklan merokok tak berpangaruh pada anak-anak?
Ketujuh, menghukum moral pada perokok.Nasib perokok sebetulnya patut "dikasihani" mengapa? Karena tempat-tempat umum yang paling di izinkan untuk merokok ya... di ruang WC, kalaupun mau agak bebas yang di luar kantor. Bayangkan, lagi dingin-dingin merokok di luar ruangan di musim dingin yang membekukan.
Dan hukum moral ini berlaku di taman-taman, termasuk di lapangan merah Kremlin! Bisa anda bayangkan lapangan yang begitu luas dan tempat untuk parade militer di hari kemenangan, 9 Mei, Â tak ada yang berani merokok, padahal itu di lapangan, bukan di dalam kantor! Bandingkan dengandi kita, Indonesia, jangankan di lapangan, di dalam ruangan, yang jelas-jelas ada tulisan larangan merokok, para perokok dengan santainya merokok.Gejala apa ini? Egois, masa bodo, atau memang kecanduan.
Jadi kata larangan merokok di Rusia itu berlaku, dan bukan pajangan!Rasanya kita memang harus malu pada Rusia, karena pemerintah Rusia berani dan tegas untuk berperang melawan rokok dan tak takut untuk melarang rokok beredar sembarangan. Walau merokok memang dalam segi hukum, masih ada yang bilang makruh! Kalau di Saudi Arabia atau negara-negara di Timur Tengah, merokok hukumnya haram! Termasuk dari penulis buku " Halal dan Haram" DR. Yusuf Qardhawi. Tokoh fiqih Modern yang sekarang berdiam di Qatar, beliau mengharamkan rokok.
Jangan lupa juga, di Rusia larangan merokok juga berada di sekitar masjid! Jadi dilarang merokok di halaman sekitar masjid. Jangankan di sekitar masjid, Â di kafe pun anda tak akan menemukan menjual rokok, rokok hanya di jual di tempat tertentu saja.
Bukankah kata orang sehabis makan paling enak merokok! Nah jangan harap kafe di sekitar masjid ada penjual rokok. Bandingkan dengan di Indonesia, jangankan di kafe atau warung, di emeperen masjid pun banyak anda temukan orang banyak, sambil ngobrol, merokok! Mengapa? Karena"panutan" mereka pun merokok, jadi siapa yang salah kalau "umatnya" merokok?Kalau sudah begitu kenyataannya, ya kita doakan saja, " Ya Allah, jika mereka berhenti merokok, kabulkanah doa ini. Dan jika mereka tidak berhenti merokok, jauhkanlah mereka dari doa ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H