Mohon tunggu...
Virani Ramadhani
Virani Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hiii, Welcome!

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Konsep Pemikiran yang Dikemukakan oleh Seorang Filsuf Prancis, Pierre Bourdieu

2 November 2022   05:25 Diperbarui: 2 November 2022   05:29 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pierre Bourdieu ialah seorang filsuf yang berasal dari Prancis, yang lahir di Prancis pada 1 Agustus 1930, dan kemudian meninggal pada 13 Januari 2002. Bourdieu melahirkan karya terkenal dari hasil pemikirannya, antara lain; Distinction dan A Social Crictique of the Judgement of Taste.

Bourdieu mengkaji bahwa praksis sosial merupakan dialektika yang terlahir dari internalisasi eksterior dan eksternalisasi interior. Jika diperjelas, internalisasi eksterior ialah segala sesuatu yang dialami dan diamati dari luar diri pelaku sosial, sedangkan eksternalisasi interior adalah penjabaran dari segala sesuatu yang telah terinternalisasi kemudian menjadi bagian dari diri pelaku sosial. 

Dalam hal ini, Bourdieu menyebutkan terdapat dua aspek, yaitu aspek interior yang dibentuk oleh habitus (nilai-nilai sosial yang tersosialisasikan di dalam diri individu sehingga tertanam dalam pola pikir dan perilakunya), sedangkan aspek eksterior berasal dari arena (ruang khusus di dalam lingkungan masyarakat) atau struktur objektif di luar diri pelaku sosial. 

Dan kapital (modal yang mempengaruhi untuk mendapatkan kesempatan dalam kehidupan) sangatlah berpengaruh besar pada dialektika yang terjadi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa praksis sosial hadir dari adanya habitus, arena serta kapital di dalam kehidupan sosial. 

Selanjutnya terdapat pemikiran Bourdieu mengenai dominasi simbolik, yaitu penindasan yang menggunakan simbol. Pada penindasan ini, orang yang ditindas tidak menyadari bahwa dirinya sedang ditindas melainkan merasa hal tersebut normal untuk dilakukan. Dengan kata lain, penindasan ini terjadi juga dari persetujuan pihak yang ditindas. 

Salah satu bentuk penciptaan ulang dari dominasi sosial yang telah ada sebelumnya adalah pendidikan. Kemudian mekanisme dominasi simbolik akan berpuncak menjadi doxa. 

Pengertian doxa sendiri adalah pandangan penguasa yang dianggap sebagai pandangan seluruh masyarakat. Karena hal tersebut, masyarakat tidak lagi berpikir kritis terhadap penguasa. Adanya doxa ini membuat pihak yang dikuasai memandang dirinya sama dengan penguasa yang padahal mereka ditindas, tetapi tidak merasakannya sebab mereka hidup di dalam doxa. 

Bourdieu menelaah bahwa pembedaan (Distinction), seperti yang diterangkan dalam bukunya yang berjudul Distinction merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu dengan membedakan diri dalam menunjukan kelas sosialnya di dalam masyarakat. 

Biasanya, distinction ini dilakukan oleh masyarakat yang tingkat ekonomi menengah ke atas dengan menunjukkan status sosialnya. Dan begitupun sebaliknya, hal yang sama terjadi pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. 

Tetapi menurut Bourdieu, hal tersebut bukan merupakan pembedaan, melainkan bentuk perlawanan. Karena, jika penafsirannya dari atas ke bawah (menengah ke atas kepada masyarakat menengah ke bawah), itulah yang disebut dengan distinction, sedangkan jika datang dari masyarakat menengah kebawah, maka akan disebut sebagai perlawanan (resistance). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun