Otomasi adalah istilah yang menjelaskan pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan tenaga manusia untuk diselesaikan kini tergantikan oleh mesin, komputer, atau istilah yang lebih populer Artificial Intelligence (AI).
Secara rasional berpikir, hadirnya otomasi akan menghapus banyak pekerjaan sehingga menyebabkan jumlah pengangguran yang meningkat. Hal ini ditepis oleh riset terbaru yang dirilis oleh McKinsey dengan judul "Otomasi dan Masa Depan Pekerjaan di Indonesia".
APA SAJA PEKERJAAN YANG AKAN HILANG?
Sebuah data infografis yang mengejutkan bahwa pada tahun 2030 terdapat 23 juta pekerjaan yang hilang karena digantikan oleh proses otomasi, namun ada 27 -- 46 juta lapangan kerja baru yang dapat diciptakan dalam periode tersebut, dimana 10 juta dari lapangan kerja tersebut merupakan jenis pekerjaan baru yang tidak ada sebelumnya.
Indonesia positif menghadapi otomasi karena ada lebih banyak lapangan pekerjaan baru yang terbuka daripada yang terhapus
Walaupun McKinsey dalam laporannya tidak menyatakan secara rinci apa pekerjaan yang akan hilang, namun terdapat petunjuk bahwa pekerjaan yang melibatkan pengumpulan dan pemrosesan data berikut kegiatan fisik yang dapat diprediksi akan paling terdampak dari otomasi, dengan pengurangan jam kerja untuk pekerjaan- pekerjaan tersebut.
Dari laporan tersebut bisa dibayangkan bahwa pekerjaan dengan SOP (Standard Operating Procedure) yang baku dan rutin seperti teller bank, resepsionis hotel, atau service advisor di bengkel kendaraan bisa menjadi contoh yang dimaksud.
APA SAJA PEKERJAAN BARU YANG TERCIPTA?
Sementara itu masih dalam laporan yang sama, McKinsey menyatakan bahwa kebutuhan atas pekerjaan yang tidak dapat dengan mudah dikerjakan oleh mesin akan meningkat. Hal ini meliputi:
- Kegiatan fisik yang tidak dapat diprediksi
- Interaksi dengan pemangku kepentingan (stakeholder)
- Mengelola dan mengembangkan karyawan
Walaupun tidak ada rincian tentang pekerjaan yang dimaksud, namun McKinsey menyebutkan industri terkait yang akan terkena dampak positif meningkatnya kebutuhan tenaga kerja yaitu layanan kesehatan, konstruksi, manufaktur dan ritel. Dengan demikian pekerjaan seperti tenaga medis (dokter, perawat), tukang dan insinyur bangunan, serta buruh dan office boy merupakan pekerjaan yang tidak mengalami dampak negatif secara langsung dari munculnya otomasi, karena rutinitas pekerjaan tersebut tidak mudah untuk diprediksi.
KETERAMPILAN BARU YANG DIBUTUHKAN
McKinsey juga melaporkan bahwa keterampilan-keterampilan baru akan dibutuhkan dalam era otomasi ini. Keterampilan tersebut bukan hanya keterampilan teknologi, namun juga keterampilan sosial, emosional dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi, seperti kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah yang rumit. Masyarakat Indonesia yang telah mengenyam pendidikan menengah mungkin akan menghadapi perubahan terbesar dalam dunia pekerjaan di tahun 2030, namun secara persentase, peluang terbesar akan diperoleh mereka yang memiliki pendidikan tinggi atau pendidikan lanjut.
Demikian ulasan singkat tentang otomasi dan masa depan pekerjaan Indonesia. Unduh di sini untuk laporan resmi dari McKinsey.
---
Artikel ini diterbitkan ulang dari situs freelance https://kerjadaring.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H