Sinetron Aku Anak Indonesia memotret kehidupan anak SMA. Bedanya, Aku Anak Indonesia tidak melulu berkutat pada kisah cinta atau fantasi, yang belakangan lazim ditemui di sinetron remaja. Kisah persahabatan, saling menghargai dan menerima perbedaan ditampilkan dalam sinetron garapan SinemArt Productions ini.
Daftar Pemain Sinetron Terbaru ‘Aku Anak Indonesia’ RCTI
- Dinda Hauw
- Giorgino Abraham
- Dante Valreand
- Gerald Yohanes
- Claudia Andhara
- Angga Putra
- Aura Nabilla Izzathi
- Mikha Tambayong
- Putri Titian
- Fatin Shidqia Lubis
- Mikha Angelo
- Gisela Cindy
- Raisa
- Nina Zatulini
- Fachri Muhammad
- Cut Meyriska
- Yusuf Mahardika
- Gary Iskak
- Muhammad Irfan
- Didi Petet
- Aditya Heravi Rahman
- Rayn Wijaya
- Gampo
- Erlina Sutansyah
- Cathy Williams
- Cut Memey
- Dwi Yan
Sinopsis
Hari itu gadis manis bernama ANI itu baru akan menjalani hari pertamanya bersekolah di Indonesia lagi setelah 5 tahun ia tinggal di Jerman bersama Orangtuanya. Di dalam mobil tersebut Ani protes karena ia sebenarnya ingin ke sekolah dengan mengendarai sepeda, namun ayah tidak memperbolehkan. Sang Sopir menyetujui sikap ayah Ani, karena di Indonesia ini banyak bergajulan, diluar sana itu kurang aman untuk anak gadis secantik mbak Ani. Namun Ani menjawab…..”Dulu saat saya SD, saya diajarkan bahwa Indonesia itu terkenal karena keramahtamahannya. Saya masih percaya diluar sana keramahtamahan masih banyak bisa ditemukan pak.” Sejurus kemudian dari setelah Ani mengucapkan itu, mobil mereka melewati tubuh seorang pemuda yang terbaring di jalanan sepi bersimbah darah. Ani panik dan menyuruh mobil berhenti, namun sang Sopir malah tancap gas!! Saat disuruh berhenti, sopir mengatakan bahwa pemuda itu pasti rampok, pura pura luka, namun saat kita berhenti, kita akan dirampok! Ani tidak peduli, ia mengancam sopirnya menghentikan mobil atau ia akan turun dalam keadaan kecepatan tinggi. Diancam demikian oleh anak majikan, sopir terpaksa menghentikan mobil. Ani turun dan dengan susah payah membawa pemuda tersebut masuk ke dalam mobil. Mengetahui bahwa pemuda tersebut terluka serius, Ani membentak sang sopir “Coba tadi bapak jalan terus, pemuda ini bisa mati!” namun sang sopir menjawab “Tapi terus terang aja mbak, ini kebetulan luka beneran, kalo di tempat lain udah pasti rampok!” Sopir tersebut melanjutkan “Indonesia terkenal karena keramahannya. Ramah apanya, orang bisa ditusuk di pinggir jalan begitu.” Di Rumah Sakit, pemuda yang terluka itu siuman dari pingsannya dan melihat Ani yang sedang menungguinya. Ia memperkenalkan dirinya sebagai ARIF, yang ternyata bersekolah di SMA tempat Ani baru saja akan masuk. Ani bertanya apa yang terjadi di jalanan tadi, dan Arif bercerita bahwa ia berusaha menghentikan sebuah tawuran pelajar dimana teman-teman satu SMA-nya terlibat. Ani merenung mendengar itu….. Keesokan harinya, saat Ani masuk sekolah, ia melaporkan hal tersebut kepada seorang guru, bahwa nama nama murid sekolah itu terlibat dalam sebuah tawuran yang mengakibatkan tertusuknya seorang murid bernama Arif. Namun guru yang bernama Pak Sam tersebut mengatakan bahwa tawuran terjadi tiap saat dan ngga ada lagi yang bisa dilakukan oleh guru-guru selain khotbah kosong yang tidak akan didengarkan. Lebih baik Ani bersiap saja untuk mengikuti Upacara. Namun Ani tidak menerima jawaban semacam itu. Segera setelah upacara selesai, Ani naik ke podium dan mengambil microphone dan mengatakan pada semua orang bahwa telah terjadi tawuran yang mengakibatkan ketua OSIS sekolah ditusuk, “Tadi saya sudah cerita pada Pak Sam sebagai wali kelas saya, namun dia menjawab agar saya tidak usah ikut campur, saya tidak bisa tidak ikut campur pak! Bila guru dan sekolah tinggal diam dan hanya mengurusi masalah administrasi dan menagih SPP saja setiap bulan, lalu siapa lagi yang akan bertindak bila bukan kami sebagai murid?” Sebuah tindakan kontroversial dan lantang yang tidak pernah terdengar sebelumnya di SMA manapun di Negara kita baru saja terjadi……. Beberapa guru bereaksi dan hendak menarik Ani turun, namun PAK ALI (Kepala Sekolah) menghentikan mereka dan membiarkan Ani selesai bicara. Ani melanjutkan dengan membacakan nama anak-anak yang terlibat, yaitu RIDHO, KEENAN, MUSLIM, IBRA dan lain-lain. Ani meminta agar mereka semua segera dihukum untuk menghentikan tawuran tawuran berikutnya. Seketika riuh suara-suara meledek dan menyuruh Ani turun dari podium dari antara anak anak SMA sendiri. Akhirnya para guru terpaksa membawa Ani turun. Kejadian itu tidak lepas dari mata seorang anak cowok berkacamata bernama ITO. Ia mendatangi Ani yang sedang berada di perpustakaan dan bertepuk tangan atas tindakan Ani yang berani, apalagi karena Ani hanyalah anak yang baru saja masuk ke sekolah ini. Ito memperingatkan bahwa Ani harus siap-siap menghadapi masalah besar, karena murid-murid yang namanya disebutkan Ani tadi adalah anak-anak yang tidak akan tinggal diam melihat tindakan kamu. Benar saja, sepulang sekolah, seorang perempuan bernama WATI dan teman teman perempuan lainnya mendatangi Ani dan mengancamnya. Wati mengatakan bahwa tawuran itu terjadi karena dia, karena dia digoda oleh anak SMA lain dan Wati sendiri yang meminta Ridho yang adalah pacarnya untuk membuktikan cintanya dan mengadakan tawuran dengan anak anak SMA lain itu. Ani geram dan memaki Wati yang ia anggap tidak tahu malu, bagaimana mungkin Wati bisa bangga menjadi penyebab sebuah pertumpahan darah?! Wati tertawa dan mengatakan bahwa ini masalah eksis atau ngga eksis, hal yang ngga mungkin Ani bisa ngerti. Yang pasti, kalo Ani buka mulut lagi masalah ini, Wati tidak akan segan-segan memotong lidah Ani. Saat itu Ito muncul dan melerai mereka. Selepas kepergian Wati, Ito meminta Ani untuk tenang, namun yang terjadi malah lebih parah, Ani memutuskan untuk melaporkan semua hal ini kepada polisi!! Ito kontan panik dan berusaha menahan Ani!! Namun gadis berkepala batu ini tidak dapat dihentikan sama sekali. Sesampainya mereka di kantor polisi, Ani melaporkan dengan lantang peristiwa penusukan dan tawuran yang terjadi. Polisi tersebut mencatat semua laporan Ani dan memasukannya ke dalam laci. Ani bingung dan bertanya, “Lalu apa yang akan bapak lakukan?” Polisi malah lebih bingung dan bilang “Sudah saya catat, akan saya laporkan.” Tidak dapat menerima jawaban itu, Ani meminta polisi tersebut bertindak sekarang dan menangkap para pelaku, yang kemudian dijawab oleh sang polisi dengan diplomatis, “Dek, kalo semua pelaku tawuran kami tangkap, penjara akan penuh, dan 40% sekolah di Indonesia akan kosong esok harinya” Ani bengong dan tidak percaya akan apa yang baru saja didengarnya, beruntung Ito segera menarik Ani keluar dari dalam kantor polisi tersebut. Sekeluar mereka dari kantor polisi, Ani tampak lemas dan tidak dapat mencerna semua yang baru saja terjadi hari ini. Ito berusaha menenangkannya dan mengatakan “Ini negeri kamu, negeriku, negeri kita. Jangan kamu kecewa, kita akan membuat perubahan.” Bagaimanakah kelanjutan kisah perjuangan Ani, Arif, Ito dan teman-teman lainnya, sebagai pemuda generasi penerus bangsa, dalam mewujudkan cita-cita dan impian mereka untuk negeri Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H