Hah.. lucu ya, laki-laki yang amat mendambakan pernikahan ini. Untuk mengisi kekosongannya ia malah berakhir ketempat dimana ia akan melihat pasangan-pasangan yang datang untuk merencanakan pernikahannya.
Sedih hati ini rasanya. Namun kecewa juga dengan Lona yang begitu saja memutuskannya dan tak memberikan kesempatan padanya untuk bahkan menghargai usaha dan persiapannya selama ini.
Perasaannya yang campur aduk membuatnya tak bisa berpikir lurus. Namun hanya bisa menatap lurus tanpa sadar kearah manekin dengan balutan baju pengantin pendek? nan sederhana, begitu cantik namun rapuh, ah! Astaga kenapa manekin itu bisa bergerak, sekarang ia malah menatapku dengan… heran? Ketakutan? Kaget? Aku tak bisa benar-benar mengartikan tatapannya itu.
Ia bukanlah manekin. Ia manusia. Ia hidup. Ia seorang wanita dan aku dengan kurang ajarnya berani menatapnya dengan lurus dan mungkin sekarang ia sedang berpikir aku ini maniak atau apalah sejenisnya. Aduh, Biru! Bodohnya! Masa kau menatap orang lain tanpa berkedip dan menyangkanya manekin. Untung wanita itu mengalihkan pandangannya cepat sesaat mata kami bertemu. Sesaat. Namun ada sesuatu yang seperti disembunyikan mata itu. Seperti sebuah rahasia yang tak boleh orang tau. Dan, sok TAU sekali diriku ini. Menerka-nerka orang lain. Memangnya aku cenayang.
Namun, entah mengapa langkah kakiku malah mengarah ke booth tempat wanita itu mematung. Wajahnya pucat bagai manekin. Tanpa make-up tak ada rona wajah. MeMbuatnya tampak tak segar. Padahal ini kan tempat umum dan seharusnya ia bermake-up sedikit. Seperti Lona, ah, Lona lagi. Sudahlah, lupakan Lona, Biru!.
Tanpa sadar aku sudah ada disebelahnya mematung.
Theme song:Timeless by Zhang Li Yin and Xiah JunsuI Choose To Love You by Hyorin
Yume no Ato by Tokyo Jihen
Bolero by Tohoshinki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H