Laila berpamitan dengan para pembantu lain untuk pulang, ia berjalan menelusuri gedung-gedung asrama di kegelapan hingga ia tiba di kamarnya. Sontak Laila terkejut, lantaran ia mendapat sebuah kotak makan malam yang masih utuh dan hangat. Di luarnya terdapat secarik tulisan "Makanlah, kau pasti lapar".Â
Laila melihat ke sekelilingnya, lalu ia mendapati seorang ibu penjaga yang sedang membersihkan lantai. "Assalamu'alaikum bu, ibu tahukah kotak makan ini dari siapa?", tanya Laila, "Oh, itu tadi si Nurul yang naruh situ, Neng", jawab si ibu, "Oh, si Nurul to, ya sudah makasih ya bu", "sama-sama, Neng". Laila membawanya ke kamar dan melahapnya hingga habis. Tak lama kemudian, ia wudhu dan bersiap untuk tidur.
Adzan subuh berkumandang, Laila bangkit dari tempat tidurnya dan segera ke masjid untuk menunaikan sholat. Tidak seperti biasanya, suara imam sholat subuh yang biasanya terdengar adalah suara Ustadz Malik Muhammad, tetapi kali ini berbeda. Nurul yang baru datang terburu-buru mengikuti raka'at kedua, ia terlambat bangun. Seusai sholat, seperti biasanya dilanjutkan dzikir dan membaca Al-Qur'an hingga hari perlahan mulai terang.Â
Laila melipat mukenanya dan bersiap keluar dari masjid, Nurul mengikuti. "Kok kamu tumben terlambat, ada apa?", tanya Laila, "Aku baru tidur jam 3 tadi, sepulang dari rumah sakit mengantar Ustadz Malik Muhammad", balasnya, "Ustadz Malik kenapa? Beliau sakit?", "Astagfirullah Laila, kamu belum tahu?", "Lho, memangnya ada apa dengan beliau?", tanya Laila penasaran, "Bukan Ustadz Malik yang sakit", "Lalu siapa?" Laila makin gugup, "Ustadz Yusuf kecelakaan", jawab Nurul. Dada Laila terasa sesak, matanya membesar karena terkejut, ia menutup mulutnya seakan tak percaya apa yang baru saja didengarnya, "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un".
(bersambung....)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H