Mohon tunggu...
Vioreyna Firly Risnita
Vioreyna Firly Risnita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahsiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Postmodernisme Menurut Lyotard

12 Januari 2024   12:27 Diperbarui: 12 Januari 2024   12:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jean Francois Lyotard dalam pemikiran filosofisnya banyak dipengaruhi
oleh Karl Marx,  Nietzsche,  Immanuel Kant, Sigmund Freud.  Pengaruh  Karl Marx
nampak  sekali  dari  pandangannya  yang  tidak  menyukai  kesadaran  universal.
Sedangkan  Nietzsche  mempengaruhi pemikiran Lyotard  dalam hal  bahwa tidak
ada  perspektif  yang  dominan  dalam  ilmu  pengetahuan.  

Postmodernisme adalah teori yang lahir dari sebuah kegagalan para filsuf Modernisme untuk memajukan sosial manusia. Karna kegagalan tersebut dalam menjalani misinya untuk menjadikan generasi manusia mendatang lebih maju dalam perkembangan pengetahuan dan sosial juga.

Era postmodern menunjukkan bahwa dua narasi besar itu mulai kehilangan legitimasi akibat kemajuan ilmu pengetahuan (lewat teknologi) dan ekspansi kapitalisme lanjut. Sehingga narasi emansipasi subyek dan dialektika roh mulai kehilangan kredibilitasnya. Dalam era postmodern di mana masalah pengetahuan dianggap semakin meningkat dan kompleks, semakin jauhlah kemungkinan adanya penjelasan tunggal tentang ilmu pengetahuan.

Lyotard menganalisa bahwa dalam era postmodern ini ilmu pengetahuan telah mengalami pergeseran, dari cita-citanya yang ideal ke suatu bentuk pragmatisme. Lyotard menunjukkan bahwa telah terjadi delegitimasi ilmu pengetahuan ilmiah dan, implikasinya, ketidakpercayaan terhadap narasi besar modernisme. Narasi-narasi besar modern, menurut Lyotard, sudah mengalami keruntuhannya. Dan Lyotard menawarkan alternatif berupa paralogi, yakni pengakuan dan penghargaan terhadap pluralitas narasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun