Mohon tunggu...
VIONELIX
VIONELIX Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Hukum Game PUBG dalam Perspektif Kesadaran Individu

28 Maret 2019   10:12 Diperbarui: 28 Maret 2019   10:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hay, nama saya Singgih Tri Widodo a.k.a VIONELIX... Hari ini saya mau bahas game tentang PUBG yang katanya sih lagi ramai - ramainya. Ya, game ini banyak dibicarakan oleh banyak gamers sebelum kejadian penembakan Muslim di New Zealand. Setelah kejadian, makin banyak yang membicarakan game tersebut. Salah satunya MUI yang memberi fatwa bahwa game tersebut haram. Kok Bisa?

Sebenarnya sudah saya bicarakan di dalam video ini :


Namun sepertinya penjelasannya di sana berbelit belit. Tapi tidak ada salahnya kan kalau ditonton dulu :D, subscribe juga boleh hehe...

Ok,, intinya adalah... Hukum PUGB dari perspektif kesadaran individu.... Maksudnya adalah game PUBG ini bisa HALAL bisa juga HARAM. Mengapa? Itu tergantung dari kesadaran individu itu sendiri. 

Game tersebut akan menjadi "HARAM" ketika :

1. Si gamers bermain terus terusan tanpa tahu waktu. Waktunya ibadah tapi malah main game. Waktunya tidur tapi malah main game. Waktunya makan tapi malah main game. Dan akhirnya dia membuang buang waktu.

2. Si gamers bermain game tersebut, jika dia benar benar menjiwai game tersebut maka dia akan terpengaruh sampai mempengaruhi dirinya di level spiritual. Akhirnya, dia menjadi sama dengan karakter yang ada di game tersebut.

3. Ketika si gamers bermain dan benar benar menjiwai karakter tersebut, maka program dari game tersebut masuk ke bawah sadar si gamers. Akhirnya bener bener mempengaruhi psikologis si gamers. Akhirnya bisa menjadi pemicu peristiwa yang seperti di New Zealand.

Game tersebut bisa jadi "HALAL" ketika:

1. Si gamers hanya bermain game saja atau hanya tuntutan pekerjaan (misal akunnya untuk dijual). Tanpa harus bermain benar benar bermain menjiwai seperti tulisan saya diatas.

2. Si gamers paham kapan harus berhenti dan kapan harus main. Ya ketika dia memang benar benar ingin hiburan saja, maka bermain lah. Namun jika sudah merasa tidak butuh, maka berhentilah. Dan jangan sampai keterusan dan tidak tahu waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun