Mohon tunggu...
Viona Riska
Viona Riska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo... Nama saya Viona Riska Febiana. Biasanya dipanggil Viona. Saya berasal dari Kota Kediri dan sekarang saya berdomisili di Kota Malang. Hobi saya adalah bernyanyi dan membaca buku self-improvement. Saat ini saya adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"HARMONI : Hidup Aman dan Ramah Lingkungan Melalui Eco-Enzym" Sebagai Upaya Pengurangan Limbah Organik Dengan Eco-Enzym di Desa Torongrejo, Kota Batu

4 Desember 2023   10:11 Diperbarui: 4 Desember 2023   10:32 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah merupakan material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga perdagangan, industri, dan kegiatan pertanian di lingkungan masyarakat. Macam-macam sampah dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang mudah terurai, seperti daun-daun kering, sisa makanan, dan sisa sayuran. Sedangkan, sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah terurai, seperti botol plastik, gelas kaca, plastik makanan, dan lain-lain.

Saat ini Pemerintah Kota Batu menyatakan bahwa keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung di wilayah Kota Batu ditutup dikarenakan sudah terlalu banyak timbunan sampah. TPA Tlekung biasanya mengelola 120 ton sampah setiap hari. Selama TPA Tlekung ditutup, sampah di masyarakat akan dikumpulkan di tempat pembuangan sampah untuk dilakukan reduce, reuse, dan recycle yang sudah dipersiapkan oleh desa atau kelurahan setempat. Selain itu, masyarakat di Kota Batu harus mengelola sampah secara mandiri.

Dampak yang ditimbulkan dari penumpukan sampah yang saat ini terjadi di Kota Batu antara lain, yaitu timbunan sampah menimbulkan bau yang tidak sedap, timbunan sampah menjadi alat tempat pembiakan lalat dan penularan penyakit, serta sampah tersebut dapat menimbulkan pencemaran tanah maupun pencemaran air. Sebagai upaya pengelolaan sampah organik di Desa Torongrejo, maka kami selaku mahasiswa Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang merancang program yang bernama HARMONI. HARMONI merupakan program Hidup Aman dan Ramah Lingkungan Dengan Eco-Enzym di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu (25/11/2023).

HARMONI dihadiri oleh 10 orang warga Desa Torongrejo dari RW. 07 serta 6 orang mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat sebagai panitia kegiatan, dan 1 kader Eco-Enzym. Lokasi pembuatan Eco-Enzym dilakukan di rumah Ibu Suko selaku ketua RW. 07, Desa Torongrejo, Kota Batu. Rangkaian program kegiatan HARMONI yaitu melakukan penyuluhan terkait pemilahan sampah yang benar, penyuluhan terkait manfaat dari Eco-Enzym, serta praktik pembuatan Eco-Enzym. Kegiatan ini dimulai pukul 15.00 WIB sampai pukul 16.45 WIB.

Pada penyuluhan materi pertama yaitu pentingnya pemilahan sampah terdapat sesi Sharing Session bersama para warga desa. Para warga banyak mengeluhkan sampah di desa tersebut yang menumpuk sehingga mengganggu aktivitas warga sekitar. Kemudian sesi selanjutnya dilanjutkan dengan penyuluhan terkait manfaat Eco-Enzym guna solusi pengelolaan sampah organik di Desa Torongrejo. Pemateri dari penyuluhan ini adalah dua panitia mahasiswa dari Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Dokumentasi Penyuluhan Terkait Pemilihan Sampah dan Manfaat Eco-Enzym
Dokumentasi Penyuluhan Terkait Pemilihan Sampah dan Manfaat Eco-Enzym
Dokumentasi Sharing Session Terkait Dampak Sampah
Dokumentasi Sharing Session Terkait Dampak Sampah
Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan praktik pembuatan Eco-Enzym secara langsung. Praktik pembuatan Eco-Enzym ini dipimpin oleh enam orang mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat serta dipandu dan didampingi oleh seorang kader dari Eco-Enzym. Pertama, kami menjelaskan bagaimana perbandingan takaran untuk pembuatan Eco-Enzym. Perbandingan takaran untuk membuat Eco-Enzym adalah 1 : 3 : 10. 1 merupakan gula molase, kemudian 3 adalah bahan organik, seperti sisa sayur dan sisa buah, dan 10 adalah air (air hujan, air sumur, air PDAM, dan air galon).

Dokumentasi Edukasi Terkait Eco-Enzym
Dokumentasi Edukasi Terkait Eco-Enzym
Setelah penjelasan pembuatan Eco-Enzym oleh panitia, seluruh warga desa mencoba untuk membuat Eco-Enzym. Dimulai dari menimbang molase, air, dan bahan organik sesuai takaran. Kemudian, mencampur air dan molase lalu diaduk dengan rata. Sesudah diaduk dengan rata, air tersebut dimasukkan ke dalam botol yang telah disediakan panitia. Untuk bahan organik dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam botol. Setelah selesai pembuatan Eco-Enzym, tidak lupa untuk memberi label pembuatan dan label panen pada botol Eco-Enzym.

Dokumentasi Pembuatan Eco-Enzym Bersama Warga Desa Torongrejo RW07
Dokumentasi Pembuatan Eco-Enzym Bersama Warga Desa Torongrejo RW07
Dimulai dari penyuluhan hingga pembuatan Eco-Enzym para warga RW. 07 sangat bersemangat untuk melakukan program tersebut. Hal ini memberikan kesan yang baik bagi panitia karena kegiatan yang diselenggarakan berjalan dengan lancar dan mendapat kepuasan yang diharapkan bagi para warga RW. 07, Desa Torongrejo, Kota Batu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun