3. Hambatan Emosional dan Psikologis
Emosi dan kondisi psikologis seseorang dapat memengaruhi cara berkomunikasinya dengan orang lain. Stres, kecemasan, dan emosi lainnya dapat mengubah cara seseorang menafsirkan pesan. Misalnya, seseorang yang merasa cemas dapat salah menafsirkan pernyataan netral sebagai pernyataan negatif, yang menyebabkan konflik atau kesalahpahaman yang tidak perlu.
4. Hambatan Proses
Hambatan yang terjadi pada proses komunikasi yang diakukan. Dalam situasi komunikasi secara tidak langsung, contohnya pada saat kita melakukan video call dengan orang lain. Meskipun bertatap muka terkadang koneksi atau sinyal provider internet terkadang membuat video call tidak berjalan lancar, sehingga pada saat membicarakan hal-hal yang penting, video menjadi terputus-putus suaranya ataupun gambarnya tidak jelas sehingga membuat pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengn baik.
5. Gangguan Lingkungan
Hambatan ini terjadi ketika komunikasi yang dilakukan di tempat yang kurang mendukung. Misalnya melakukan komunikasi di pinggir jalan yang ramai sehingga suara lawan bicara kurang terdengar, atau ketika hujan deras dan diselingi oleh suara petir akhirnya pesan yang ingin disampaikan komunikan ataupun komunikator akan terganggu dan bisa menimbulkan kesalahpahaman karena pesan yang diterima tidak jelas.
Dari beberapa hambatan tersebut, kita dapat mengatasinya dengan beberapa cara agar komunikasi yang dilakukan efektif dan meminimalisir terjadinya hambatan. Diantaranya yaitu:
1. Gunakan kata-kata atau bahasa yang mudah dipahami, saat menggunakan jargon atau bahasa gaul, itu dapat membuat orang lain sulit memahami. Hal ini dapat menyebabkan banyak konflik saat komunikasi tersebut berlangsung. Solusi terbaik untuk menghindari kesalahpahaman adalah dengan menggunakan kata-kata atau istilah yang mudah dipahami. Dengan melakukan itu dapat membuat proses komunikasi menjadi lebih efektif.
2. Lakukan bahasa tubuh yang netral, isyarat non-verbal pada umumnya bersifat bawah sadar, namun isyarat tersebut dapat berbicara lebih keras daripada kata-kata. Sebelum memulai komunikasi, perhatikan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata. Sebagai contoh komunikan atau komunikator dapat menggunakan gerakan tangan untuk menunjukkan antusiasme. Lalu, pasang wajah dengan senyuman.
3. Gunakan empati untuk memahami orang lain, empati membantu memahami kebutuhan orang lain, tanpa harus bertanya kepadanya apa yang sedang terjadi. Inilah sebabnya mengapa empati merupakan aspek penting dari komunikasi yang efektif. Mampu memahami konteks emosional saat pesan disampaikan dapat membantu mengatasi hambatan emosional dan psikologis yang mungkin muncul. Ini melibatkan pemahaman perasaan dan sudut pandang orang lain dan mempertimbangkannya.
4. Carilah tempat dengan jaringan internet yang baik. Gunakan perangkat dengan provider yang mendukung.