Mohon tunggu...
Damai NabihaTyagadara
Damai NabihaTyagadara Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya orang lewat

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Semalam

21 November 2020   12:11 Diperbarui: 21 November 2020   12:18 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul 21.00 aku pun beranjak kekamar tidur lalu aku tidur .Kriinngg... Kriiingg... Dering alarm dari handphoneku berdering membangunkanku tepat pukul 04.00 pagi. Aku pun terbangun lalu menjernihkan pikiran, dan aku pun segera mengambil air wudhu untuk solat subuh, lalu aku sadar aku mendapat mimpi yang menakutkan tadi malam tapi semuanya masih samar samar kuingat, aku pun beranjak ke kamar mandi sambil mengumpulkan semua ingatan akan mimpi semalam. Perasaanku benar benar lupa akan mimpiku "ahh sudahlah aku tidak ingin mengingatnya" ucapku dalam hati.

Sudah pukul 06.15 waktunya aku berangkat sekolah, dengan mengendarai sepeda motor aku menempuh jarak kurang dari satu kilometer. Setibanya di sekolah aku harus mempersiapkan diri untuk tugas kelompokku hari ini, aku masih kelas satu SMP aku belum terlalu mengenal teman sekelasku terlebih lagi aku seorang yang senang bercanda , sangat mudah mendapat teman walau mereka tahu aku selalu juara satu, mereka sangatlah senang jika berkumpul denganku karena bisa tertawa terus sampai terkadang perut mereka sakit gara gara tertawa .

"Fajar, kamu kan ketua kelompok kamu nanti yang presentasinya ya kamu yang paling menguasai materi" ucap Adit teman sekelompok sekaligus sahabat terbaikku, "Menurut yang lain gimana? Ada yang mau presentasi mungkin?" tanyaku kepada semua rekan sekelompok. Mereka pun mengatakan hal yang sama dengan adit dan otomatis akulah yang akan mewakili mereka semua.

Bahasa jawa tidak masalah bagiku karena aku sangat suka pelajaran Bahasa jawa tapi masalahnya adalah tampil di depan banyak orang, selalu gagal jika aku jadi pusat perhatian, aku sebenarnya tidak mau presentasi tapi aku juga tidak bisa menolak, aku mungkin akan membunuh timku sendiri.

Bel tanda masuk pun berbunyi, sekarang waktunya pelajaran Bahasa jawa, aku hanya bisa menghela nafas dan mempersiapkan diri untuk presentasi. Lagi dan lagi aku mungkin sudah membolak balikan buku materi puluhan kali, bahkan ratusan kalipun otakku tak akan menerima semua yang kubaca karena aku tidak fokus. Mataku terus melirik kedua arah, yaitu ke arah kertas materi serta pintu kelas yang tertutup rapat, sudah pukul 07.15 tapi Pak Andy belum juga datang, ketidakpastian kehadirannya malah membuatku tambah frustasi dan gugup.

"Kemana jar?" tanya Adit yang penasaran melihatku beranjak pergi, "Ke toilet dulu dit" jawabku padanya. Aku memutuskan pergi ke toilet untuk menenangkan pikiranku karena tidak bisa fokus, jarak toilet dan kelasku memang sedikit jauh makanya aku harus berjalan cepat. Kutelusuri koridor yang panjang dan tak berkelok ini, Koridor ini sedikit gelap karena berada tepat di bawah gedung bertingkat, hanya mengandalkan cahaya lampu. Tiba tiba aku teringat akan mimpiku semalam.

Sepertinya aku semalam bermimpi tentang presentasi ini dan aku juga masih bingung sebenarnya kenapa materi presentasi ini sampai terbawa mimpi .Aku duduk dan terdiam untuk puluhan menit karena aku bingung. Bagaimana caranya aku bisa menguasai materi jika aku tidak fokus begini dan aku menoleh ke arah kanan di sana terdapat bayangan seperti pak andy dan sebelah kiriku juga terdapat bayangan tentang materi itu, aku pun jadi tambah bingung bagaimana cara supaya aku bisa presentasi dengan baik dan bisa mendapatkan nilai nagus untuk kelompokku.

Aku pun memutuskan untuk menyerah, aku mendongakkan kepala ke atas karena putus asa dan lelah, aku melihat sebuah lobang yang biasanya buat membuang sampah oleh pak bon. Setelah berpikir cukup lama aku pun menyerah aku harus keluar dari tempat ini dan aku tidak mempedulikan lagi presentasiku di kelas itu, aku memutuskan untuk memilih jalan gelap yang ada di lobang itu, sambil meraba tembok yang ada di sisiku aku terus berjalan dan berjalan. Sangat hening, tak ada suara apapun kecuali langkah kakiku, otakku pun fokus pada suara langkah kaki yang ku buat.

Duuukk.. Duuuukk.. Duuukk.. Suara langkahku pelan. Duk.. Duk.. Duk.. "Siapa itu" teriakku, aku mendengar suara langkah kaki menuju ke arahku, langkahnya sangat cepat dan terdengar sangat menakutkan. Tanpa ragu aku pun berlari dan terus berlari tapi aku juga terus dikejar olehnya, aku tidak tahu dia siapa tapi aku takut kepadanya.

Kakiku lelah, badan ku pun sudah basah oleh keringat, aku tidak tahu sampai kapan aku harus berlari dan tempat ini masih gelap seperti tadi. Lalu disaat aku berlari aku mendengar suara seperti alarm yang setiap subuh aku dengar, hatiku sedikit lega disaat itu juga aku melihat setitik cahaya "itu jalan keluar" ucapku dalam hati. Tanpa ragu aku terus berlari menuju cahaya itu dan akupun sampai. Saat aku tiba di cahaya kecil itu aku berada di tempat tidurku, aku mengusap keringat di dahiku dan saat itu aku lupa semua tentang mimpiku.

Dari mimpi itu aku sadar aku harus menghadapi ketakutanku untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Presentasi di depan orang banyak adalah tantangan dan jalan gelap adalah sebuah keputus asaan serta orang yang mengikuti kita adalah sebuah penyesalan tiada akhir akan kesempatan yang telah kita sia siakan karena kita tidak berjuang dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun