Jika dikelola dengan bijak, menhir dapat menjadi daya tarik pariwisata budaya. Situs arkeologi yang mencakup menhir dapat menarik wisatawan yang tertarik pada sejarah, budaya, dan warisan prasejarah Indonesia.
Jika menhir dihubungkan dengan pengamatan astronomi, ini dapat membuka peluang penelitian dalam bidang arkeoastronomi. Studi ini dapat membantu kita memahami bagaimana masyarakat prasejarah di Indonesia memahami dan memanfaatkan pengetahuan astronomi untuk keperluan praktis atau spiritual.
Penemuan menhir dapat digunakan untuk tujuan pendidikan. Informasi tentang menhir dan konteksnya dapat diperkenalkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan pemahaman sejarah dan warisan budaya di kalangan siswa dan masyarakat umum.
Meneliti lokasi menhir dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana masyarakat prasejarah berinteraksi dengan lingkungan mereka. Ini dapat memiliki implikasi untuk perencanaan pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Penemuan menhir dapat mendorong kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Ini dapat mengarah pada upaya pemeliharaan dan pelestarian situs arkeologi guna memastikan warisan ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Â
   Dalam perjalanan waktu, interaksi kompleks antara manusia, alam, dan budaya telah membentuk warisan megah yang dapat kita saksikan dalam peninggalan tradisi Megalitik, khususnya Menhir, di Indonesia. Menhir, lambang "si mati," menjadi pusat pemujaan dan ritual bagi masyarakat prasejarah. Dalam konteks kebudayaan Megalitik, pembentukan kebudayaan dipengaruhi oleh iklim dan kondisi geografis, menciptakan monumen batu raksasa sebagai ekspresi kepercayaan akan hubungan timbal balik antara manusia, arwah nenek moyang, dan alam.