Jurnalisme multimedia, merupakan kegiatan kegiatan jurnalisme yang berkembang di Indonesia.
Dengan memanfaatkan elemen multimedia, berita yang disampaikan dapat lebih lengkap sekaligus menghibur atau tidak membosankan.
Sebelum masuk ke pembahasan jurnalisme multimedia, ada baiknya kita memahami dulu apa itu multimedia interaktif.
Multimedia interaktif belum banyak digunakan oleh perusahaan berita online mainstream.Â
Memang kebanyakan pembaca berita online menyukai elemen multimedia dan interaktif, tetapi kebanyakan dari mereka juga biasanya kebingungan dengan fitur (interaktif, video, audio) tersebut, dan tidak memanfaatkannya.
Yang artinya, menggunakan dan memahami informasi visual yang berbentuk digital itu sulit.Â
Multimedia interaktif digunakan untuk memaksimalkan penyampaian berita, yaitu dengan berinteraksi dengan pembacanya.Â
Multimedia Interaktif masih berhubungan dengan jurnalisme multimedia karena dalam praktik jurnalisme multimedia, tidak luput dari penggunaan multimedia interaktif tersebut.
Definisi dari jurnalisme multimedia sendiri adalah praktek jurnalisme yang menggunakan tiga atau lebih elemen media di dalamnya.Â
Untuk mengenal lebih dalam mengenai jurnalisme multimedia, kita akan membahas apa saja elemen- elemen dari jurnalisme multimedia.
Terdapat 5 (lima) elemen yang termasuk ke dalam jurnalisme multimedia, antara lain teks, gambar, audio, animasi, dan video.
Teks
Teks merupakan elemen yang sangat penting dalam jurnalisme. Karena teks dapat dengan mudah menyampaikan banyak informasi.Â
Tanpa adanya teks, pembaca akan kesulitan dalam memahami berita ataupun mencari informasi spesifik yang diinginkan.
Gambar
Dalam jurnalisme online, gambar sangat berperan untuk menarik perhatian pembaca. Karena selain judul, hal lain yang dilihat pertama kali oleh pembaca adalah gambar.
Selain itu, gambar juga harus dapat mewakili atau melengkapi isi berita, sehingga pembaca tahu informasi apa yang akan mereka baca.
Audio
Ada dua peran audio yang dapat digunakan dalam suatu berita. Yaitu untuk melengkapi isi (podcast) atau sebagai pengiring pembaca (background sound/song).
Kedua peran tersebut penting karena dengan adanya podcast, pembaca dengan penyakit tertentu seperti disleksia atau pembaca yang lebih suka menerima informasi yang berbentuk audio dapat memanfaatkannya.Â
Sedangkan audio pengiring berperan sebagai pembuat suasana yang sesuai dengan berita yang disampaikan. Misalnya berita bencana yang disertai musik pengiring yang sedih.
Selain itu, hadirnya audio juga dapat menarik minat pembaca dengan memberikan pengalaman yang baru.
Animasi
Selain audio, animasi juga sangat membantu dalam menarik pembaca. Dengan hadirnya animasi, pembaca mendapat pengalaman membaca berita yang lebih baru dan menyenangkan.
Video
Video bertugas untuk melengkapi isi berita yang disampaikan. Dengan adanya video, pembaca menjadi lebih paham dengan isi berita serta mendapat visualisasi mengenai berita tersebut.
Contohnya dalam berita mengenai kejadian kecelakaan lalu lintas atau kriminalitas, pembaca dapat melihat tkp kejadian melalui video yang dihadirkan.
Dengan hadirnya teknologi yang semakin maju, ada baiknya kita mengetahui dan memahami jurnalisme multimedia. Semoga melalui penjelasan diatas, para pembaca sekalian dapat lebih paham dan tertarik dengan dunia jurnalisme multimedia.
Deuze, M. (2004). What is multimedia journalism?. Journalism studies, 5(2), 139-152.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H