Mohon tunggu...
Viona Suryono
Viona Suryono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Identitas dalam Film "Call Me By Your Name" (2017)

14 November 2021   19:47 Diperbarui: 14 November 2021   19:51 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam buku Film Studies of Dummies juga dikatakan bahwa "Psychoanalytic film theory is a way to uncover the hidden meaning from a text and a means of understanding the complex processes of film spectatorship"

Kajian Psikoanalisis Film Call Me By Your Name (2017)

Dalam film ini diceritakan bahwa awalnya, Elio tidak terlalu menyukai Oliver karena sikap arogannya saat mereka bermain voli bersama.

Hal ini juga terlihat saat Elio tidak bersedia memainkan piano sesuai keinginan Oliver, namun pada akhirnya Elio memainkannya juga. Adegan ini juga dapat diartikan sebagai sisi kekanakan Elio yang masih berusia 17 tahun dan godaannya terhadap Oliver.

Ada beberapa adegan yang menggambarkan tumbuhnya perasaan Elio terhadap Oliver. Diawali dengan close up shoot pada wajah Elio yang terlihat tidak senang saat Oliver menari dengan perempuan di sebuah pesta.

Kemudian Id Elio merespon pemandangan tersebut dengan ikut menari bersama dengan pacarnya, Marzia. Permainan 'saling membuat cemburu' ini berlanjut hingga keesokan harinya saat Elio bercerita kepada orang tuanya bahwa Ia hampir bersetubuh dengan pacarnya semalam. Yang kemudian dibalas Oliver dengan mencium perempuan yang menari dengannya semalam. 

Pada titik ini, Elio masih menyangkal perasaannya terhadap Oliver, karena sebagai seseorang dengan latar belakang Jewish, homoseksualitas merupakan tindakan tidak terpuji. Adegan-adegan mesranya bersama Marzia juga menandakan penolakan atas perasaannya terhadap Oliver.

Berkembangnya hubungan Elio dan Oliver terus terlihat dengan mereka yang memutuskan untuk berdamai dan semakin sering menghabiskan waktu bersama. Hingga tiba di adegan dimana Elio mengajak Oliver ke sebuah sungai terpencil yang sering didatangi Elio.

Dalam adegan tersebut Elio berkata "This is my spot, its all mine". Kita dapat menginterpretasikan adegan ini sebagai penerimaan Elio atas Oliver untuk masuk ke hidupnya, serta jati dirinya yang baru.

Hal ini juga dapat dilihat saat Ia mengaku kepada Ibu dan Ayahnya bahwa Ia menyukai Oliver. Namun penyangkalan atas seksual orientasinya terus berlanjut saat Ia memutuskan untuk berhubungan badan dengan Marzia. Meskipun begitu, Elio terus memikirkan Oliver dan tidak bisa fokus kepada Marzia.

Akhirnya Elio berbuhungan badan dengan Oliver dan dalam momen tersebut, Oliver berkata " Call me by your name and i'll call you by mine". Dialog yang dapat diartikan sebagai cinta yang hanya terbentuk di antara mereka berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun